Blog

Menurut Para Ahli Filsafat

the Monkey Times – Sejajar dengan filosofi yang dari segi etimologi bahasa berarti bermakna Filos (cinta) dan Sophia (kebijaksanaan), Etika dan Filosofi merupakan bagian dari filsafat itu sendiri.

Arti Etika Dari Segi Etimologis dan Bahasa
Etika secara Etimologis dalam bahasa Yunani terkandung kata Ethos serta Ethikos.

Dilansir dari Kompasiana, kata ‘etika’ berasal dari kata ‘ethos’, yang berarti sebuah kebiasaan watak, sikap dan sifat, sedangkan Ethikos berarti keadaban, perilaku, serta kesusilaan yang baik.

Secara umum menurut etimologis bahasa dapat diartikan kumpulan dari hasil keadaban atas terbentuknya sikap dan sifat dalam kehidupan sehari – hari.

Etika mencakup sebuah analisis pribadi dalam menerapkan konsep nalar berpikir benar, baik serta mempunyai responsibility terhadap perilakunya.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia Etika merupakan ilmu yang mempelajari baik dan buruk, hak dan kewajiban moral.

Selain itu etika adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Sedangkan etika dari kamus Oxford secara singkat berarti prinsip moral yang mengontrol atau mempengaruhi perilaku seseorang.

Dari aspek tersebut etika menjadi sebuah pembeda antara manusia dengan hewan baik dari fungsi pribadi dan makhluk sosial.

Sehingga hubungan etika manusia ini kelak pada nantinya menciptakan aturan – aturan atau norma dasar secara sistematis yang membentuk organisasi, birokrasi dengan keseluruhan legalitas dan legitimasi tercakup di dalamnya.

Untuk itu marilah kita mengetahui secara lebih lanjut tentang pengertian etika menurut para Ahli Filsafat.

Menurut Aristoteles etika diartikan menjadi 2 pengertian yaitu melalui Terminius Technicus (Technical of term) dan Manner and Custom.

Untuk pengertian Terminius Technicus merupakan sebuah etika yang mempelajari suatu problema tindakan manusia.

Tindakan ini lah yang secara kontinu dengan kebiasaannya yang baik disebut etika. Kemudian Manner and Custom merupakan sebuah pembahasan etika yang berhubungan dengan tata cara dan adat kebiasaan yang melekat dalam diri manusia.

Sangat terkait dengan adanya “baik & buruknya” suatu perilaku, tingkah atau perbuatan manusia.

Menurutnya Etika adalah nilai dan norma moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur perilaku.

Kalau etika keutamaannya adalah karakter ketulusan rela melayani sepenuh hati masyarakat yang sakit.

1. William K Frankena (1908)

Pertama – tama, keutamaan etika adalah etika aretaic. Frankena berpendapat bahwa syarat dan penilaian aretaic sudah cukup, atau setidaknya yang dasar dan deontic logic (ought to be dan ought to do/apa yang seharusnya terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan) “tidak pantas”, “tidak perlu” atau setidaknya turunan.

Sedangkan seseorang diklasifikasikan sebagai moralis deontic, jika ia memegang kebalikannya. Istilah etika deontik mencakup “kewajiban” yang benar dan salah, sedangkan istilah aretaic mencakup baik secara moral, buruk secara moral, “ baik dan jahat.

Istilah ini berbeda, menurut Frankena bahwa istilah aretaic bersifat skalar yang deotic tidak, apalagi yang pertama hanya diterapkan pada orang,motif, tindakan nyata, niat, dan sifat karakter, yang terakhir berbicara sebagai pembawa kebaikan moral.

De Vos mendefinisikan etika sebagai ilmu pengetahuan tentang kesusilaan (moral). Yang berarti juga kebiasaan dan adat.

Kata moral bersifat subyektif, menurut Bernard Williams dalam paperback “Morality an Introduction to Ethics” (1993, hlm. 14) menyatakan:

* Penilaian moral manusia semata – mata menyatakan sikapnya sendiri.
* Penilaian moral tidak dapat dibuktikan, ditetapkan kebenarannya sebagaimana pernyataan ilmiah, itu masalah pendapat individu.
* Tidak ada fakta moral, hanya ada jenis fakta yang dapat ditemukan oleh ilmuan atau pengamatan umum, serta nilai – nilai yang ditempatkan manusia pada fakta – fakta itu.

Menurutnya Etika ialah mempertimbangkan atau memperhatikan suatu tingkah laku manusia di dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan moral.

Etika lebih mengarah ke penggunaan akal budi dengan objektivitas guna menentukan benar atau salah nya serta tingkah laku seseorang terhadap lainnya, dalam pengertian etika menurut Dr. James J Spillane SJ dapat ditarik kesimpulan, bahwa etika adalah menjaga tingkah laku manusia dalam bertingkah dan berpikir secara moral.

Dapat disimpulkan bahwa secara langsung dan tidak langsung etika itu merupakan sebuah bentuk atau hasil yang timbul dari akal budi dan tingkah laku manusia yang kemudian mencapai norma atau nilai yang secara kumulatif bersama sehingga menciptakan aturan – aturan yang diberlakukan baik dalam lingkup pribadi atau lingkup bersama.