Blog

Teori Sosiologi Menurut Para Ahli

Home » Sosiologi » Teori Sosiologi Menurut Para Ahli

Sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Socius dalam bahasa Latin memiliki arti teman, sedangkan kata logos berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti perkataan atau pembicaraan, dan ilmu. Jadi, Sosiologi dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas mengenai hubungan antarmanusia dalam kehidupan bermasyarakat.

Teori merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya yaitu melalui proses dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori sosiologi menjadi landasan membuat diskripsi analisis dalam menjabarkan gejala sosial. Dalam ilmu Sosiologi terdapat teori-teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Diantaranya sebagai berikut.

1. Auguste Comte

Auguste Francois Zavier Comte (Auguste Comte) lahir pada tanggal 19 Januari 1798 di Montpellier, Prancis. Pemikiran Auguste Comte yang terkenal adalah prositivisme (positivism).

Pemikiran tersebut bermula dari fenomena Revolusi Industri Inggris. Ia menekankan bahwa terdapat tiga tingkatan intelektual yang harus dilewati dunia sepanjang sejarahnya.

Adapun tiga tahap/tingkatan intelektual dalam perkembangan manusia adalah sebagai berikut.

* Tahap teologis, menjadi karakteristik dunia dalam era 1300-an. Dalam periode ini sistem gagasan utama menekankan pada keyakinan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib. Tahap teologis dibagi menjadi tiga, yaitu fetisisme, politeisme, dan monoteisme. Fetisisme merupakan kepercayaan manusia terhadap dewa-dewa. Politeisme merupakan kepercayaan manusia kepada lebih dari satu Tuhan. Adapun moteisme merupakan kepercayaan manusia untuk menyembah satu tuhan.
* Tahap metafisik, berlangsung sekitar tahun . Tahap ini merupakan tahap transisi teologis menuju positiviis. Tahap metafisik ditandai adanya kepercayaan hukum Tuhan yang diseimbangkan dengan pikiran manusia.
* Tahap positivisik, berlangsung sejak tahun 1800 ditandai dengan berkembangnya ilmu sains (science). Pada tahap ini manusia mulai memusatkan perhatian pada pengamatan alam fisik dan duna sosial guna mengetahui hukum-hukum yang mengaturnya.

Dengan demikian, teori yang diutarakan Auguste Comte memusatkan perhatian pada faktor intelektual. Menurutnya, kekacauan intelektual menyebabkan kekacauan sosial.

2. Max Weber

Max Weber lahir pada tanggal 21 April 1864 di Erfurt, Jerman. Bagi Max Weber, Sosiologi adalah suatu ilmu yang berusaha memahami tindakan-tindakan sosial dengan menguraikannya dan menerangkan sebab-sebab tindakan tersebut. Max Weber memisahkan empat tindakan sosial, yaitu tindakan rasional instrumental, tindakan rasional berorientasi nilai, tindakan tradisional, dan tindakan efektif.

Selain teori tindakan sosial, Max Weber juga menyampaikan teori kelas, status, kekuasaan, dan rasionalitas (verstehende).Verstehen adalah suatu upaya untuk memahami makna subjektif suatu tindakan dengan cara menempatkan diri dalam suatu peran. Max Weber meninggal pada tanggal 14 Juni 1920 ketika mengerjakan karya terpentingnya, yaituEconomy and Society. Karyanya antara lain Wirtschaft und Gessellschaft dan Gesammelte Aufsatze zur Wissenschaftlehre.

3. Karl Marx

Karl Marx lahir pada tanggal 5 Mmei 1818 di kota Trier di tepu Sungai Rhine. Ia seorang keturunan borjuis, tetapi lebih dikenal sebagai penentang kaum borjuis. Menurut Karl Marx, kelas merupakan penggerak dari segala bentuk perubahan sosial maasyarakat. Hubungan sosial menurut Karl Marx didasarkan pada peran masing-masing terhadap sarana produksi.

Teori-teori yang dikemukakan oleh Karl Marx diantaranya adalah sebagai berikut.

* Teori kelas, yaitu sekelompok orang yang memiliki fungsi dan tujuan sama dalam organisasi produksi. Terdapat tiga kelas masyarakat menurut Karl Marx, yaitu pemilik tanah, pemilik modal, dan pekerja. Kelas sosial dalam sistem produksi menyebabkan penindasan kelas atas terdahap kelas bawah, misalnya nasib buruh yang ditindas oleh para pemilik modal pada masa Revolusi Industri.
* Teori alienasi (keterasingan), yaitu manusia menjadi budak dari hasil kreasi/ciptaannya sendiri. Alienasi yang dialami kaum buruh dalam bidang kerja meliputi alienasi dari hasil produksinya, alienasi dari proses produksinya, teralienasi dari dirinya sendiri, dan alienasi dari lingkungan masyarakat atau pergaulan. Alienasi yang dialami kaum buruh misalnya seorang buruh tidak mampu membelu baju hasil produksi pabriknya karena upah yang ia terima terlalu kecil untuk membayar harga baju itu.

4. Emile Durkheim

Emile Durkheim lahir pada tanggal 15 April 1858 di Epinal, Prancis. Emile Durkheim adalah keturunan pendeta Yahudi. Akan tetapi, sejak berumur 10 tahun, perhatiannya terhadap agama lebih bersifat akademis daripada teologis. Emile Durkheim mendalami metodologi ilmiah dan prinsip moral yang diperlukan untuk menuntun kehidupan sosial.

Emile Durkheim berpendapat bahwa Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari fakta sosial, yaitu cara bertindak, berpikir, dan berperasaan dari luar individu yang memiliki kekuatan memaksa. Dalam bukunya berjudulThe Division of Labour in Society(1968). Emile Durkheim menyatakan spesialisasi dan diferensiasi dalam pekerjaan merupakan contoh fakta sosial yang mengindikasi adanya pemaksaan dari luar kehendak diri sendiri.

Dalam karyanya yang lain, yaituSuicide, Emile Durkheim menceritakan kecenderungan orang bunuh diri karena adanya kekuatan di luar individu.

5. George Simmel

George Simmel lahir pada tahun 1858 di pusat kota Berlin, Jerman. George Simmel menerima gelar doktor dari Universitas Berlin pada tahun 1881 dan mulai mengajar di sana pada tahun 1885. Selama lima belas tahun ia tetap bekerja sebagai dosen-privat (privatdozent mahasiswa). Ia menerima gelar “Profesor Luar Biasa”, tetapi hanya merupakan kehormatan belaka tanpa kompensasi uang.

George Simmel akhirnya meninggalkan Universitas Berlin pada tahun 1914 untuk menerima posisi sebagai profesor penuh di Universitas Strasbourg, tetapi kehidupan akademisnya segera berhenti karena perang.

Berikut teori dan pemikiran dari George Simmel.

* Pemikiran dialektis, yaitu suatu pemikiran individu yang memiliki hubungan bersifat dualistis. Di satu pihak individu merupakan anggota masyarakat dan disosialisasikan dalam masyarakat tersebut, tetapi pada waktu yang sama ia juga menentang masyarakat itu sendiri. Pemikiran dialektis merupakan teori Simmel yang paling dikenal.
* Interaksi sosial, George Simmel mencoba membedakan bentuk dan isi dari interaksi. Bentuk yang dibedakan tentang superordinasi dan subordinasi. Superordinasi merupakan ketaatan masyarakat dalam interaksi sosialnya. Sementara itu, subordinasi merpakan dominasi dalam proses interaksi sosial yang biasanya dilakukan oleh kelompok penguasa.
* The Philosophy of Money, yaitu analisis berakaitan antara pertaruhan manusia dan uang. Uang memiliki fungsi unik yaitu menciptakan jarak antara orang dan objek, selanjutnya menjadi sarana untuk mengatasi jarak tersebut.
* Tiga wilayah masalah dalam Sosiologi menurut George Simmel, yaitu Sosiologi murni (tentang variabel-variabel sosialisasi dan interaksi). Sosiologi umum (membahas produk sosial dan kultural), serta Sosiologi filosofis.

6. Charles Wright Mills

Charles Wright Mills lahir di Texas pada tanggal 28 Agustus 1916. Charles Wright Mills mengembangkan teori sosiologi modern dengan pokok pikiran imajinasi sosiologi (sociological imagination). Imajinasi sosiologi membantu masyarakat memahami berbagai peristiwa yang terjadi di sekitar mereka.

Seperti apakah imajinasi sosiologi yang dimaksud oleh Charles Wright Mills? Untuk melakukan imajinasi sosiologi diperlukan personal troubles of milieu danpublic issues of social structure. Menurut Charles Wright Mills, personal troubles of milieu(kesusahan) merupakan masalah yang berkaitan dengan pribadi dan ancaman terhadap dirinya sendiri.

Sementara itu,public issues of social structure (isu) merupakan hal yang bersifat umum dan berkaitan dengan masyarakat luas.

7. Ferdinand Tonnies

Ferdinand Tonnies lahir pada tahun 1855. Ferdinand Tonnies merupakan pencetus istilah kelompok sosial masyarakat paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan (gesselischaft). Paguyuban (gemeinschaft) merupakan bentuk kehidupan bersama ketika anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin murni serta bersifat alami dan kekal. Kelompok sosial paguyuban dapat ditemukan dalam kehidupan masyarakat perdesaan.

Sementara itu, patembayan (gesselischaft) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu pendek, berorientasi pada hasil, serta strukturnya bersifat mekanis (berdasarkan keahlian). Masyarakat patembayan biasa ditemukan pada wilayah perkotaan.

Teori evolusi tanpa kemajuan juga diungkapkan oleh Ferdinand Tonnies sebagai bentuk perubahan pola pikir. Seseorang mengharapkan suatu keadaan yang pada dasarnya bertolak belakang dengan keadaan sesungguhnya.

Evolusi tanpa kemajuan merupakan bentuk harapan masyarakat patembayan terhadap pola hubungan masyarakat paguyuban. Menurut Ferdinand Tonnies, kehidupan bersama pada dasarnya berasal dari kemauan manusia itu sendiri.

> Baca juga:4 Fungsi Sosiologi – Penelitian, Pembangunan, Perencanaan, dan Pemecah

Nah, itulah 7 teori-teori mengenai sosiologi menurut para ahli di dunia, yaitu menurut Auguste Comte, Max Weber, Karl Marx, Emile Durkheim, George Simmel, dan Ferdinand Tonies. Demikian artikel yang dapat freedomsiana.id bagikan mengenai teori Sosiologi dan semoga bermanfaat.