Blog

Teori Pemrosesan Informasi Menurut Para Ahli

Teori Pemrosesan Informasi Menurut Para Ahli – Setiap manusia pasti belajar dan menerima informasi-informasi yang secara langsung maupun tidak langsung. Dalam keilmuan jurnalistik atau komunikasi ada teori pemrosesan informasi yang menjelaskan bagaimana informasi itu diproses atau diolah oleh manusia. Dalam tulisan ini universitasjurnalistik.com telah merangkum teori tersebut berikut ini.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pemrosesan informasi yang dikemukakan oleh Robert Milis Gagne, menurut peneliti teori ini sesuai untuk dijadikan rujukan utama penelitian karena teori ini menekankan bagaimana proses memori dan proses berpikir. Pada teori ini dijelaskan bagaimana individu memproses informasi, bagaimana informasi masuk kedalam pikiran, bagaimana informasi disimpan dan disebarkan, kemudian informasi diambil kembali sebagai acuan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas yang kompleks seperti memecahkan masalah dan berpikir. Proses yang dijelaskan ini merupakan cara khalayak dalam memproses informasi yang diterima dari media dan lingkungannya sehingga memunculkan kebutuhan mereka terhadap informasi.

Teori pemrosesan informasi adalah bagian dari teori belajar sibernetik. Secara sederhana pengertian belajar menurut teori belajar sibernetik adalah pengolahan informasi. Mengkaji proses belajar lebih penting dari hasil belajar, proses belajar itu sendiri adalah sistem informasi, sistem informasi ini pada akhirnya akan menentukan proses belajar. Ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali atau pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi mengingat untuk menyimpan informasi ke dalam long-term memory dan strategi pemecahan masalah.

Teori pemrosesan informasi lebih menekankan pentingnya proses-proses kognitif atau menganalisis perkembangan keterampilan kognitif seperti perhatian, memori, metakognisi dan strategi kognitif. Sehingga teori ini didasarkan atas tiga asumsi umum yaitu pikiran dipandang sebagai suatu sistem penyimpanan dan pengembalian informasi, individu-individu memproses informasi dari lingkungan, dan terdapat keterbatasan pada kapasitas untuk memproses informasi dari seorang individu. Kemudian, pemrosesan informasi terjadi ketika adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

Teori Pemrosesan Informasi

> Baca juga: Pengertian Uses & Gratification
Menurut Robert M Gagne dalam Rusman (2014: ) dalam proses pemrosesan informasi terdiri dari delapan fase, yaitu: 1. Motivasi, merupakan fasel awal memulai pembelajaran dengan adanya dorongan untuk melakukan suatu tindakan dalam mencapai tujuan tertentu. Pada fase ini akan dipengaruhi oleh pengaruh internal dan pengaruh eksternal 2. Pemahaman, merupakan fase individu menerima dan memahami informasi yang diperoleh dari pembelajaran, pemahaman bisa didapatkan melalui perhatian. 3. Pemrolehan, merupakan fase dimana individu memberikan makna atau mempersepsikan segala informasi yang pada dirinya sehingga terjadi proses penyimpanan dalam memori peserta didik. 4. Penahanan, merupakan fase dimana individu menahan informasi yang sampai pada dirinya sehingga terjadi proses penyimpanan dalam memori. 5. Ingatan kembali, merupakan fase mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan ketika terjadi rangsangan. 6. Generalisasi, merupakan fase hasil pembelajaran untuk keperluan tertentu. 7. Perlakuan, merupakan fase perwujudan perubahan perilaku individu sebagai hasil pembelajaran. 8. Umpan balik, merupakan fase individu memperoleh feedback dari perilaku yang telah dilakukannya. Dalam suatu kegiatan belajar, seseorang menerima informasi dan kemudian mengolah informasi tersebut di dalam memori. Pemrosesan informasi dalam memori manusia diproses dan disimpan dalam tiga tahapan yaitu sensory memory, short-term memory dan long-term memory. 1. Sensory Memory Informasi masuk ke dalam sistem pengolah informasi manusia melalui berbagai saluran sesuai dengan inderanya. Sistem persepsi bekerja pada informasi ini untuk menciptakan apa yang kita pahami sebagai persepsi. Karena keterbatasan kemampuan dan banyaknya informasi yang masuk, tidak semua informasi bisa diolah. Informasi yang baru saja diterima akan disimpan pada sensory memory. Durasi suatu informasi dapat tersimpan di dalam sensory memory kurang dari setengah sekon untuk informasi visual dan sekitar tiga sekon untuk informasi audio. Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting karena menjadi syarat untuk dapat melakukan pemrosesan informasi pada tahap selanjutnya. Tahap ini berfungsi agar individu memberikan perhatian yang lebih terhadap informasi jika informasi tersebut memiliki ciri khas yang menarik dan informasi tersebut mampu mengaktifkan pola pengetahuan yang dimiliki individu sebelumnya. 2. Short-term memory atau working memory Short-term memory atau working memory berhubungan dengan apa yang sedang dipikirkan seseorang pada saat ketika menerima stimulus dari lingkunan. Durasi suatu informasi tersimpan di dalam short-term memory adalah sekon. Durasi penyimpanan akan bertambah lama menjadi sampai 20 menit apabila terjadi pengulangan informasi. Informasi yang masuk ke dalam short-term memory berangsur-angsur menghilang ketika informasi tersebut tidak lagi diperlukan. Tetapi, jika informasi ini selalu digunakan maka akan masuk ke dalam tahapan long-term memory. 3. Long-term memory Long-term memory merupakan memori penyimpanan yang relatif permanen yang dapat menyimpan informasi meskipun informasi tersebut mungkin tidak diperlukan lagi. Informasi yang tersimpan pada memori ini akan diorganisir agar membentuk scherma. Scherma merupakan pengelompokan elemen-elemen infomasi sesuai dengan bagaimana nantinya informasi tersebut akan digunakan, sehingga nanti akan difasilitasi akses informasi di waktu mendatang ketika akan digunakan.Oleh karena itu, keahlian seseorang berasal dari pengetahuan yang tersimpan bukan dari kemampuannya untuk melibatkan diri dengan elemen-elemen informasi yang berlum terorganisai di dalam long-term memory. Penggunaan teori pemrosesan informasi bermanfaat untuk, pertama, membantu terjadinya proses pembelajaran sehingga individu mampu beradaptasi pada lingkungan yang selalu berubah. Kedua, menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol. Ketiga, kapabilitas belajar dapat disajikan secara lengkap. Dan keempat, prinsip perbedaan individual terlayani. Sekian artikel Universitas Jurnalistik tentangTeori Pemrosesan Informasi Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.