Blog

SIRIUS GEOGRAFI

Pembatasan geografi yang dikemukan oleh para ahli sesuai dengan masa serta perkembangannya dan juga tekanan yang terjadi pada saat itu. Sehingga pengertian geografi tidak akan mudah didapatkan hanya berdasarkan pada definisi semata, seperti menurut Frank Debnham (dalam Geografi sebuah Pengantar, Iwan Hermawan) Jarang seseorang menjadi seorang Geograf dan memahami Geografi pada usia muda. Kenyataan tersebut terjadi karena Geografi merupakan kumpulan dari sejumlah pemahaman mengenai tata ruang yang berkaitan hubungannya dengan kehidupan manusia dalam keseimbangan kontak dan reaksi manusia serta reaksinya pada tatanan sistem ekologi yang selalu merupakan rantai perubahan. Sebagai gambaran awal dalam mengenal dan memahami Geografi, berikuti ada beberapa pengertian Geografi yang dikemukakan oleh para tokoh Geografi, diantaranya: 1.Erastothenes( SM) Menurut Erastothenes Geografi adalah penulisan tentang bumi (writing about the earth). Jika diperhatikan batasan mengenai geografi tersebut masih sangat kabur artinya, karena penulisan atau pencitraan yang dimaksudkan terutama berkaitan dengan apa yang dilihat di luar Horizon (permukaan bumi) semata. 2.Frank.Debenham “Geography is the philosophy of Place”. Pada pendapat ini, pengertian Geografi lebih mendalam lagi maknanya karena telah dihubungkan dengan tanggapan manusia terhadap cara memandang lingkungan tempat tinggalnya dan diberi arti filosofi yang memerlukan tanggapan tersendiri. 3.Karl.Ritter Geografi adalah Studi tentang daerah yang berbeda-beda di atas permukaan bumi (different areal) dalam keragamannya. Lebih jelas lagi bahwa yang menjadi objek dan tujuan Geografi yaitu diferensiasi areal dalam keragamannya. 4.DeJong Geografi adalah ilmu yang berbeda-beda dalam hubungan keruangan (korologi) dan telah mengelompokkan fenomena gejala alam yang terdapat di permukaan bumi yang memiliki perbedaan (areal differentiation). 5. Ferdinand Von Richthofen Geografi adalah lukisan gejala dan sifat-sifat permukaan bumi dan penduduknya yang disusun berdasarkan letak dan menjelaskan terjadinya hubungan timbal balik antara gejala dan sifat tersebut. Batasan ini sudah lebih memperjelas objek maupun prinsip Geografi. Pada batasan ini, prinsip penyebaran sudah dilengkapi dengan prinsip relasi (interelasi dan interdependensi) antara gejala-gejala dalam ruang, baik relasi areal maupun relasi kausal. 6. R Hartshorne Pada bukunya yang berjudul “Perspectives on the Nature of Geography, Hartshorne mengungkapkan “Geography is a study of dwelling place of man” (1959). Definisi ini sudah lebih mengarahkan pandangannya pada tempat tinggal manusia, jadi sudah mengandung prinsip relasi antara manusia dengan tempat tinggalnya. Pada buku yang sama ia juga mengemukakan bahwa “Geography is conscerned to provide an accurate, orderly, and rational descrption of the variable character of the earth surface” (Geografi berkepentingan untuk memberikan deskripsi yang teliti, beraturan dan rasional tentang sifat variabel permukaan bumi). 7. Elsworth Huntington Geografi adalah Studi tentang alam dan persebarannya serta relasi antara lingkungan alam dengan kualitas/ aktifitas manusia. Batasa ini lebih menekankan geografi sebagai ilmu tenang ruang (korologi) yang merupakan hasil berbagai faktor alam dan sosial serta relasi antara faktor-faktor tersebut. 8. Ad Hoc Commitee on Geografi “Geography seeks to explain how the subsystems of the physical environment are organized on the earth’s surface, and how man distributes himself over the earth in relation to physical features and to other men” (Geografi mencari kejelasan bagaimana tatalaku subsistem lingkungan fisik di permukaan bumi dan bagaimana manusia menyebarkan dirinya di permukaan bumi dalam kaitannya dengan faktor fisik lingkungan dan dengan manusia lainnya). Pengertian Geografi ini lebih mengarah pada kondisi lingkungan fisik dan persebaran manusia yang dikaitkan dengan hubungannya dengan lingkungan alam dan hubungan dengan manusia lainnya. 9. Peter Hagget It is relevant to note that Geography enquires in recent years concern mainly with : (a) the ecological system and (b) the spatial system. The first relates man to his environment while the second deals with linkages between regions in a complex interchange of flows. In both systems movements and contacts are of fundamental importance” (Adalah relevan untuk dicatat bahwa akhir-akhir ini perhatian Geografi terutama terarah pada (a) Sistem ekologi dan (b) Sistem keruangan. Sistem ekologi berkaitan dengan manusia dan lingkungannya sedang sistem keruangan berkaitan dengan hubungan antar wilayah dalam hubungan timbal balik yang kompleks dari gerakan pertukaran. Pada kedua sistem tersebut gerakan dan kontak merupakan masalah dasar yang utama). Pada pengertian ini sudah terlihat arah perhatian Geografi, yaitu sistem ekologi dan sistem keruangan yang dilihat dari hubungan atau keterkaitannya antara manusia dengan lingkungannya. 10. Seminar Lokakarya Nasional Geografi di IKIP Semarang tahun 1989 Dalam seminar Lokakarya Geografi ini para ahli geografi menyimpulkan bahwa Geografi adalah Ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena Geosfer dengan sudut pandang kelingkunganan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. Pengertian ini lebih memperjelas kedudukan geografi, dimana objek dari geografi adalah fenomena Geosfer yang dipandang dari sudut pandang kelingkunganan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. Hal ini menunjukkan konteks keruangan merupakan fokus kajian utama dalam mempelajari Geografi. KONSEP-KONSEP ESSENSIAL GEOGRAFI KONSEP-KONSEP ESSENSIAL GEOGRAFI 1. Lokasi, adalah konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer. Konsep lokasi dibagi atas : a. Lokasi Absolut, lokasi menurut letak lintang dan bujur bersifat tetap. b. Lokasi Relatif, lokasi yang tergantung pengaruh daerah sekitarnya dan sifatnya berubah. 2. Jarak, yaitu panjang antara dua tempat. Terdiri antara atas : a. Jarak Mutlak, satuan panjang yang diukur dengan kilometer. b. Jarak Relatif, jarak tempuh yang menggunakan satuan waktu 3. Keterjangkauan, menyangkut ketercapaian untuk menjangkau suatu tempat, sarana apa yang digunakan, atau alat komunikasi apa yang digunakan dan sebagainya. 4. Pola, berupa gambar atau fenomena geosfer seperti pola aliran sungai, pola pemukiman, lipatan patahan dan lain-lain. 5. Morfologi, menunjukkan bentuk muka bumi sebagai hasil tenaga endogen dan eksogen yang membentuk dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan. 6. Aglomerasi, pengelompokan fenomena di suatu kawasan dengan latar belakang adanya unsur-unsur yang lebih memberi dampak positif. 7. Nilai Kegunaan, manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua orang. 8. Interaksi Interdependensi, keterkaitan ruang antara satu dengan yang lain, misalnya interaksi antara desa dengan kota. 9. Diferensiasi Area, daerah-daerah yan terdapat di muka bumi berbeda satu sama lain. Dapat dicermati dari corak yang dimiliki oleh suatu wilayah dengan wilayah yang lainnya. 10. Keterkaitan keruangan, hubungan antara penyebaran suatu unsur dengan unsur yang lain pada suatu tempat. 1) NI DESAK PUTU WIDYANTI DARMIKA (1) 2) LAWRENCE SA BENING (7) 3) KADEK NGURAH YOGA PRATAMA (16) 4) KOMANG GDE ARDI PRADNYA S. (23) Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan YME, karena berkat rahmat-Nyalah kami bisa menyelesaikan makalah kami dengan lancar dan tanpa hambatan. Makalah kami yang berjudul “BENDA-BENDA ANGKASA” berisi penjelasan dan rincian tentang benda-benda yang ada di angkasa. Serta hal-hal yang berkaitan dengan benda-benda angkasa tidak luput kami uraikan disini. Semoga dengan makalah ini, pembaca dapat memahami dan mendapat pengetahuan lebih tentang benda-benda angkasa. Akhir kata kami ucapkan terimakasih. Om santhi santhi santhin om Kata pengantar……………………………………………… Daftar isi……………………………………………………. Bab1 Pendahuluan …………………………………………… Bab 2 Pembahasan …………………………………………… 2.7 Gerhana matahari total Bab 3 Penutup ………………………………………………… Daftar pustaka………………………………………………. 1.1 Latar belakangPerkembangan IPTEK dewasa ini semakin canggih. Fenomena-fenomena alam dan angkasa pun selalu berubah dan berkembang. Dengan berjalannya waktu, penemuan-penemuan pun bermunculan. Informasi tentang benda-benda angkasa yang semula sedikit sekarang semakin lebih banyak. Karena sebab itulah dapat diatasi dengan mencari informasi di media-media atau di internet tentang benda-benda angkasa. Makalah ini akan memaparkan informasi-informasi tentang benda angkasa. Bagaimana terjadinya : 1) Bintang Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata).Bintang terbentuk di dalam awan molekul; yaitu sebuah daerah medium antarbintang yang luas dengan kerapatan yang tinggi (meskipun masih kurang rapat jika dibandingkan dengan sebuah vacuum chamber yang ada di Bumi). Awan ini kebanyakan terdiri dari hidrogendengan sekitar 23–28% helium dan beberapa persen elemen berat. Komposisi elemen dalam awan ini tidak banyak berubah sejak peristiwa nukleosintesis Big Bang pada saat awal alam semesta. Gravitasimengambil peranan sangat penting dalam proses pembentukan bintang. Pembentukan bintang dimulai dengan ketidakstabilan gravitasi di dalam awan molekul yang dapat memiliki massa ribuan kali Matahari. Ketidakstabilan ini seringkali dipicu oleh gelombang kejut dari supernovaatau tumbukan antara dua galaksi. Sekali sebuah wilayah mencapai kerapatanmateri yang cukup memenuhi syarat terjadinya instabilitas Jeans, awan tersebut mulai runtuh di bawah gaya gravitasinya sendiri. Berdasarkan syarat instabilitas Jeans, bintang tidak terbentuk sendiri-sendiri, melainkan dalam kelompok yang berasal dari suatu keruntuhan di suatu awan molekul yang besar, kemudian terpecah menjadi konglomerasi individual. Hal ini didukung oleh pengamatan dimana banyak bintang berusia sama tergabung dalam gugus atau asosiasi bintang. Begitu awan runtuh, akan terjadi konglomerasi individual dari debu dan gas yang padat yang disebut sebagai globula Bok. Globula Bok ini dapat memiliki massa hingga 50 kali Matahari. Runtuhnya globula membuat bertambahnya kerapatan. Pada proses ini energi gravitasi diubah menjadi energi panas sehingga temperatur meningkat. Ketika awan protobintang ini mencapai kesetimbangan hidrostatik, sebuah protobintangakan terbentuk di intinya. Bintang pra deret utama ini seringkali dikelilingi oleh piringan protoplanet. Pengerutan atau keruntuhan awan molekul ini memakan waktu hingga puluhan juta tahun. Ketika peningkatan temperatur di inti protobintang mencapai kisaran 10 juta kelvin, hidrogen di inti ‘terbakar’ menjadi helium dalam suatu reaksi termonuklir. Reaksi nuklir di dalam inti bintang menyuplai cukup energi untuk mempertahankan tekanan di pusat sehingga proses pengerutan berhenti. Protobintang kini memulai kehidupan baru sebagai bintang deret utama. Karena jaraknya yang sangat jauh dari bumi, semua bintang kecuali matahari terlihat hanya seperti titik yang bersinar di langit malam jika dilihat dengan mata telanjang, dan berkelip akibat efek dari atmosfer bumi. Matahari juga adalah sebuah bintang, namun berjarak cukup dekat dengan bumi sehingga terlihat seperti cakram di langit serta mampu menerangi bumi. Selain matahari, bintang dengan ukuran tampak terbesar adalah R Doradus, yang itu pun hanya 0,057 detik busur. Cakram sebagian besar bintang terlalu kecil diameter sudutnya untuk dapat diamati dengan teleskop optis bumi yang ada saat ini, sehingga dibutuhkan teleskop interferometer untuk menghasilkan citra sebuah bintang. Teknik lain untuk mengukur diameter sudut bintang adalah lewat okultasi. Dengan mengukur secara tepat penurunan terang cahaya sebuah bintang saat terjadi okultasi dengan bulan (atau peningkatan terang cahaya bintang saat bintang tersebut muncul kembali), diameter sudut bintang tersebut dapat dihitung. Ukuran bintang sangat beragam, mulai dari bintang neutron, yang hanya berdiameter antara 20 sampai 40 km, hingga bintang maharaksasa seperti Betelgeusedi rasi bintang Orion, yang berdiameter sekitar 650 kali diameter matahari atau sekitar 900 juta km. Namun Betelgeuse memiliki kepadatanyang jauh lebih rendah dari matahari. Saat terbentuk, bintang-bintang di galaksi Bima Sakti massanya terdiri dari sekitar 71% hidrogen dan 27% helium, dan sisanya sedikit unsur-unsur yang lebih berat. Biasanya porsi unsur-unsur berat diketahui dengan mengukur jumlah muatan besi yang terkandung dalam atmosfer bintang, sebab besi adalah unsur yang umum dan garis spektrum serapannya relatif mudah untuk dihitung. Karena awan molekul tempat bintang terbentuk terus menerus diperkaya dengan unsur-unsur yang lebih berat, pengukuran terhadap komposisi kimia sebuah bintang dapat digunakan untuk menentukan umurnya. Porsi unsur-unsur yang lebih berat juga dapat dijadikan sebagai petunjuk apakah sebuah bintang memiliki sistem planet atau tidak. Bintang dengan kandungan besi terendah yang pernah diukur adalah bintang katai HE , dengan kandungan besi hanya 1/200.000 dari kandungan besi matahari. Sebaliknya, bintang kaya logam μLeonis, memiliki kandungan yang hampir dua kali lipat milik matahari, sedang bintang berplanet 14 Herculis, memiliki kandungan yang hampir tiga kali lipat milik matahari. Ada juga bintang yang komposisi kimianya ganjil, yang menunjukkan kelimpahan luar biasa unsur-unsur tertentu dalam spektrumnya; khususnya krom dan logam tanah jarang. Suhu permukaan bintang deret utama ditentukan oleh laju penghasilan energi di intinya yang umumnya diperkirakan dari indeks warnabintang. Biasanya suhu ini dinyatakan dengan suhu efektif, yang merupakan suhu jika sebuah bintang dianggap sebagai benda hitamideal yang memancarkan energi dengan luminositas yang sama di seluruh permukaannya. Jadi suhu efektif hanyalah sebuah gambaran, karena suhu pada sebuah bintang semakin tinggi jika semakin dekat dengan intinya. Suhu di daerah inti sebuah bintang mencapai hingga beberapa juta derajat celsius. Suhu sebuah bintang menentukan laju ionisasi berbagai unsur di dalamnya, juga menentukan sifat garis serapan spektrumnya. Suhu permukaan, magnitudo absolut dan sifat serapan spektrografi bintang digunakan sebagai dasar untuk pengklasifikasian bintang (lihat klasifikasi bintang di bawah) Bintang masif dalam deret utama dapat bersuhu hingga 50.000 °C. Sedang bintang yang lebih kecil, seperti matahari, memiliki suhu permukaan beberapa ribu derajat celcius. Raksasa merah memiliki suhu permukaan yang relatif rendah sekitar 3.300 °C, namun bintang ini memiliki luminositas yang tinggi karena permukaan luarnya yang luas. Sebagian besar bintang berumur antara 1–10 miliar tahun. Beberapa bintang mungkin bahkan berumur mendekati 13,8 miliar tahun–umur teramati alam semesta. Bintang tertua yang ditemukan hingga saat ini, HE , diperkirakan berumur 13,2 miliar tahun. Semakin tinggi massa sebuah bintang maka semakin pendek pula umurnya. Hal ini terutama disebabkan karena bintang dengan massa yang tinggi akan memiliki tekanan yang tinggi pula pada intinya yang menyebabkannya membakar hidrogen dengan lebih cepat. Bintang-bintang paling masif bertahan rata-rata hanya beberapa juta tahun, sementara bintang dengan massa minimum (katai merah) membakar bahan bakarnya dengan perlahan dan bertahan hingga puluhan sampai ratusan miliar tahun. Sistem klasifikasi bintang yang ada saat ini berasal dari awal abad ke-20, ketika bintang diklasifikasikan dari A hingga Q berdasarkan kekuatan garis hidrogennya. Pada saat itu belum diketahui bahwa yang paling berpengaruh terhadap kekuatan garis hidrogen adalah suhu; kekuatan garis hidrogen mencapai puncaknya pada suhu 9.000 K (8.730 °C) dan melemah baik pada suhu yang lebih tinggi maupun rendah. Saat sistem klasifikasi diatur ulang berdasarkan suhu, bentuknya semakin mendekati sistem modern yang kita pergunakan saat ini. Bintang diberi klasifikasi huruf tunggal berdasarkan spektrumnya, dari tipe Oyang sangat panas sampai M yang begitu dingin hingga molekul dapat terbentuk pada atmosfernya. Klasifikasi utama berdasarkan suhunya, dari yang tertinggi ke terendah, adalah O, B, A, F, G,K, dan M. Beberapa bintang dengan jenis spektrum yang langka memiliki klasifikasi khusus tersendiri. Paling umumnya adalah kategori Ldan T, yang meliputi bintang dengan suhu dan massa yang rendah serta katai cokelat. Tiap huruf dibagi lagi dalam 10 subbagian yang diberi nomor 0–9, dari suhu yang tertinggi ke yang terendah. Namun sistem ini kurang tepat pada suhu yang sangat tinggi, yaitu bahwa kemungkinan bintang kelas O0 dan O1tidak ada. Selain itu bintang juga dapat diklasifikasikan berdasarkan efek luminositas dalam garis spektrumnya, yang sebanding dengan ukuran dan kuat gravitasi permukaannya. Pengklasifikasian ini dikenal dengan sistem klasifikasi Yerkes dan membagi bintang ke dalam kelas-kelas berikut : Meteor adalah penampakan jalur jatuhnya meteoroid keatmosfer bumi, lazim disebut sebagai bintang jatuh. Penampakan tersebut disebabkan oleh panas yang dihasilkan oleh tekanan ram(bukan oleh gesekan, sebagaimana anggapan umum sebelum ini) pada saat meteoroid memasuki atmosfer. Meteor yang sangat terang, lebih terang daripada penampakan Planet Venus, dapat disebut sebagai bolide. Jika suatu meteoroid tidak habis terbakar dalam perjalanannya di atmosfer dan mencapai permukaan bumi, benda yang dihasilkan disebut meteorit. Meteor yang menabrak bumi atau objek lain dapat membentuk impact crater. Beberapa waktu ini, di tanah air terjadi dua kali kejadian yang diduga sebagai peristiwa jatuhnya meteor. Pertama terjadi di daerah Duren Sawit Jaktim pada 29 April 2010 yang lalu, dan yang kedua meteor diduga jatuh di wilayah pegunungan Desa Ntori, Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu (2/5) malam. Pertanyaannya: Apa sebenaarnya meteor itu? Dari mana datangnya? dan bagaimana mensikapinya? Pada keadaan normal, fenomena meteor bukanlah barang yang menakutkan, justru seringkali ditunggu-tunggu orang karena keindahannya. Langit menjadi tampak indah dan dinamis terutama ketika sedang terjadi hujan meteor. “Dalang” bagi munculnya fenomena Meteor adalah satu benda langit yang bernama Meteorida. Meteorida merupakan benda-benda kecil yang mengelilingi matahari, keberadaannya baru diketahui ketika benda tersebut memasuki atmosfir bumi dan memanas karena gesekan. Uap bercahaya yang dihasilkan nampak seperti bintang yang bergerak (jatuh) di langit, gejala inilah yang kemudian dikenal sebagai fenomena meteor. Jadi meteor lebih merupakan peristiwa, bukan benda. Tepatnya peristiwa terbakarnya batu-batu dari langit akibat gesekan dengan molekul atmosfer.Berdasarkan asal-usulnya, meteor dibedakan menjadi tiga jenis, yakni: 1. Meteorid Asteroidal/keplanetan: Berasal dari pecahan asteroida, orbit elips dengan periode pendek, terjadinya sewaktu-waktu atau sporadis (tidak memiliki pola periode tertentu). Asteroida adalah planet kecil/minor dengan ukuran hanya beberapa km, paling banyak dijumpai antara orbit mars dan jupiter. Jika benda-benda kecil ini terjebak masuk dalam atmosfer bumi, maka benda tersebut akan terbakar (karena bergesekan dengan atmosfir) dan memunculkan fenomena meteor. 2. Meteorid Kekometan: Berasal dari hancuran komet dengan orbit elips yang sangat pipih dan sering berimpit dengan orbit bekas komet tertentu. Bila bumi memotong orbit kelompok meteorid ini akan terjadi hujan meteor. Hal ini karena jumlah meteorida yang begitu banyak. Meteor jenis ini dapat diprediksi kemunculanya. 3. Meteorid Parabolis: Benda kecil yang asal mulanya belum diketahui, tetapi masuk anggota tata surya. Orbitnya mungkin terganggu oleh planet lain, sehingga masuk dalam atmosfir bumi, terbakar dan jadilah fenomena meteor. Sejatinya setiap hari bumi kita selalu dimasuki oleh benda asing dan menyebabkan terjadinya meteor. Namun kebanykan, meteorida tersebut telah hancur menjadi debu sebelum sampai di permukaan bumi. Hal ini karena sejatinya atmosfir kita merupakan perisai yang luar biasa sehingga menyelamatkan bumi dari jatuhnya berbagai benda asing. Asteroid, pernah disebut sebagai planet minor atau planetoid, adalah benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid, umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya (lebih dalam dari orbit planet Neptunus). Asteroid berbeda dengan kometdari penampakan visualnya. Kometmenampakkan koma (“ekor”) sementara asteroid tidak.Asteroid pertama yang ditemukan adalah 1 Ceres yang ditemukan pada tahun 1801 oleh Giuseppe Piazzi. Kala itu, asteroid disebut sebagai planetoid. Sudah sebanyak ratusan ribu asteroid di dalam tatasurya kita diketemukan dan kini penemuan baru itu rata-rata sebanyak 5000 buah per bulannya. Pada 27 Agustus 2006, dari total 339.376 planet kecil yang terdaftar, 136.563 di antaranya memiliki orbit yang cukup dikenal sehingga bisa diberi nomor resmi yang permanen. Di antara planet-planet tersebut, 13.350 memiliki nama resmi (trivia: kira-kira 650 di antara nama ini memerlukan tanda pengenal). Nomor terbawah tetapi berupa planet kecil tak bernama yaitu (3360) 1981 VA; planet kecil yang dinamai dengan nomor teratas (kecuali planet katai Erisserta Pluto), yaitu Ependes. Kini diperkirakan bahwa asteroid yang berdiameter lebih dari 1 km dalam sistem tatasurya tatasurya berjumlah total antara 1.1 hingga 1.9 juta. Astéroid terluas dalam sistem tatasurya sebelah dalam, yaitu 1 Ceresdengan diameter km. Dua asteroid sabuk sistem tatasurya sebelah dalam, yaitu 2 Pallas dan4 Vesta; keduanya memiliki diameter ~ 500 km. Vesta merupakan asteroid sabuk paling utama yang kadang-kadang terlihat oleh mata telanjang (pada beberapa kejadian yang cukup jarang, asteroid yang dekat dengan bumi dapat terlihat tanpa bantuan teknis; lihat Apophis). Massa seluruh asteroid Sabuk Utama diperkirakan sekitar 3.0-3.6×1021kg, atau kurang lebih 4% dari massa bulan. Dari kesemuanya ini, 1 Ceresbermassa 0.95×1021kg, 32% dari totalnya. Kemudian asteroid terpadat, 4 Vesta(9%), 2 Pallas(7%) dan 10 Hygiea (3%), menjadikan perkiraan ini menjadi 51%; tiga seterusnya, 511 Davida (1.2%), 704 Interamnia (1.0%) dan 3 Juno(0.9%), hanya menambah 3% dari massa totalnya. Jumlah asteroid berikutnya bertambah secara eksponensialwalaupun massa masing-masing turun. Dikatakan bahwa asteroid Ida juga memiliki sebuah satelit yang bernama Dactyl. 4) Komet Komet adalah benda langit yang mengelilingi mataharidengan garis edar berbentuk lonjong atau parabolisatau hiperbolis. Kata “komet” berasal dari bahasa Yunani, yang berarti “rambut panjang”. Istilah lainnya adalah bintang berekor yang tidak tidak tepat karena komet sama sekali bukan bintang. Orang Jawa menyebutnya sebagai lintang kemukus karena memiliki ekor seperti buah kemukus yang telah dikeringkan. Komet terbentuk dari es dan debu. Komet terdiri dari kumpulan debu dan gas yang membeku pada saat berada jauh dari Matahari. Ketika mendekati Matahari, sebagian bahan penyusun komet menguapmembentuk kepala gas dan ekor. Komet juga mengelilingi Matahari, sehingga termasuk dalam sistem tata surya. Komet merupakan gas pijar dengan garis edar yang berbeda-beda. Panjang “ekor” komet dapat mencapai jutaan km. Beberapa komet menempuh jarak lebih jauh di luar angkasadaripada planet. Beberapa komet membutuhkan ribuan tahun untuk menyelesaikan satu kali mengorbit Matahari. Bagian-bagian komet terdiri dari inti, koma, awan hidrogen, dan ekor. Bagian-bagian komet sebagai berikut. Inti komet adalah sebongkah batu dan salju. Ekor komet arahnya selalu menjauh dari Matahari. Bagian ekor suatu komet terdiri dari dua macam, yaitu ekor debu dan ekor gas. Bentuk ekor debu tampak berbentuk lengkungan, sedangkan ekor gas berbentuk lurus. Koma atau ekor komet tercipta saat mendekati Matahari yaitu ketika sebagian inti meleleh menjadi gas. Angin Matahari kemudian meniup gas tersebut sehingga menyerupai asap yang mengepul ke arah belakang kepala komet. Ekor inilah yang terlihat bersinar dari bumi. Sebuah komet kadang mempunyai satu ekor dan ada yang dua atau lebih. Berdasarkan bentuk dan panjang lintasannya, komet dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut. * Komet berekor panjang, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat jauh melalui daerah-daerah yang sangat dingin di angkasa sehingga berkesempatan menyerap gas-gas daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati Matahari, komet tersebut melepaskan gas sehingga membentuk koma dan ekor yang sangat panjang. Contohnya, komet Kohoutek yang melintas dekat Matahari setiap 75.000 tahun sekali dan komet Halley setiap 76 tahun sekali. * Komet berekor pendek, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat pendek sehingga kurang memiliki kesempatan untuk menyerap gas di daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati Matahari, komet tersebut melepaskan gas yang sangat sedikit sehingga hanya membentuk koma dan ekor yang sangat pendek bahkan hampir tidak berekor. Contohnya komet Encke yang melintas mendekati Matahari setiap 3,3 tahun sekali. Nama-nama Komet Sekarang telah dikenal banyak nama komet, antara lain sebagai berikut. Perkembangan Bentuk Permukaan Bumi Permukaan bumi tidaklah rata,tetapi terdapat beragam bentukan atau relief.Relief itu menunjukkan bahwa permukaan bumi mengalami proses pembentukan dengan kekuatan yang berbeda.Ilmu yang mempelajari relief muka bumi adalah geomorfologi. Teori Kontraksi dikemukakan oleh James Dana dan Baumant kerak bumi mengalami pengerutan karena terjadinya pendinginan di bagian dalam bumi.Pendinginan itu terjadi akibat adanya konduksi panas.Pengerutan itulah yang mengakibatkan bumi menjadi tidak rata. 2.Teori Laurasia-Gondwana Teori Laurasia-Gondwana dikemukakan oleh Eduard Zuess dan Frank B. Taylor pada mulanya di bumi terdapat dua benua,yaitu Laurasia dan Gondwana.Kedua benua itu secara perlahan bergerak kea rah equator hingga terpecah-pecah dan membentuk benua-benua seperti yang ada sekarang. Benua Laurasia menjadi benua-benua Eurasia, Amerika Utara dan Asia,sedangkan benua Gondwana menjadi benua-benua Afrika ,Antartika,Australia,Amerika Selatan,dan sub-benua India. Teori Laurasia-Gndwana diyakini oleh banyak ahli karena bentuk pecahan-pecahan benua itu apabila digabungkan dapat tersambung dengan cepat.Dikemukakan oleh Alfred Lothar Wegener.Menurut Wegener perkembangan muka bumi berhubungan dengan pergeseran benua.Daratan benua di permukaan bumi pada awalnya merupakan sebuah benua besar yang disebut Pangea dan Panthalasa. Sekitar 150 jt tahun yang lalu benua Pangea terpecah menjadi tiga benua,yaitu Benua Eropa-Asia,Afrika-Amerika,dan Australia-Antartika.Pecahan benua-benua itu kemudian bergerak kea rah ekuator dan barat hingga mencapai posisi seperti saat ini. Dikemukakan oleh Mc Kenzie dan Robert Parker.Menurut teori ini kerak bumi terdiri atas lempengan yang mengambang diatas lapisan yang lebih padat yang disebut astenosfer.