Blog

Pengertian Etika Sejarah Macam Ciri Fungsi Dan Contohnya

RuangPengetahuan.Co.Id – Pada kesempatan kali ini Ruang Pengetahuan akan membahas tentang Etika. Yang mana dalam pembahasan kali ini menjelaskan tentang pengertian etika, sejarah, macam, ciri, manfaat, fungsi dan contohnya secara singkat dan jelas. Untuk lebih mudah dalam memahaminya silahkan simak artikel tentang Etika berikut ini.

Etika adalah norma atau aturan yang berfungsi sebagai panduan untuk perilaku dalam masyarakat bagi seseorang yang berurusan dengan sifat baik dan buruk.

Disebutkan pula bahwa pengertian etika adalah ilmu kesusilaan dan perilaku manusia yang berhubungan dengan orang lain yang mencakup prinsip dan aturan perilaku yang benar.

Dengan kata lain, etika adalah kewajiban dan tanggung jawab moral setiap orang untuk berperilaku di masyarakat.

Secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu Ethikos yang artinya muncul dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini, etika memiliki sudut pandang normatif di mana objeknya adalah manusia dan tindakannya.

Etika adalah sesuatu di mana dan bagaimana cabang-cabang utama filsafat memeriksa nilai atau kualitas standar dan penilaian moral.

Etika melibatkan analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St Yohanes dari Damaskus (abad ke 7 M) menempatkan etika pada studi filsafat praktis.

Pengertian EtikaBerikut ini adalah pengertian etika menurut beberapa para ahli:

1. Soergarda Poerbakawatja
Menurut Soergarda Poerbakawatja, pengertian etika adalah ilmu yang menawarkan arah, referensi dan dasar untuk tindakan manusia.

2. H. A. Mustafa
Menurut H.A. Mustafa, pengertian etika adalah ilmu yang meneliti perilaku baik dan buruk dengan mengamati tindakan manusia sejauh yang diketahui pikiran manusia.

3. K. Bertens
Menurut K. Bertens, pengertian etika adalah nilai-nilai moral dan norma-norma yang melayani individu secara individu mapun kelompok sebagai referensi untuk mengatur seluruh perilakunya.

4. DR. James J. Spillane SJ
Menurut DR. James J. Spillane SJ, pengertian etika berkaitan dengan perilaku manusia ketika membuat keputusan tentang moralitas. Etika lebih fokus pada penggunaan akal dengan objektivitas untuk menentukan apa yang benar atau salah dan bagaimana berperilaku terhadap orang lain.

5. Drs. H. Burhanudin Salam
Menurut Dr. H. Burhanudin Salam, pengertian etika adalah cabang filsafat yang membahas nilai-nilai dan norma yang dapat menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.

6. W. J. S. Poerwadarminto
Menurut W. J. S. Poerwadarminto, pengertian etika adalah ilmu tentang perilaku atau perbuatan manusia, dilihat dari sisi baik dan buruk, sejauh mana hal itu dapat ditentukan oleh akal manusia.

Sejarah Etika
Secara historis, etika lahir dan ada dalam masyarakat dimulai dari hancurnya tatanan moral di lingkungan Yunani. Ini karena ada kepercayaan lama tentang kebaikan dan kejahatan yang tidak lagi dipercaya.

Para filsuf akhirnya mempertanyakan norma-norma dasar perilaku manusia. Kesan pertama etika berasal dari para siswa Phytagoras dengan penemuan sebuah tradisi yang berlangsung selama ratusan tahun.

Seratus tahun kemudian, Democritus mengajarkan bahwa semuanya dapat dijelaskan dengan atom. Menurutnya, nilai tertinggi adalah baik dan karenanya ada rekomendasi kehidupan yang baik sehubungan dengan pemahaman hedonistik.

Kemudian Socrates muncul, yang tidak meninggalkan Alkitab sama sekali, karena ajarannya memang tidak mudah untuk direkonstruksi. Menurut Socrates, orang diberi kesadaran tentang apa yang sebenarnya baik dan berguna untuk mencapai makna kebijaksanaan yang sebenarnya.

Kemudian datang Plato, yang tidak banyak menulis tentang etika, tetapi terus memainkan peran penting dalam pengembangan etika. Buku etis pertama kali yang menulis adalah Aristoteles. Kemudian datang Epicurus, yang memiliki karakteristik mengajar menarik diri dari kehidupan di tengah kerumunan di mana moto terkenalnya adalah hidup bersembunyi. Etika seorang ahli bernama Epikuros bersifat pribadi dan mencari kebahagiaan pribadi.

Macam-macam Etika
Berikut ini adalah macam-macam dari etika:

1. Etika Filosofis
Etika filosofis secara harfiah dapat dianggap sebagai etika yang dihasilkan dari kegiatan berfilsafat atau berpikir yang dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu etika sebenarnya adalah bagian dari filsafat dan muncul dari filsafat. Etika termasuk dalam filsafat, sehingga etika tidak dapat dipisahkan dari filsafat. Jadi jika Anda ingin mengenal unsur-unsur etika, kita juga perlu mengetahui tentang unsur-unsur filsafat.

Filsafat non-empiris diklasifikasikan sebagai ilmu non-empiris. Ilmu empiris adalah ilmu yang didasarkan pada fakta atau bersifat konkret. Tetapi filosofi ini tidak benar-benar terjadi, filosofi mencoba melampaui beton, seperti bertanya apa yang ada di balik fenomena konkret.

Cabang praktis filsafat berbicara tentang sesuatu di sana. Misalnya, filsafat hukum mempelajari apa yang benar. Namun, etika tidak terbatas pada hal ini, tetapi tanyakan apa yang perlu dilakukan.

Etika sebagai cabang filsafat praktis karena secara langsung berkaitan dengan apa yang harus menjadi manusia dan yang tidak. Namun perlu diingat bahwa etika tidak praktis dalam arti menyajikan resep yang sudah jadi.

2. Etika Teologis
Ada dua hal yang perlu dipertimbangkan sehubungan dengan etika teologis. Pertama, etika teologis tidak terbatas pada agama-agama tertentu, tetapi setiap agama dapat memiliki etika teologisnya.

Kedua, etika teologis adalah bagian dari etika secara umum, karena banyak elemen yang secara umum termasuk dalam etika dan dapat dipahami sebagai pemahaman etika secara umum.

3. Hubungan Antara Etika Filosofis dengan Etika Teologis
Ada perdebatan tentang posisi etika filsofis dan etika teologis di bidang etika. Sepanjang sejarah pertemuan antara kedua etika, terdapat tiga jawaban untuk pertanyaan di atas yaitu:

Jawaban ini datang dari Agustinus ( ), yang menyatakan bahwa kewajiban untuk merevisi etika teologis adalah benar dan untuk meningkatkan etika filosofis.

Jawaban ini diajukan oleh Thomas Aquinas ( ), yang menggabungkan etika filosofis dan etika teologis sedemikian rupa sehingga kedua jenis etika, dalam rangka melestarikan identitas yang lain, menjadi entitas baru. Hasilnya adalah bahwa etika filosofis menjadi tingkat rendah umum, sedangkan etika teologis menjadi tingkat atas khusus.

Jawaban ini datang dari F.E. Schleiermacher ( ), yang memandang etika teologis dan filosofis sebagai fenomena paralel. Hal ini bisa sedikit seperti sepasang rel kereta api paralel.

Ciri-ciri Etika
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri dan karakteristik etika:

1. Etika itu bersifat absolut atau mutlak
2. Etika menilai manfaat perilaku seseorang
3. Etika masih berlaku meskipun tidak ada orang lain yang menyaksikan
4. Etika terkait dengan perspektif manusia di dalam batin manusia
5. Etika terkait dengan tindakan atau perilaku manusia.

Manfaat Etika
Berikut adalah manfaat dari etika:

1. Dapat membantu pendirian dalam berbagai pandangan dan moral.
2. Dapat membedakan mana yang tidak bisa diubah dan mana yang bisa diubah.
3. Dapat menyelesaikan moralitas atau masalah sosial lain yang membingungkan masyarakat dengan pemikiran sistematis dan kritis.
4. Dapat menggunakan alasan sebagai dasar dan tidak dengan perasaan yang merugikan banyak orang. Berpikir dan bekerja secara sistematis dan teratur (langkah demi langkah).
5. Dapat memeriksa masalah sampai ke akarnya.

Fungsi Etika
Berikut ini merupakan fungsi dari etika:

1. Tempat orientasi kritis yang membahas berbagai moralitas yang membingungkan.
2. Untuk menunjukkan kemampuan intelektual yang dapat bernalar secara rasional dan kritis.
3. Untuk orientasi etis ini perlu untuk mengambil sikap yang masuk akal dalam suasana pluralisme.

Perbedaan Etika dengan Etiket
Etiket adalah sikap seperti sopan santun atau aturan lain yang mengatur hubungan antar kelompok manusia yang beradab dalam persatuan.

1. Etika adalah niat, tindakan mungkin saja tidak sesuai dengan mempertimbangkan niat baik atau buruk sebagai hasilnya.
2. Etiket adalah bagaimana melakukan hal yang benar seperti yang diharapkan.
3. Etika adalah hati nurani, etis dan baik yang dihasilkan dari kepercayaan diri.
4. Etiket adalah formalitas (lahiriah), suatu sikap yang terlihat sopan dan santun.
5. Etika bersifat absolut, pujian atas sanksi yang baik untuk kesalahan.
6. Etiket bersifat relatif, dianggap kasar dalam budaya tertentu, tetapi tidak harus demikian. Etika tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang hadir.
7. Etiket hanya berlaku jika ada orang lain dan jika tidak ada orang lain, etiket itu tidak berlaku.

Contoh Etika
Etika sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, berikut adalah contoh dari etika:

1. Salam ketika Anda mengunjungi rumah seseorang.
2. Katakan terima kasih ketika mendapatkan bantuan dari orang lain.
3. Minta maaf jika Anda melakukan kesalahan.
4. Buang sampah pada tempat sampah.
5. Menghormati orang tua.
6. Menjalankan pekerjaan sesuai dengan kode etik yang ditetapkan.
7. Dan lain sebagainya.

Demikianlah artikel tentang Pengertian Etika, Sejarah, Macam, Ciri, Manfaat, Fungsi dan Contohnya ini semoga bisa memberi manfaat bagi kita semua, Terimakasih.

Baca Juga Artikel Lainnya >>>