Blog

Menelusuri Habitat Rumah Bangau Di Padang

Selasa, 19 Jul :58 WIB D’TRAVELERS STORIES Menelusuri Rumah Bangau yang menawan dan menakjubkan Bersampan menjelajah rumah bangau Kumpulan burung bangau yang kembali ke sarangnya. Burung Bangau yang bertengger di hutan Nipah Kala senja tiba dan ribuan burung bangau kembali ke rumahnya detikTravel Community – Kota Padang tidak melulu dikenal dengan pantainya yang indah dan kulinernya yang mengunggah selera. Bagi Anda pecinta akam, bisa melihat bangau di habitat aslinya yang bernama Rumah Bangau.Terutama bagi Anda yang hobinya mencari objek-objek anti mainstream lainnya seperti Rumah Bangau. Ada juga yang menyebutknya Pulau Bangau. Rumah Bangau ini berada di kawasan pesisir pantai. Tepatnya di pinggir pantai dekat ujung Sungai Linggarjati, Kelurahan Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatra Barat.Rumah Bangau ini memiliki daya tarik tersendiri bagi yang telah mengunjunginya. Dari namanya saja sudah bisa ditebak, di rumah tersebut terdapat burung bangau. Namun bukan sembarang rumah, terdapat ribuan burung bangau berkumpul dalam satu kawasan yang suasananya begitu tenang dan damai tanpa ada yang mengusik.Hari itu kesempatan berharga bagi saya bisa melihat satu sudut keunikan Kota Padang. Saya bersama keluarga besar Komunitas Mata Ponsel Sumatra Barat yang diikuti oleh Aya, Afif, Afdal, Mute, da Pebri dan Fahmi.Dengan menggunakan sepeda motor kami dengan leluasa bisa mencari jalan yang lebih singkat untuk cepat sampai di Rumah Bangau. Sebelum menuju lokasi kami singgah terlebih dahulu ke rumah teman da’Peb. Dia yang akan mengantarkan kami sampai ke Rumah Bangau tersebut.Deburan ombak, bau amis ikan, aktivitas masyarakat yang sedang memperbaiki jaring ikan dan kapal-kapal nelayan yang berbaris rapi bersandar di tepi pantai akan terlihat sesampainya di Rumah Bangau ini.Nuansa pesisir pantai begitu lekat dan dapat dirasakan. Kendaraan kami parkirkan di depan bengkel milik da’Rian dan dia juga yang menjadi pemandu kami selama berwisata di Rumah Bangau ini.Rumah bangau ini belum ditetapkan sebagai kawasan objek wisata, namun dapat menjadi salah satu pilihan untuk menghabiskan hari liburnya dengan menyepi melihat alam atau sekedar duduk menikmati deburan ombak yang tidak jauh dari tempat ini.Rumah Bangau ini menjadi satu-satunya habitat bangau yang berada di Kota Padang, bahkan di sebagian wilayah pesisir Sumatra Barat lainnya. Sebenarnya kawasan ini menjadi rumah para unggas dari keluarga Ciciniidae (sebutan untuk keluarga Bangau) yang memiliki ciri khas berkaki dan berleher panjang serta paruhnya juga.Ada dua pilihan untuk bisa menikmati suasana berada di perkampungan para burung ini. Pertama ketika pagi, sebelum matahari merangkak naik. Datanglah dan bisa melihat ribuan burung penghuni kawasan ini yang berterbangan ke segala penjuru negeri untuk beraktivitas dan mencari makan.Kedua menjelang petang tiba, di mana seluruh penghuni Rumah Banggau ini kembali ke sarangnya dan berisitirahat. Waktu petang yang kami pilih untuk melihat aktivitas para burung bangau ini sebeb sekalian dapat menikmati suasana lembayung senja yang romantis.Untuk bisa melihat para bangau ini harus menggunakan sampan (perahu kayu yang berukuran kecil), dan untuk memasuki kawasan ini tidak ada tiketnya. Hanya membayar sewa dan jasa sampannya. Untuk sekali tripnya Rp 10 ribu. Dengan sampan ini kita dapat melihat burung-burung tersebut yang tinggalnya di tengah hutan Nipah dan hidup dikelilingi oleh perairan payau. Tempat ini memang berada di lingkungan rawa-rawa yang terjadi pasang-surut, dekat tepi laut dan muara sungai. Di hutan tersebut para unggas membuat sarang, bertelur hingga berkembang biak. Diperkirakan kawasan ini memiliki luas kurang lebih 4 Ha.Perlahan namun pasti kami masuk ke area hutan Nipah dengan mengikuti jalur yang telah membelah rawa seakan berada di aliran sungai yang berberada di daerah pedalaman. Kiri kanan pohon Nipah yang sangat rapat membentang sepanjang mata. Nuansa layaknya hutan Amazon Brazil tercipta. Sensasi yang luar biasa dan sangat mengagumkan sekali. Jauh dari peradaban dan hiuk pikuk Kota Padang.Kemudian sampan berhenti di area yang lebih luas. Terlihat tepian pantai dan lautan. Matahari semakin menepi ke timur. Awan gelap bercampur dengan panorama langit jingga menghiasi perjalan kami. Ratusan burung Bangau pun mulai kembali pulang. Kami berputar-putar di tepat ini mengabadikan moment langka ini.Perlahan lahan senja semakin tiba, awan hitam mulai bergerak menjauh dan sang mentari memberikan kehangat kala senja. Kami mengulangi kembali perjalannya. Ini trip yang kedua. Jalur yang kami tempuh tidak ada yang berubah.Saya spontan melihat ke belakang ternyata ratusan burung bangau berdatangan ada yang berkelompok dengan membentuk formasi “V” dan ada yang terbang sendiri berpisah dari rombongannya. Unggas tersebut berdatangan dari utara, selatan dan barat.Atraksi burung bangau yang pertama kali saya saksikan. Jarang terjadi, langka dan hanya bisa dilihat di Rumah Bangau. Kepakan sayapnya sembari berkicau-kicau terasa ketika melintas di atas kepala saya Momen yang keren ini hanya berselang beberapa menit saja menjelang kumandang azan Magrib tiba. Pokoknya tidak bisa diungkapkan. Menakjubkan sekali!Menariknya dari kehadiran para burung bangau di kawasan ini sebab kehidupan burung bangau tersebut tidak mengganggu makhluk lain. Justru sangat menguntungkan karena bangau yang berasal dari beberapa daerah di Sumatra Barat itu membuat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Aia Dingin Kota Padang tidak ada lalatnya. Burung Bangau yang datang dari kawasan ini telah memakan seluruh lalat di TPA tersebut.Rumah bangau ini seakan menjadi suaka margasatwa mini yang dimiliki oleh Kota Padang. Ribuan burung bangau yang tinggal di hutan Nipah ini menyajikan tontonan alam yang keren. Selain itu juga kehadiran makhluk hidup lainnya seperti berbagai jenis burung selain kkeluarga bangau, kera ekor panjang, ular air, udang, berbagai jenis ikan air payau, biawak hingga ada pula buaya yang hidup saling berdampingan membentuk satu ekosistem yang eksotik.Keberadaan Rumah Bangau ini dapat memberikan dampak yang baik bagi masyarakat sekitar. Dari sini dapat memancing ikan, menangkap udang atau memanfaatkan buah dan daun pohon Nipah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Mungkin bila dilakukan pengelolaan dengan baik dan menerapkan konsep ecoturism demi menjaga sisi kealamiannya. Rumah Bangau ini dapat ditetapkan sebagai kawasan konservasi unggas atau suaka margasatwa mini dan dijadikan wisata edukasi seperti konservasi penyu di Kota Pariaman.Matahari telah berada diufuknya, lembayung senja bersama kumandang azan Magrib telah bergema. Memang saat petang waktu yang tepat untuk menikmati pesona Rumah Bangau yang eksotik. Kami telah menepikan sampan. Kami satu per satu telah turun. Diakhir penjelajahan ini kemudian kami membayar sewa dan jasa sampannya. ADVERTISEMENT SCROLL TO RESUME CONTENT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *