Blog

Makalah PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN PAI

PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN PAI Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Media Pembelajaran Dosen Pengampu:Rochanah, M. Pd. I 1.M Hasby muzakki ( ) 2.Amanah Fitria ( ) 3.Khoerul Anas ( ) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS Dalam proses belajar mengajar, kehadiran alat atau media cukuplah penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media pembelajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses pendidikan. Alat atau media merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indera pendengaran dan penglihatan bahkan dengan adanya media dapat mempercepat proses pembelajaran murid dan membuat pemahaman semakin mudah. Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan di sekolah, maka penggunaan alat-alat atau media pembelajaran sangatlah dianjurkan. Saat ini, pembelajaran di sekolah mulai disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi. Pembelajaran yang semula hanya menggunakan metode ceramah konvensional atau verbal semata menjadi pembelajaran yang lebih aktif dan menyenangkan. Pembelajaran yang semula siswa sebagai obyek pasti yang menerima apa adanya dari guru, menjadi pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Demikian pula dengan pendidikan agama islam juga memerlukan sarana pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam proses belajar mengajar. Sarana pembelajaran tersebut dikenal dengan istilah media pembelajaran. 1. Apa pengertian Media Pembelajaran? 2. Bagaimana pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli? 3. Apa Pengertian Media Pembelajaran PAI? A. Pengertian Media Pembelajaran Secara etimologis, kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. pada mulanya, media hanya ianggap sebagai alat bantu mengajar, Teaching aids.Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, yaitu gambar, model, objek, dan alat-alat lainnya yang dapat memberikan pengalaman secara nyata serta dapat dibuktikan tentang adanya suatu pengetahuan.[1]Proses belajar mengajar, pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu untuk menerima pesan terseut. pesan, sumber pesan, saluran atau media dan penerima pesan adalah komponen-komponen suatu komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada pada kurikulum, sumber pesannya yaitu, siswa atau guru, orang lain ataupun penulis buku maupun produsennya. Saluran media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa ataupun Guru. Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di kurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain dalam simbol-simbol komunkasi, baik verbal maupun non vorbal. proses penuangan pesan kedalam symbol-simbol komunikasi memiliki istilah encoding. Selanjutnya penerima pesan (bisa siswa, peserta latian maupun guru dan pelatihnya sendiri) menafsirkan symbol-simbol tersebut sehingga diperolehlah sebuah pesan. proses penafsiran simbol-simbol komunikasi yang mengandung pesan-pesan tersebut disebut decoding. ada kalanya penafsiran tersebut berhasil, adakalanya tidak. penafsiran yang gagal atau kurang berhasil berarti kegagalan atau kurang keberhasilan dalam memahami apa-apa yang didengar, dibaca, atau dilihat maupun yang diamatinya. Maka dapat disimpulkan bahwa sebuah media dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang cukup penting dan perlu diperhatikan secara intensif. Erat hubungannya dengan itilah “Teknologi”, kita juga mengenal dengan kata Teknik. Teknik dalam bidang pengajaran bersifat apa yang sesungguhnya terjadi antara guru dengan siswa. Kemudian pengertian Teknik adalah prosedur dan praktik yang sesungguhnya dalam kelas. Dari sini, tampak jelas bahwa teknologi bukanlah hanya pembuatan kapal terbang model mutakhir tetapi melipat-lipat kertas menjadi kapal terbang itu juga hasil teknologi, karena itu juga merupakan keterampilan dari seni.[2]Inilah yang menyebabkan beberapa kalangan lantas membagi pengertian Teknologi menjadi dua macam, yakni Teknologi Tinggi (canggih) dan Tradisional. Teknologi pengajaran agama sementara masih heavy wawasan pengertian teknologi tradisional. Dengan demikian, kalau ada teknologi pengajaran agama maka itu akan membahas masalah bagaimana kita memakai media dan alat bantu dalam proses mengajar agama, akan membahas masalah keterampilan, sikap, perbuatan, dan strategi mengajarkan agama terutama dalam prose pembelajaran Pendidikan Agama Islam. B. Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli Secara etimologis, kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Kemudian dalam menela’ah pengertian Media Pembelajaran antara para ahli satu dengan lainnya sedikit berbeda, ketika dilihat dari gaya dan bentuk bahasa, penjelasan, dan kaitan-kaitan dalam menjelaskan Media Pembelajaran. berikut beberapa pengertian tentang Media Pembelajaran menurut para ahli ; 1. Menurut AECT (Association of education and comunication) media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Pada intinya media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat direkayasa, dapat didengar, dilihat dan dibaca. 2. Menurut Gagne (1970), media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. 3. Brigs (1970), menurutnya media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, seperti buku, film, kaset dan sebagainya. 4. Rossi dan Breidle (1966) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. 5. Gerlach and ely yang menyatakan “ a medium, conceived is any person, material or event that establishes condition which enable the learner to acquire knowledge, skill and attitude” (media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap). 6. Sanjaya (2006) berpendapat bahwa media pembelajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware adalah alat-alat yang dapat mengantarkan pesan seperti overhead projector, radio, televisi dan sebagainya. Sedangkan software adalah isi program yang mengandung pesan, seperti informasi yang terdapat pada transparansi atau buku dan bahan-bahan cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram dan lain sebagainya.[3]C. Pengertian Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Didalam khazanah pemikiran pendidikan agama islam, terutama karya ilmiah bahsa arab, terdapat berbagai istilah yang digunakan oleh ulama’ dalam memberikan pengertian tentang pendidikan islam dan sekaligus untuk diterapkan dalam konteks yang berbeda-beda pula. Menurut Zakiyah Drajat, pendidikan islam disefinisikan sebagai suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan kahidupan. Definisi lain menyebutkan bahwa pendidikan islam merupakan proses yang mengarahkan manusia pada kehidupan yang baik dan mengangkat drajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan fitroh dan ajarnya (Pengaruh Dari Luar). pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung, setidaknya mencakup dalam delapan pengertian, yaitu Al tarbiyyah Al Diniyyah (Pendidikan Keagamaan), Ta’lim Al Din (Pengajaran Agama), Al Ta’lim Al Diny (Pengajaran Keagamaan), Al Ta’lim Al Islami (Pengajaran Keislaman), Tarbiyyah Al Muslimin (Pendidikan Orang-orang Islam), Al Tarbiyyah Fi Al Islam (Pendidikan Dalam Islam), Al Tarbiyyah Inda “Al Muslimin” (Pendid.ikan Dikalangan Orang Islam), dan Al Tarbiyyah Al ISlami (Pendidikan Islam).[4]Para Ahli Pendidikan Islam biasanya teah menyoroti Istilah-istilah tersebut, yaitu At ta’dib, Atta’lim, dan Attarbiyyah dari aspek perbedaan antara pendidikan dan pengajaran. Muhammad Athiyyah Al Abrasyi dan Mahmud Yunus menyatakan bahwa istilah tarbiyyah dan Ta’lim dari segi ma’na istilah maupun aplikasinya memiliki perbedaan mendasar mengingat dari segi ma’na istilah Tarbiyyah yaitu mendidik, sementara Ta’lim adalah mengajar, dua istilah tersebut secara subtansial tidak bisa disamakan. Imam Baidawi mengatakan bahwa istilah pendidikan (Tarbiyyah) lebih cocok digunakan dalam pendidikan Islam. Sedangkan DR. Abdul Fattah Jalal. Dari hasil kajiannya berkesimpulan bahwa istilah pengajaran (Ta’lim) lebih luas jangkaunnya dan lebih umum sifatnya dari pada pendidikan. Dikalangan penulis Indonesia istilah pendidikan biasanya lebih diarahkan pada pembinaan watak, moral, sikap, dan kepribadian, atau lebih mengarah pada efektif, sementara pengajaran lebih diartikan pada penguasaan ilmu pengetahuan atau menonjolkan dimensi kognitif dan psikomotor. kajian lainnya berusaha membandingkan dua istilah diatas dengan istiah Ta’dib, sebagaimana dikatakan oleh Syed Naquib Al Attas, yang lahir di Bogor jawabarat pada tanggal 5 September 1931 dan kini menjadi warga Negara Malaysia. kesimpulan dari beliau adala Ta’dib lebih tepat untuk digunakan dalam konteks pendidikan Islam, dan kurang setuju terhadap penggunaan istilah Tarbiyyah dan Ta’lim. Abdul Halim Soebahar bahwa dari hasil kajiannya ditemukan bahwa istilah ta’dib lebih tepat untuk digunakan dalam konteks pendidikan islam, dan kurang setuju terhadap penggunaan istilah tarbiyah dan ta’lim. Terminologi diatas, terkesan belum terlihatnya penekanan pada nilai-nilai religious sebagai nilai yang tidak terlepaskan pada diri manusia dan sebagai nilai control. Untuk itu, para ahli ilmuan muslim yang lain, mencoba untuk mendefinisikan terminology pendidikan dalam perspektif islam yang secara khusus pada beberapa visi antara lain: M. Arifin, memandang bahwa pendidikan islam adalah suatu proses sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah (anak didik) dengan berpedoman pada ajaran islam. Dan pendidikan islam merupakan usaha dari orang dewasa (muslim) yang bertakwa, yang secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan dan perkembangan fitrah (potensi dasar) anak didik melalui ajaran islam kearah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan Burlian Somad, seperti yang dikutip oleh Jamaludin dalam bukunya “kapita selekta pendidikan islam”, mengatakan bahwa pendidikan islam sebagai pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri, berderajad tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya adalah mewujudkan tujuan yaitu ajaran Allah. Dari pengertian yang dirumuskan oleh para Ilmuan Muslim dalam mendefinisikan pendidikan Islam tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah Rangkain proses sistematis, terencana, dan komperehensif dalam upaya mentransfer nilai-nilai kepada peserta didik, mengembangkan potensi yang ada pada diri anak didik sehingga mampu melaksanakan tugasnya dimuka bumi ini dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan nilai-nilai Illahiyyah yang disasarkan pada agama (Al Qur’an dan Al Hadits) pada semua dimensi kehidupannya. Dengan dimensi tersebut, akan berimplikasi pada pendidikan itu sendiri, antara lain ; 1. Pendidikan dilakukan oleh pendidik yang benar-benar kompeten di bidangnya, tanpa terkelupasnya nilai keagamaan didalam dirinya. 2. Pendidikan dilakukan dengan berdasarkan Normatif Illahiyyah. 3. Pendidikan dilakukan sesuai dengan potensi anak didik. 4. Pendidikan tidak hanya sekedar berorientasi pada kehidupan duniawi, akan tetapi juga berorientasi pada kehhidupan Ukhwari. 5. Pendidikan harus bertanggung jawab penuh pada perkembangan anak didik, baik pada masyarakat maupun kepada Allah SWT. 6. Pendidikan harus merencanakan dan melaksanakankegiatan pendidikan sesuai dengan Sunnatullah. 7. Proses pendidikan harus melihat semua saluran baik saluran formal, Informal, maupun Informal, dalam upaya mengembangkan anak didik, sehingga mampu menangkal Nilai-nilai Moral. Dari Implikasi diatas akan terciptalah suatu interaksi yang komunikatif antara pendidik dan anak didik dan masyarakat secara integral dalam upaya meningkatkan generasi yang berkualitas, beriman, dan bertakwa kepada Allah SWT. Berdasarkan pengertian Para Ilmuan yang menjelaskan tentang pengertian Mendia, Pembelajaran, serta pengertian Pendidikan Agama Islam. Maka dapat kita simpulkan bahwa pengertian Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah segala sesuatu yang dapat dugunakan untuk menyampaikan bahan serta materi tentang Agama Islam kepada Peserta didik agar terwujutnya kepribadian Musilim yang sesuai dengan Nilai-nilai yang terkandung dalam Agama Islam. Dengan demikian maka media ini mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk menuntun atau membimbing anak dalam masa pertumbuhannya agar kelak menjadi pribadi muslim yang di Ridlhoi oleh Allah SWT. Secara etimologis, kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. pada mulanya, media hanya ianggap sebagai alat bantu mengajar, Teaching aids. Kemudian berikut beberapa pengertian tentang Media Pembelajaran menurut para ahli ; 1. Menurut AECT (Association of education and comunication) media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. 2. Menurut Gagne (1970), media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. 3. Brigs (1970), menurutnya media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. 4. Rossi dan Breidle (1966) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan. 5. Gerlach and ely yang menyatakan “ a medium, conceived is any person, material or event that establishes condition which enable the learner to acquire knowledge, skill and attitude” . 6. Sanjaya (2006) berpendapat bahwa media pembelajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Maka dapat kita simpulkan bahwa pengertian Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah segala sesuatu yang dapat dugunakan untuk menyampaikan bahan serta materi tentang Agama Islam kepada Peserta didik agar terwujutnya kepribadian Musilim yang sesuai dengan Nilai-nilai yang terkandung dalam Agama Islam. Dengan demikian maka media ini mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk menuntun atau membimbing anak dalam masa pertumbuhannya agar kelak menjadi pribadi muslim yang di Ridlhoi oleh Allah SWT. Demikian makalah yang dapatkami susun, kami menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, maka kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya lebih-lebih dapat dijadikan sebagai acuan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Azhar Arsyad, Media Pengajaran, Grafindo Persada, Jakarta, 1997 Arief S, Media Pendidikan, Grafindo Persada, Jakarta, 1996 Dakir, Pendidikan Islam dan ESQ, Rasail, Semarang, 2011 Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Alfabeta, Jakarta, 2012 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, Rosdakarya, Bandung, 2006 [1] Arief S, Media Pendidikan, Grafindo Persada, Jakarta, 1996, hal 6[2] Azhar Arsyad, Media Pengajaran, Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hal 05[3] Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Alfabeta, Jakarta, 2012, hal [4] Dakir, Pendidikan Islam dan ESQ, Rasail, Semarang, 2011, hal 33-37