Blog

HADIS Dan SUNNAH TINJAUAN ONTOLOGIS

1. Banyak defenisi yang ditawarkan oleh para ulama terkait dengan hadis, namun dari kesemua defenisi dapat disimpulkan bahwa hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi baik perkataan, perbuatan, persetujuan, sifat-sifat Nabi. Hanya saja defenisi tersebut sangat erat dengan latar belakang seorang ulama, sehingga defenisi ulama muhadditsin berbeda dengan ulama fiqih dan ulama ulama kalam. Kata hadis itu sendiri memiliki –paling tidak, tiga kata sinonim yaitu sunnah, khabar, dan atsar. Dalam hadis Nabi terdiri dari tiga unsur, sanad, matan dan rawi. Semua unsur tersebut memiliki peran penting dalam penentuan kualitas suatu hadis.

2. Istilah Hadis dan Sunnah dalam pandangan para ulama mengalami perbedaan pendapat. Baik itu dari Muhaddsin, ulama ushul maupun ulama ushul fiqhi. Akan tetapi satu kesimpulan yang dapat kita ambil ialah kesemuanya itu disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.

3. Hadis dari segi matan kita mengenal istilah hadis nabawi dan hadis qudsi. Kedua hadis ini sama-sama berasal dari perkataan nabi, akan tetapi hadis qudsi merupakan peerkataan nabi yang disandarkan atau asalnya dari Allah SWT., berbeda dengan hadis nabawi yang menyandarnya kepada nabi Muhammad SAW.

4. Hadis Qudsi dan Al-Qur’an sama-sama berasal dari Allah dengan Nabi Muhammad SAW., sebagai penyampainya. Walaupun demikian hadis qudsi tidak dapat disetarakan dengan Al-Qur’an yang merupakan mukjizat kepada Rasulullah dan sifat itu mutawatir.

Sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sehingga penulis hanya mengharapkan kritikan dan masukan yang membangun dari semua pihak, termasuk dari pembaca guna memperbaiki dan menyempurnakan tulisan dan pengetahuan penulis. Inilah hasil usaha dan kerja keras penulis dalam mencari, mempelajari dan menulis tentang apa dan bagaimana lika-liku segala sesuatu yang terkait dengan hadis. Semoga dengan tulisan ini menjadi ilmu bagi penulis dan pembaca sehingga dapat menuai pahala yang berlipat ganda di sisi Allah SWT. Wallahu a’lam bi al sawab.