Blog

Coronavirus Definisi Penyebaran Pencegahan Dll

Pada Mei 2015, kejadian luar biasa MERS terjadi di Korea, yang merupakan kejadian luar biasa terbesar di luar Arab.

Gejala MERS akibat coronavirus adalah demam, kesulitan bernapas, dan batuk. Penyakit menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang telah terinfeksi.

Namun, semua kasus MERS berkaitan dengan orang yang baru kembali dari perjalanan ke Semenanjung Arab. MERS berakibat fatal pada 30-40% pengidapnya.

SARS
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV. Penyakit ini biasanya mengakibatkan pneumonia yang mengancam jiwa.

Virus itu awalnya muncul di Provinsi Guangdong di Tiongkok Selatan pada November 2002, hingga akhirnya tiba di Hong Kong. SARS-CoV kemudian mulai menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dan menginfeksi orang di 37 negara.

Pada 2003, sebanyak 774 orang meninggal dunia karena kejadian luar biasa SARS. Pada tahun 2015, tidak ada laporan lebih lanjut tentang kasus SARS.

Gejala penyakit SARS berkembang dalam waktu seminggu dan diawali dengan demam. Sama seperti flu, gejala yang dirasakan orang dengan penyakit SARS akibat coronavirus adalah:

Pneumonia, infeksi paru-paru parah, mungkin akan berkembang setelahnya. Pada tahap lanjut, SARS menyebabkan kegagalan pada paru-paru, hati, atau jantung.

COVID-19 (Coronavirus disease 2019)
Pada akhir Desember 2019, World Health Organization (WHO) mengumumkan kasus pneumonia yang penyebabnya tidak diketahui di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok.

Pada 7 Januari, novel coronavirus diidentifikasi sebagai penyebab kasus tersebut. Virus yang saat itu dikenal sebagai 2019-nCoV ini belum pernah ditemukan sebelumnya pada manusia.

Penelitian dalam Journal of Medical Virology menyebut bahwa kebanyakan orang yang terinfeksi virus corona baru ini terpapar daging hewan liar yang dijual di pasar makanan laut Huanan.

Pasar Huanan juga menjual hewan liar seperti kelelawar, ular, dan trenggiling. Menurut penelitian tersebut, virus penyebab COVID-19 berasal dari ular. Hal ini turut menjadi bukti bahwa konsumsi hewan liar bisa meningkatkan risiko penularan penyakit baru.

WHO sendiri telah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. Meski begitu, Wuhan, kota pertama wabah penyakit ini, tidak lagi mencatat kasus baru per 19 Maret 2020.

Hal ini kontras dengan belahan dunia lain yang justru terus mencatatkan kenaikan kasus.

Apakah Anda berisiko terkena Covid-19? Cek gejalanya di sini!

Bagaimana penyebaran coronavirus?

Seperti yang telah disebutkan, coronavirus adalah virus zoonosis. Artinya, virus ini menular dari hewan ke manusia.

Penularan antar-manusia juga bisa terjadi walau belum diteliti secara khusus. Seiring perkembangannya, virus ini dapat menular melalui beberapa cara.

Virus MERS-CoV penyebab penyakit MERS dapat menular melalui dua cara. Pertama, dari hewan ke manusia. Dalam hal ini, unta dipercaya sebagai sumber utama virus. Penyakit SARS diketahui berasal dari kelelawar dan musang.

Penularan virus terjadi melalui droplet (percikan air liur), udara atau cairan yang keluar dari sistem pernapasan melalui kontak dekat. Ada pula kemungkinan droplet virus corona penyebab SARS bertahan di udara dan menular melalui perantara ini.

Namun, penularan melalui udara lebih umum terjadi di lingkungan rumah sakit. Serupa dengan SARS, COVID-19 awalnya diketahui bersumber dari hewan ular. Mereka yang awalnya terjangkit virus ini diketahui telah memakan hewan liar di Pasar Huanan

Meski begitu, seiring perkembangannya, para ahli meyakini bahwa COVID-19 menular dari orang ke orang melalui droplet dan udara. Itu sebabnya, virus ini juga disebut sebagai virus SARS tipe 2 (SARS-CoV-2).

Secara umum, penularan coronavirus terjadi melalui berbagai cara berikut ini.

* Melalui udara (virus keluar dari mereka yang batuk dan bersin tanpa menutup mulut).
* Sentuhan atau jabat tangan dengan pasien positif.
* Menyentuh permukaan benda yang terdapat virus kemudian menyentuh wajah (hidung, mata, dan mulut) tanpa mencuci tangan.

Diagnosis penyakit akibat coronavirus
Berikut adalah beberapa cara untuk mendiagnosis coronavirus yang dilakukan oleh dokter untuk mencari informasi tentang virus corona yang mungkin menjangkiti Anda.

* Melihat riwayat kesehatan Anda, termasuk gejala yang Anda rasakan.
* Melakukan pemeriksaan fisik.
* Melakukan tes darah.
* Melakukan tes laboratorium terhadap dahak, sampel dari tenggorokan melalui tes usap atau PCR, atau spesimen pernapasan lainnya.

Jika Anda mengalami gejala yang telah disebutkan, Anda perlu memberi tahu dokter soal lokasi yang baru Anda kunjungi atau kontak dengan hewan. Sebagian besar infeksi MERS-CoV ditemukan berasal dari Semenanjung Arab.

Sementara itu, untuk SARS-CoV umumnya berasal dari daerah Tiongkok. Penting pula untuk memberi tahu dokter apabila Anda baru saja dari daerah wabah atau tempat-tempat umum yang dicurigai terinfeksi virus ini.

Kontak dengan hewan-hewan pembawa virus ini, seperti unta dan ular, atau menggunakan produk berbahan unta juga penting untuk disampaikan demi membantu diagnosis penyakit akibat coronavirus.

Bagaimana mengobati penyakit akibat coronavirus?

Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus untuk penyakit yang disebabkan oleh virus corona pada manusia, begitu juga dengan COVID-19 yang kini tengah mewabah.

Sebagian besar penyakit akibat virus termasuk COVID-19 adalah self-limiting disease. Artinya, penyakit tersebut bisa sembuh dengan sendirinya. Walau demikian, ada hal-hal yang dapat meredakan gejala penyakit akibat coronavirus, antara lain:

* Minum obat flu, obat pereda nyeri, dan pereda demam yang disarankan seperti paracetamol.
* Gunakan pelembap ruangan atau mandi dengan air panas untuk melegakan sakit tenggorokan dan batuk.
* Jika Anda mengalami sakit ringan, Anda perlu banyak menambah asupan cairan melalui air putih dan makanan berkuah dan bernutrisi.
* Memperbanyak istirahat.
* Mengonsumsi vitamin C untuk menjaga daya tahan tubuh. Selain itu, kombinasikan dengan beberapa vitamin dan mineral seperti vitamin A, E, D, serta B kompleks.

Pencegahan penularan coronavirus

Untuk mencegah infeksi virus ini, Anda dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Anda dapat mengonsumsi makanan bergizi untuk mempertahankan sistem imun Anda.

Pasalnya, penyakit akibat virus umumnya dapat dicegah dengan ketahanan tubuh yang baik. Beberapa hal yang dapat Anda lakukan, antara lain.

* Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik.
* Menggunakan masker saat berpergian ke luar rumah atau saat berinteraksi dengan orang lain.
* Menjaga jarak minimal 2 meter dengan orang lain.
* Hindari menyentuh wajah (hidung, mulut, dan mata) dengan tangan yang kotor.
* Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit atau bergejala.
* Hindari daerah di mana infeksi/wabah terjadi.
* Bersihkan barang yang sering Anda sentuh.
* Tutupi mulut Anda saat batuk dan bersin dengan tisu dan segera cuci tangan.
* Menjalani vaksinasi flu atau vaksinasi Covid-19.
* Melakukan karantina mandiri (berdiam diri) di rumah jika sakit.

Seluruh dunia saat ini juga sedang menerapkan physical distancing untuk pandemi COVID-19 dengan membatasi aktivitas di luar rumah serta kontak dengan orang lain. Ini adalah cara yang efektif untuk mengurangi risiko penularan dan meratakan kurva pandemi COVID-19.