Blog

Belajar Kehidupan Dari Burung Bangau

Salah jenis burung yang cukup unik adalah burung bangau. Burung bangau merupakan burung dari keluarga Ciconiidae. Burung bangau memiliki badan berukuran relatif besar, berkaki panjang, berleher panjang, dan mempunyai paruh yang besar, kuat dan tebal.

Bangau bisa dijumpai di daerah beriklim hangat. Bangau tidak memiliki organ suara syrinx sehingga tidak bersuara. Paruh yang diadu dengan pasangannya merupakan cara berkomunikasi menggantikan suara panggilan (Wikipedia).

Bangau merupakan burung pantai migran, terbang jauh dengan cara melayang memanfaatkan arus udara panas sehingga dapat menghemat tenaga. Bangau merupakan burung yang berat dengan rentang sayap yang lebar.

Spesies Leptoptilos crumeniferus dari Afrika mempunyai rentang sayap 3,2 meter, sehingga dijuluki sebagai ?burung darat dengan rentang sayap terpanjang di dunia.?

Bangau merupakan burung yang membuat sarangnya sendiri. Sarang digunakan untuk beberapa tahun, berukuran sangat besar, diameter hingga 2 meter dan kedalaman sarang 3 meter.

Demikian gambaran sekilas tentang penjelasan burung bangau. Kita tidak mengkaji lebih lanjut berkaitan dengan anatomi dan morfologi burung bangau, tetapi mencoba memetik pelajaran dari perilaku burung bangau. Beberapa pelajaran berharga dari burung bangau adalah sebagai berikut.

1. Saling memotivasi

Bangau terbang dengan mengeluarkan suara berkotek. Suara tersebut dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada bangau lainnya. Dengan kata lain, bangau saling memberikan motivasi satu sama lain.

Perilaku burung bangau tersebut, memberikan pelajaran bahwa dalam suatu komunitas atau tim, harus saling memotivasi menuju kebaikan. Bukan sebaliknya, saling menjatuhkan, saling melemahkan satu sama lain, apalagi sampai menghancurkan dalam satu komunitas atau tim.

2. Setia kawan

Ketika salah satu bangau jatuh sakit, maka bangau yang lainnya akan membagi menjadi dua formasi dan mengawal temannya hingga sembuh dan kuat melanjutkan perjalanan.

Perilaku bangau tersebut memberikan pelajaran bahwa kita hidup itu perlu memiliki sikap kesetiakawanan. Susah senang harus dihadapi bersama dalam suatu komunitas/organisasi.

3. Saling mendukung

Saat setiap burung mengepakkan sayapnya, hal itu memberikan “daya dukung” bagi burung yang terbang tepat di belakangnya. Ini terjadi karena burung yang terbang di belakang tidak perlu bersusah payah untuk menembus ?dinding udara? di depannya. Dengan terbang dalam formasi “V”, seluruh kawanan dapat menempuh jarak terbang 71% lebih jauh daripada kalau setiap burung terbang sendirian.

Perilaku burung bangau tersebut memberikan pelajaran bahwa kita hendaknya bergerak dalam arah dan tujuan yang sama serta saling membagi diri dalam komunitas, sehingga dapat mencapai tujuan bersama dengan lebih cepat dan lebih mudah. Ini terjadi karena mereka menjalaninya dengan saling mendorong dan mendukung satu dengan yang lain.

4. Tidak indvidualis

Kalau seekor burung bangau terbang ke luar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan burung di depannya.

Perilaku bangau tersebut memberikan pelajaran bahwa kalau kita memiliki cukup logika umum, kita akan tinggal dalam formasi dengan mereka yang berjalan di depan. Kita akan mau menerima bantuan dan memberikan bantuan kepada yang lainnya. Lebih sulit untuk melakukan sesuatu seorang diri daripada melakukannya bersama-sama.

5. Siap memimpin dan dipimpin

Ketika burung bangau pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan burung bangau lain akan terbang menggantikan posisinya.

Perilaku bangau tersebut memberikan pelajaran bahwa untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan, kita agar secara bergantian memimpin.

Seperti halnya burung bangau, manusia saling bergantung satu dengan lainnya dalam hal kemampuan, kapasitas dan memiliki keunikan dalam karunia, talenta atau sumber daya lainnya. Pada saat-saat tertentu harus diap jadi pemimpin dan siap juga dipimpin.

Paparan di atas, menunjukkan bahwa kita sebagai manusia sudah semestinya untuk terus belajar dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Jika burung bangau saja bisa melakukan, tentu kita sebagai manusia lebih bisa lagi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Pribadi yang memiliki sifat-sifat yang diajarkan oleh burung bangau seperti hidup saling memotivasi, setia kawan, saling mendukung, tidak individualis, siap dipimpin dan memimpin.

I Gede Astawan @ Penulis Buku Jalan Spiritual Menuju Hidup Bahagia

Email:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *