Blog

Bacaan Doa Setelah Haid Dan Tata Cara Mandi Wajib

TRIBUNJOGJA.COM – Haid merupakan kodrat alamiah yang dialami setiap perempuan.

Haid dalam islam menunjukkan perempuan tersebut sudah baligh dan sudah dibebani kewajiban menjalankan syariat sepenuhnya.

Ketika perempuan haid, maka ia tidak diperbolehkan melakukan ibadah-ibadah wajib seperti sholat dan puasa.

Jika telah selesai masa Haid, perempuan wajib Mandi Wajib guna membersihkan diri dan menyucikannya dari hadas besar.

Adapun doa yang diucapkan setelah selesai haid tidak lain adalah niat mandi wajib.

Doa Setelah Selesai Haid, yaitu:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu ghusla liraf’il hadatsil akbari fardhan lillahi ta’alaa

Artinya: “Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardhu karena Allah Ta’alaa”

Bacaan doa ini dibaca ketika hari terakhir haid.

Adapun tata cara mandi Wajib berdasarkan hadist, sebagai berikut:

إِذَا اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ يَبْدَأُ فَيَغْسِلُ يَدَيْهِ ثُمَّ يُفْرِغُ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ فَيَغْسِلُ فَرْجَهُ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ وُضُوءَهُ لِلصَّلاَةِ ثُمَّ يَأْخُذُ الْمَاءَ فَيُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي أُصُولِ الشَّعْرِ حَتَّى إِذَا رَأَى أَنْ قَدْ اسْتَبْرَأَ حَفَنَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاَثَ حَفَنَاتٍ ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى سَائِرِ جَسَدِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ.

“Apabila beliau mandi karena junub, beliau memulai dengan membasuh kedua tangannya, lalu menuangkan (air) dengan tangan kanannya ke tangan kirinya lalu membasuh farjinya. Kemudian beliau berwudlu seperti wudlunya untuk shalat, kemudian mengambil air lalu memasukkan jari-jarinya ke dasar rambut hingga apabila ia sudah merasa bersih, beliau siramkan air di atas kepalanya dengan tiga siraman. Kemudian beliau meratakan ke seluruh tubuhnya, lalu membasuh kedua kakinya.” (Muttafaq ‘alayh)

Tata Cara Mandi Wajib secara runtut menurut Rasulullah saw:

1. Mencuci kedua tangan.

2. Mencuci farji (kemaluan) dengan tangan kiri. Setelah itu dituntunkan pula mencuci tangan kiri dengan tanah (HR. Al-Bukhâri) atau cukup digantikan dengan sabun mandi.

3. Berwudlu seperti wudlu untuk shalat.

4. Menyiramkan air ke kepala secara merata (keramas) sambil menguceknya sampai ke dasar kulit kepala. Bagi wanita yang berambut panjang, bila merasa kerepotan maka bisa menggelung rambutnya kemudian menyiramnya dengan air. (HR. Jama`ah, kecuali al-Bukhari).

5. Menyiramkan air ke seluruh badan (mandi) sampai rata yang dimulai dari kanan kemudian kiri. Rasulullah saw mengakhiri mandinya dengan mencuci kaki. (HR. al-Bukhâri-Muslim)

(MG/Hana Santika Ahdanty)