Blog

Sholat Taubat Dalil Hukum Dan Tata Cara Pelaksanaannya

Sholat taubat merupakan sholat sunnah yang dilaksanakan dalam rangka memohon ampun serta berserah diri kepada Allah ta’ala atas segala perbuatan buruk yang telah diperbuat.

Sebenarnya tidak ada keterangan mengenai sholat dua rakaat untuk mengiringi pertaubatan. Meskipun begitu bukan berarti syariat atau amalan ini tidak ada.

Terdapat beberapa hadits yang menjelaskan perihal shalat dua rakaat yang dilakukan setelah niat untuk bertaubat.

Amalan ini yang kemudian dikenal dengan sholat taubat karena sholat dua rakaat ini mengiringi pertaubatan seseorang.

Hadits shahih yang menyebutkan tentang sholat taubat, diantaranya:

عَلِيًّا يَقُولُ إِنِّي كُنْتُ رَجُلًا إِذَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيثًا نَفَعَنِي اللَّهُ مِنْهُ بِمَا شَاءَ أَنْ يَنْفَعَنِي بِهِ وَإِذَا حَدَّثَنِي رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِهِ اسْتَحْلَفْتُهُ فَإِذَا حَلَفَ لِي صَدَّقْتُهُ وَإِنَّهُ حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرٍ وَصَدَقَ أَبُو بَكْرٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ رَجُلٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا ثُمَّ يَقُومُ فَيَتَطَهَّرُ ثُمَّ يُصَلِّي ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلَّا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ { وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ }

Dari Ali Radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Aku adalah seorang laki-laki yang jika mendengar sebuah hadits dari RAsulullah shallallahu alaihi wa sallam, Allah Azza wa Jalla memberiku manfaat yang Dia kehendaki dengan perantara hadits itu. Jika ada sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyampaikan sebuah hadits kepadaku, maka aku akan memintanya bersumpah (bahwa dia benar-benar mendengar langsung dari Rasulullah SAW). Jika dia telah bersumpah kepadaku, maka aku akan mempercayainya.

Dan sesungguhnya Abu Bakar telah memberitahukan sebuah hadits kepadaku (dan ia berkata jujur) ia berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda: ‘Tidak ada seorangpun yang melakukan dosa lalu dia berdiri kemudian bersuci dan menunaikan shalat. Setelah itu memohon ampun kepada Allah kecuali Allah pasti mengampuninya.”

Kemudian beliau membaca ayat ini: (Artinya) ‘Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui [Ali Imran: 135].”

Tata Cara Pelaksanan Sholat Taubat

Bila melihat hadits diatas dapat disimpulkan tata cara sholat taubat tak ada beda dengan kebanyakan shalat lainnya, yaitu:

1. Berwudhu dengan sempurna (sesuai sunnah yang disyariatkan).

2. Sholat dua rakaat dengan tata cara yang sama dengan sholat pada umumnya.

3. Tidak ada bacaan yang dikhususkan dalam sholat taubat. Setelah membaca surat Al Fatihah bisa dilanjutkan dengan surat atau ayat Quran apapun yang dihafal.

4. Khusuk dalam shalat karena mengingat dosa yang dilakukan dan tidak ingin diulangi

5. Setelah selesai shalat perbanyak beristighfar dan memohon ampun kepada Allah ta’ala.

6. Tidak ada bacaan istoghfar khusus untuk sholat taubat. Bacaan istigfarnya bisa dengan kalimat istighfar yang biasa kita baca, misalnya: Astagfirullaahal adziim atau Astaghfirullah wa atuubu ilaiih, dan sebagainya.

7. Inti dari melaksanakan shalat taubat ialah memohon ampunan kepada Allah atas perbuatan dosa yang diperbuat. Serta bertekad kuat untuk tidak mengulangi perbuatan dosa itu lagi.

Taubat Nasuha

Orang yang ingin bertaubat hendaklah dia melakukan Taubatan Nasuha. Kemudian apa itu Taubat Nasuha?

Manusia yang diciptakan oleh Allah dengan hawa nafsu memang tempatnya berbuat dosa karena kehilangan kendali akan dirinya sendiri.

Walaupun manusia memiliki dosa atau kemaksiatan yang menumpuk bukan berarti tak bisa memperbaiki dirinya kembali.

Allah adalah Maha Pengampun dan selalu membuka pintu rahmat bagi para hambaNya.

Manusia diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dengan bertaubat dari perbuatan-perbuatan dosa yang telah dilakukannya.

Pertaubatan yang dilakukannya haruslah total dan sungguh-sungguh, inilah yang dinamakan Taubatan Nasuha. Berikut hadits Nabi tentang taubat:

عَلِيُّ بْنُ مَسْعَدَةَ الْبَاهِلِيُّ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Ali bin Mas’adah Al Bahili telah menceritakan kepada kami dari Qatadah dari Anas, ia berkata bahwasannya RAsulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda: “Setiap anak Adam (manusia) berbuat kesalahan dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah yang bertaubat.” [HR Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani]

Bertaubat Memebersihkan Hati
Bertaubat akan membersihkan hati manusia dari ‘noda’ yang mengotorinya karena dosa merupakan noda hati dan membersihkannya adalah kewajiban kita.

Dalam hadits riwayat Ibnu Majah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَ قَلْبُهُ فَإِنْ زَادَ زَادَتْ فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَهُ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ { كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ }

“Sesungguhnya seorang mukmin bila berbuat dosa, maka akan timbul satu titik noda hitam di hatinya. Jika ia bertaubat untuk meninggalkan (perbuatan tersebut) dan memohon ampun (kepada Allah), maka hatinya kembali bersih. Apabila ia menambah (perbuatan dosa), maka bertambahlah noda hitam tersebut sampai memenuhi hatinya. Itulah ar raan (penutup hati) yang telah disebutkan Allah dalam firman-Nya: Sekali-sekali tidak (demikian) sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hatia mereka {Al Muthaffifin: 14}

Taubatan Nasuha sendiri merupakan perbuatan kembalinya seorang hamba kepada Allah dari dosa yang pernah dilakukannya, baik disengaja maupun tidak dengan jujur, ikhlas, tekad kuat, dan dibarengi dengan ketaatan-ketaatan sehingga membuatnya kembali menjadi orang bertaqwa dan terlindung dari godaan setan.

Syarat Taubat Nasuha

1. Islam, karena taubat yang diterima oleh Allah hanyalah taubatnya seorang Muslim.

2. Ikhlas, melakukan taubat agar benar-benar diampuni oleh Allah haruslah didasari keikhlasan karena taubat dengan tujuan riya’ atau hal duniawi tidak bisa dikatakan sebagai taubat syar’i.

3. Mengakui dosa yang telah ia perbuat karena taubat tidak sah kecuali ia mengetahui dosa yang diperbuat dan mengakuinya. Serta berharap keselamatan akibat dari perbuatannya tersebut.

4. Menyesal, taubat hanya diterima apabila seseorang itu menunjukkan rasa penyesalnnya yang mendalam.

5. Meninggalkan kemaksiatan dan mengembalikan hak-hak orang-orang yang terdzalimi akibat perbuatannya.

6. Masa bertaubat dapat diterima Allah adalah sebelum sakaratul maut atau sebelum nafas berada di kerongkongan dan sebelum matahari terbit dari Barat.

7. Istiqamah di jalan Allah setelah bertaubat.

8. Memperbaiki diri setelah bertaubat.

Hukum Anjuran Bertaubat

Hukum dari taubat nasuha adalah fardhu ‘ain atas setiap Muslim seperti yang telah disebutkan dalam Al Quran dan hadits. Dalilnya adalah:

1. Firman Allah ta’ala:
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Katakanlah kepada waniita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya, danjanganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak padanya. Hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan pehiasannya kecuali kepada suami mereka, putra-putra mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara laki-laki mereka atau putra saudara laki-laki mereka atau putra saudara perempuan mereka, atau muslimah, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan laki-laki yang tidak memiliki keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang bellum mengerti aurat wanita. Dan janganlah memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan dan bertaubatkah kepada Allah wahai orangorang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [An Nuur: 31]

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhanmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia sedang cahaya mereka memancar di muka dan sebelah kanan mereka. Sambil mereka berkata, “Ya Tuhan Kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [At Tahrim: 8]

2. Sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ حَدَّثَنَاه عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي ح و حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ كُلُّهُمْ عَنْ شُعْبَةَ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ

“Wahai kaum mukminin, Bertaubatlah kepada Allah karena aku juga bertaubat kepada Allah sehari seratus kali.” Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Mu’adz dari bapakku. Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Mutsana dari Abu Daud dan Abdurrahman bin Mahdi semua dari Syu’bah. [HR Muslim]

Hal Yang Menghalangi Diterimanya Sholat Taubat

1. Bid’ah dalam Agama

2. Kecanduan minuman keras

Sebuah hadits riwayat Tirmidzi menjelaskan tentang hal ini yang artinya:

Abdullah bin Umar berkata bahwasannya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “SIapa yang meminum khamr, maka Allah tidak akan menerima sholatnya selama empat puluh hari. Jika ia bertaubat, maka Allah akan menerima taubatnya. (begitu seterusnya hingga ia melakukannya hingga tiga kali)

Bila ia melakukan untuk keempat kalinya maka Allah tidak menerima shalatnya selama empat puluh hari dan jika ia bertaubat Allah tidak menerima taubatnya. Ia akan diberi minum dari sungai Khabal.” Seseorang menanyakan kepada Abdullah bin Umar mengenai apa itu sungai Khabal. Ia menjawab: “yaitu sungai nanah dari penghuni neraka.”

Nah itu dia penjelasan mengenai sholat taubat. Setiap Muslim memang dianjurkan untuk bertaubat setelah ia melakukan perbuatan dosa karena Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Meskipun Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang bukan berarti kita bisa seenaknya melakukan perbuatan dosa kemudian bertaubat karena tidak akan diterima taubat kita.

Taubat yang kita lakukan haruslah taubatan nasuha yang memenuhi persyaratan yang telah disyariatkan.

Kita juga harus ingat dan meyakini bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat, jadi jangan sampai mengulang dosa kembali.

Selalu ingat keagungan Allah dan ingat bahwa dosa itu semuanya buruk dan berujung pada neraka. Tinggalkan tempat-tempat maksiat dan juga lingkongan yang toxic.

Dengan melakukan itu semua barulah taubat kita akan bisa diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semoga penjelasan diatas bermanfaat dan Rahmat Allah selalu tercurah untuk kita semua.