Blog

Seni Musik Pengertian Sejarah Unsur Dan Fungsi

Seni musik memiliki peran yang besar dalam kehidupan kita sehari-hari. Entah itu dari radio, televisi, ataupun smartphone, lantunan musik tak henti-henti mengiringi kegiatan kita.

Musik tidak muncul begitu saja dan memiliki sejarah perkembangan yang panjang. Variasi karya yang kita ketahui saat ini berasal dari konteks pendekatan, aliran, dan budaya yang beragam.

Ingin tahu lebih lanjut? Yuk, simak uraian tentang pengertian seni musik, sejarah, aliran, unsur, jenis, dan fungsinya bersama SapaKreatif.

Pengertian Seni Musik
Jika ditelaah secara etimologis, maka istilah seni musik ini adalah pengawinan dari kata “seni” dan “musik”.

Makna seni adalah ungkapan emosional dan intelektual manusia yang dituangkan secara kreatif melalui sebuah medium.

Sedangkan musik merupakan gelombang suara yang bergetar secara harmonis sehingga dipersepsi oleh indera pendengar sebagai fenomena yang indah.

Maka dari itu, seni musik adalah manipulasi gelombang suara menggunakan sebuah instrumen atau medium untuk menciptakan sebuah keindahan yang mana harmonisnya merupakan ungkapan perasaan sang seniman.

1. John Coltrane
Musik adalah cara manusia mengekspresikan diri secara spiritual. Dia merupakan cerminan dari kepercayaan, pengetahuan, dan eksistensi seseorang.

Musik adalah bidang kreatif yang kuat dan punya banyak kemungkinan. Dengan musik, kita bisa membantu manusia membebaskan dirinya dari keterpurukan diri.

Menurut Coltrane, tugasnya secara pribadi adalah menggunakan musik untuk mewarnai jiwa-jiwa manusia.

2. Ludwig van Beethoven
Musik adalah salah satu cara manusia untuk memahami hal-hal tentang dirinya dan alam semesta yang sukar dipahami.

Menurut Beethoven, musik adalah sarana ekspresi intelektual den emosional. Lantunan musik merupakan sebuah sarana untuk memberikan wujud bagi pengelaman dan pemikiran pribadi manusia.

3. Plato
Plato mencoba mengaitkan peran musik dalam edukasi dan kehidupan sosial. Masyarakat Yunani kuno percaya bahwa musik memiliki pengaruh yang kuat terhadap pembentukan pemikiran dan perilaku manusia.

Menurut Plato, musik adalah cerminan dari budaya dan pola pikir yang dianut oleh seseorang. Maka dari itu, dia menekankan bahwa sejak dini, manusia harus dipaparkan oleh melodi penuh sukacita yang diiringi dengan prosa penuh nilai-nilai luhur.

4. Aristoteles
Dalam bukunya yang berjudul Politics and Poetics, Aristoteles berpendapat bahwa musik adalah bentuk imitasi atau representasi dari karakter seseorang.

Musik sebagai determinan sikap dan perilaku adalah pemahaman yang Aristoteles setujui bersama Plato.

5. Arthur Schopenhauer
Menurut Schopenhauer, musik adalah seni yang paling ‘hidup’. Pemaknaan dari seni lain hanyalah sebatas bayang-bayang saja, sedangkan musik dapat menyentuh esensi terdalam dari suatu hal.

Jika Aristoteles dan Plato memaknai musik sebagai cerminan karakter, maka Schopenhauer memaknainya sebagai cerminan semesta dan gagasan-gagasan tentangnya.

Sejarah Seni Musik
Kehadiran seni musik mempunyai riwayat dan perjalanan yang panjang, bahkan mungkin mendahului kemampuan berbicara spesies manusia.

Jika demikian, musik sendiri telah berkembang dari zaman purbakala, renaisans, hingga detik ini. Berikut adalah ringkasan sejarah musik yang dibagi berdasarkan periodisasi zaman.

1. Zaman Purba (Prasejarah)
Berbagai penelitian berspekulasi bahwa musik muncul pertamakali 60,000 tahun sebelum masehi. Tepatnya, pada era yang sama dengan lukisan dalam dinding goa.

Kemungkinan besar, musik primitif yang pertamakali hadir adalah suara yang dibuat dengan mulut dan diiringi dengan tepukan tangan.

Bagaimana dengan alat musik? Menurut para arkeolog, alat musik tertua pertamakali digunakan oleh manusia di zaman paleolitikum (50,000 atau 10,000 tahun sebelum masehi). Bentuknya sederhana, hanya sebatas seruling atau peluit yang dibentuk dari kayu atau tulang binatang.

2. Zaman Abad Pertengahan (Zaman Kegelapan)
Abad pertengahan merentang sekitar Masehi. Sepanjang zaman ini, peradaban eropa dikuasai penuh oleh Gereja Katolik Roma, dan kekuasaan ini berpengaruh pada perkembangan musik pada era itu.

Pada rentang waktu ini, pemahaman dan praktik musik masih sederhana dan tujuannya digunakan untuk mengiringi ibadah.

3. Zaman Klasik
Tahun 1500 sampai 1900 jadi jaman kemasyhuran seni musik. Jaman ini selanjutnya disebutkan era klasik di mana pemahaman tentang musik mulai kompleks.

Disini, fungsi musik tidak lagi sebagai pengiring ibadah namun mulai membuka jalan bagi medium ekspresi kreatif. Musisi terkenal yang populer pada era ini antara lain adalah: Bach, Mozart, Beethoven, dan Tchaikovsky.

4. Zaman Modern dan Kontemporer
Zaman modern atau kontemporer terhitung sesudah era ke dua puluh sampai saat ini yang banyak mendapati basis atau media untuk dengarkan musik.

Pada periode ini, perkembangan teknologi juga mempengaruhi praktik seni musik dengan diciptakannya perekam dan alat penyunting musik. Hal inilah yang melahirkan berbagai macam genre yang bisa kita dengar saat ini.

Fungsi Seni Musik
Musik memiliki faedah yang dapat memperkaya kehidupan pendengarnya. Apa saja fungsi dan manfaatnya?

Seni adalah bentuk ekspresi diri yang paling murni. Melalui seni, kita bisa mewujudukan perasaan dan pemikiran kompleks melalui gaya penyampaian yang kreatif.

Musik menyediakan medium yang sangat baik untuk mengekspresikan diri seseorang. Setiap nada dan lirik merupakan serpihan dari seorang seniman.

Seni musik adalah sarana yang tepat untuk menyuarakan kegundahan hati. Ini adalah alasan yang valid untuk belajar memainkan instrumen.

Proses menyuarakan dan menciptakan musik bisa mewarnai hingga menyelamatkan jiwa seseorang. Ketimbang membiarkan perasaan-perasaan buruk membusuk dalam hati, lebih baik disuarakan melalui musik agar bisa didengar oleh orang lain.

2. Seni Musik sebagai Hiburan dan Pelipur Lara
Ketika menikmati sebuah musik, kita tidak sebatas mendengarnya, namun juga ‘merasakan’ bentuk-bentuknya. Lagu-lagu ceria dengan irama yang menggebu-gebu bisa membuat kamu berjoget ria; lagu galau dengan ketukan yang lamban bisa membuatmu merasa suram dan meneteskan air mata.

Musik lebih dari sekedar hiburan. Sejatinya, musik memiliki kekuatan untuk mengatur mood dan suasana hati kita.

Karena musik memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap emosi, musik dapat membakar semangat, menenangkan, hingga memotivasi kita. Menurut para peneliti, unsur musik yang dapat bermain-main dengan emosi adalah notasi chord. Jika kalian cermati, musik yang dimainkan dalam kunci mayor cenderung menyenangkan dan menggembirakan; sedangkan kunci minor membuat suasana menjadi sedih dan suram.

3. Seni Musik sebagai Produk Komersil
Salah satu fungsi seni musik yang paling sering kita temui sehari-hari adalah sebagai produk komersil. Bagi beberapa seniman, musik merupakan mata pencaharian yang mereka andalkan untuk mencari sesuap nasi. Sebelum jasa streaming musik secara digital seperti Spotify, Apple Music, dan Google Play Music; musisi harus merekam dan menjajakan karya mereka dalam bentuk fisik seperti piringan hitam dan CD.

Selain dijual kepada pendengar untuk dinikmati secara pribadi, musik juga digunakan untuk mengiringi film, iklan, dan audio drama. Maka dari itu, musik juga berfungsi sebagai jembatan antara produk dan konsumer. Bagaimana caranya? Musik bisa merepresentasikan sebuah produk, merek, atau moto perusahaan dengan memberikan wujud sebuah bisnis ke dalam nada-nada yang mudah diingat.

4. Seni Musik sebagai Terapi dan Relaksasi
Dari semua fungsi seni musik yang dijelaskan di atas, fungsi yang paling menarik dan misterius adalah kegunaannya sebagai sarana terapi dan relaksasi.

Terapi musik adalah upaya untuk menangani atau memulihkan kemampuan kognitif, emosional, atau motorik seorang individu. Secara resmi, terapi menggunakan musik adalah teknik penyembuhan medis melalui interferensi musik yang dilakukan oleh ahli berstandar profesional.

Praktik dan manfaatnya telah dilaporkan dalam berbagai kajian. Ahli saraf Britania Raya bernama Oliver Sacks, melaporkan bahwa pasien-pasien Alzheimer atau Parkinson gejalanya membaik ketika mereka mendengarkan musik. Studi medis lainnya, menyebutkan bahwa pasien penyakit stroke memiliki respon terhadap visual yang lebih baik setelah mendengarkan musik klasik.

Unsur Seni Musik
Ketika mempelajari musik dan mendiskusikan musik, unsur-unsurnya dapat dipecah ke dalam beberapa hal agar kita bisa mengidentifikasi gaya, era, wilayah, hingga karya seniman satu sama lain.

Untuk artikel ini, unsur-unsur seni musik yang kita bahas antara lain adalah: ritme, melodi, harmoni, timbre, dinamika, dan tekstur.

1. Ritme
Secara singkat, ritme adalah pola atau pergerakan notasi seiring dengan waktu yang ditentukan.

Jika sebuah lukisan adalah pola goresan tinta dalam sebuah kanvas, maka musik adalah pola nada yang dimainkan seiring dengan waktu.

Ritme menandakan kapan sebuah suara atau nada dimainkan. Ritme juga menandakan seberapa lambat atau cepat seorang musisi harus memainkan musiknya.

Baca Juga “Ritme: Ritme Apa yang Dimaksud dengan Pola Irama”

2. Melodi
Melodi adalah unsur musik yang paling mudah dikenal. Kemungkinan besar, hal pertamakali yang kamu lakukan saat menulis musik adalah merangkai melodi yang kamu anggap indah.

Pengertian melodi adalah serangkaian nada yang dimainkan secara berurutan. Serangkaian nada ini membentuk lantunan yang memuaskan dan seringkali merupakan segmen yang paling mengesankan.

Ketika kamu menyanyikan lagu “Balonku Ada Lima” atau “Selamat Ulang Tahun”, rangkaian nada yang kalian suarakan adalah melodi.

3. Harmoni
Harmoni adalah salah satu bagian terpenting dalam sebuah musik. Secara sederhana, harmoni adalah apa yang terjadi ketika dua nada atau lebih dimainkan dalam saat yang bersamaan.

Ketika kita berbicara tentang harmoni, biasanya yang dibahas adalah pengaturan nada secara individu dalam sebuah chord atau struktur chord secara menyeluruh dalam sebuah karya musik.

Konsep harmoni dalam teori musik biasanya mengacu pada penentuan chord dan progresi chord.

4. Timbre
Timbre (dibaca “Tim-Bre”) adalah karakteristik suara yang dimiliki oleh sebuah nada ketika dimainkan. Konsep timbre digunakan untuk membedakan nada yang dimainkan satu alat musik dengan yang lainnya. Biasanya seseorang menggunakan kata sifat halus, kasar, bulat, dan tajam untuk mendeskripsikan timbre nada.

Masih bingung? Perbandingannya seperti cita rasa pada buah apel. Apel malang pasti rasanya beda dengan apel fuji, tapi keduanya adalah jenis buah yang sama. Begitu juga dengan timbre. Sebuah nada yang berasal dari petikan gitar pasti berbeda karakteristiknya jika dibandingkan dengan gesekan biola.

5. Dinamika
Secara sederhana, dinamika adalah variasi keras-lembut dalam musik. Dinamika merupakan salah satu cara untuk menentukan suasana atau mood.

Perlu diingat bahwa musisi tidak menggunakan kata-kata seperti ‘keras’ atau ‘lembut’ saat berbicara dinamika. Alternatifnya, mereka menggunakan istilah-istilah dalam bahasa itali seperti: pianissimo, forte, sforzando, dan lain-lain.

6. Tekstur
Seperti yang telah dibahas, musik terdiri dari berbagai unsur atau elemen. Unsur tersebut tak lain dari melodi, harmoni, dan ritme.

Pemaduan antara unsur-unsur tersebut ditambah dengan tempo dan timbre akan menciptakan sesuatu yang dinamakan ‘tekstur’.

Ada empat jenis tekstur yang muncul dalam musik: monofoni, polifoni, homofoni, dan heterofoni.