Blog

Sampling Jenuh Pengertian Ciri Dan Contoh Penelitian Yang Menggunakannya

Dalam suatu penelitian, sudah umum diketahui bahwa peneliti akan menggunakan metode yang ilmiah agar proses dan hasil dari penelitiannya dapat dipercaya dan memberikan manfaat secara tepat. Salah satu bagian dari metode penelitian adalah teknik dalam pengambilan sampel atau teknik sampling.

Pada ilmu statistika, terdapat dua jenis teknik pengambilan sampel, yakni sampel acak atau probability sampling dan sampel nonacak atau nonprobability sampling. Artikel ini akan menjelaskan satu dari berbagai macam teknik sampling yang ada dalam teknik nonacak, yaitu teknik sampling jenuh. Berikut adalah penjelasan mengenai sampling jenuh.

Pengertian Sampling Jenuh
Salah satu pengertian dari sampling jenuh disampaikan oleh Sugiyono (2017), yaitu teknik menentukan sampel apabila seluruh anggota populasi akan dijadikan sampel dalam penelitian atau dapat disebut juga dengan sensus dalam lingkup kecil.

Pengertian tersebut tidak jauh berbeda dari definisi lain, yakni teknik sampling jenuh diartikan sebagai teknik dalam penentuan sampel penelitian yang sampelnya didapat dari semua anggota populasi.

Selain itu, sampling jenuh juga dapat berarti cara yang digunakan untuk menentukan sampel penelitian adalah dengan mengambil keseluruhan populasi berdasarkan karakteristik atau sifat tertentu sebagai subjek penelitian.

Ciri-ciri Sampling Jenuh
Teknik sampling jenuh sangat berbeda dengan teknik penelitian yang umum digunakan, seperti simple random sampling maupun purposive sampling. Berikut adalah beberapa ciri dari teknik sampling jenuh:

1. Bagian dari teknik pengambilan sampel tidak acak atau nonprobability sampling
2. Jumlah populasi relatif kecil, biasanya kurang dari 30 orang.
3. Subjek memiliki karakteristik khusus sehingga tidak terlalu umum.

Contoh Penelitian yang Menggunakan Sampling Jenuh
Terdapat satu contoh penelitian yang menggunakan teknik sampling jenuh adalah penelitian yang dilaksanakan oleh Sisca Eka Fitria dan Vega Fauzana Ariva dari Universitas Telkom yang dilaksanakan pada tahun 2018 di salah satu desa yang ada di Bandung.

Penelitian tersebut disampaikan dalam artikel berjudul Analisis Faktor Kondisi Ekonomi, Tingkat Pendidikan dan Kemampuan Berwirausaha Terhadap Kinerja Usaha Bagi Pengusaha Pindang di Desa Cukanggenteng dalam jurnal Manajemen Indonesia.

Penelitian ini berawal dari potensi wirausaha di Desa Cukanggenteng yang kebanyakan masyarakatnya menjadi pengusaha atau pengrajin ikan pindang. Akan tetapi, pada kenyataannya usaha yang mereka lakukan kurang menunjukkan kemajuan. Oleh sebab itu penelitian ini berusaha menemukan faktor-faktor yang menyebabkan stagnasi usaha tersebut.

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa faktor yang diteliti, yakni kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, kemampuan berwirausaha, serta kombinasi dari ketiga faktor tersebut terhadap kinerja usaha pengusaha pindang di desa Cukanggenteng.

Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling berjenis sampling jenuh. Dengan demikian, subjek dari penelitian ini adalah seluruh pengusaha yang ada berjumlah 60 orang. Kemudian, alat ukur yang digunakan adalah skala dengan format skala likert.

Hasilnya, populasi sekaligus sampel dari penelitian ini terdiri atas 3 orang pria dan 57 orang wanita dengan tingkat pendidikan 51 orang lulusan SD sedangkan 8 orang lainnya adalah lulusan SMP yang umumnya sudah berusia lebih dari 35 tahun. Pendapatan mereka kebanyakan di antara 1,5 juta hingga 2,5 juta perbulan dengan lama usaha mayoritas sudah lebih dari 20 tahun.

Berdasarkan pengukuran yang dilakukan, ditemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, dan kemampuan berwirausaha terhadap kinerja usaha pengusaha pindang di desa Cukanggenteng.

Rinciannya adalah pengaruh dari kondisi ekonomi sebesar 2,17 persen, pengaruh dari tingkat pendidikan sebesar 10,92 persen, dan pengaruh kemampuan berwirausaha sebesar 55,81 persen sehingga jika dijumlahkan, total pengaruhnya sebesar 68,9 persen. Dengan demikian diharapkan penelitian ini dapat menjadi penjelasan kendala masyarakat untuk dilakukan peningkatan.

Kelebihan dan Kekurangan Sampling Jenuh
Teknik sampling jenuh di satu sisi memang jumlah sampelnya tidak terlalu banyak dan mudah dicari, tetapi di sisi lain teknik sampling ini juga kurang fleksibel. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan teknik sampling jenuh secara lebih lengkapnya:

Kelebihan sampling jenuh

* Proses pencarian sampel mudah, praktis, dan ekonomis sebab populasi sudah jelas dan jumlahnya terbatas.
* Generalisasi pada populasi lebih akurat karena tidak memperhatikan karakteristik di luar karakteristik sampel.
* Dapat digunakan untuk jenis penelitian kuantitatif, kualitatif, maupun mixed method.
* Dapat digunakan untuk metode penelitian cross sectional maupun longitudinal.

Kelemahan sampling jenuh

* Tidak cocok untuk populasi yang jumlah anggotanya besar.
* Lebih efektif digunakan hanya untuk penelitian yang populasinya sedikit.
* Tidak dapat digeneralisasikan pada populasi dengan karakteristik yang berbeda.

Kesimpulan Pembahasan
Demikianlah penjelasan mengenai sampling jenuh. Kesimpulannya, penelitian ilmiah pasti membutuhkan metode yang tepat agar hasil penelitiannya dapat diterima sebagai pengetahuan. Untuk itu, diperlukan metode penelitian, salah satunya adalah teknik sampling.

Sampling jenuh adalah satu dari beberapa teknik nonrandom sampling. Teknik ini didefinisikan sebagai teknik penentuan sampel yang menjadikan seluruh anggota populasi sebagai sampel. Ciri umum dari teknik sampling jenuh adalah jumlah sampel sedikit dan subjek memiliki karakteristik yang sangat khusus.

Penelitian yang menggunakan teknik sampling jenuh pernah dilaksanakan oleh Fitria dan Ariva (2018) yang menganalisis faktor kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, dan kemampuan berwirausaha, terhadap kinerja usaha pengusaha pindang di desa Cukanggenteng yang berjumlah 60 orang. Hasilnya, ketiga faktor berpengaruh signifikan.

Kelebihan dari teknik sampling jenuh adalah mudah, praktis, dan ekonomis sebab populasi sudah jelas dan jumlahnya terbatas. Namun, kekurangan dari teknik ini adalah tidak cocok untuk populasi yang jumlah anggotanya besar.