Blog

Perbedaan Hadits Sunnah Khobar Hadits Qudsi Dan Atsar

Dalam kajian ilmu hadits, kita tentu akan menemukan beberapa istilah yang cukup sering didengar, yang di antaranya adalah hadits, sunnah, khobar, atsar, dan hadits qudsi. Istilah-istilah tersebut juga sering dijumpai dalam beberapa kitab kuning yang dikaji di dalam pondok-pondok pesantren.

Yang jelas, sebagian istilah-istilah tersebut memiliki persamaan dan juga memiliki perbedaan Untuk itulah, pada kesempatan ini kita akan belajar mengenai perbedaan dari istilah-istilah tersebut yang sudah disimpulkan sebagaimana berikut ini :

1. Hadits
Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, dan ketetapan Beliau.

Adapun pengertian dan macam-macam hadits sudah dijelaskan cukup detail pada posting terdahulu. Jadi, silahkan pelajari lebih detail pada posting berikut : Pengertian dan Macam-Macam Hadits (Qouliyah, Fi’liyah, Taqririyah dan Sifat).

2. Sunnah
Beberapa ulama’ mengemukakan bahwa hadits dan sunnah adalah sama atau sinonim. Jadi pengertian sunnah sama dengan pengertian hadits seperti di atas, ini adalah pendapat yang lebih banyak diikuti.

Namun, ada juga ulama’ yang berpendapat bahwa ada perbedaan tipis antara hadits dan sunnah, yaitu hadits hanya mencakup perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW saja, sedangkan sunnah mencakup segala hal yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik perkataan, perbuatan, ketetapan, dan sifat Beliau.

3. Khobar
Pendapat yang paling shohih menjelaskan bahwa hadits dan khobar adalah sama atau sinonim. Jadi, dalam hal ini hadits, sunnah, dan kbobar adalah sama.

Namun, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa hadits dan khobar itu berbeda. Jika hadist disandarkan dari Nabi Muhammad SAW, maka khobar disandarkan dari selain Nabi Muhammad SAW, baik itu dari para sahabat, para tabi’in, para tabi’it tabi’in, dan para ulama’.

Ada juga yang mengatakan bahwa pengertian khobar lebih umum daripada hadits. Khobar tidak hanya disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW saja, tetapi juga dari selain Nabi Muhammad SAW, baik itu dari para sahabat, para tabi’in, para tabi’it tabi’in, dan para ulama’.

4. Hadits Qudsi
Hadits qudsi adalah kalam Allah SWT yang tidak tertulis dalam Al-Qur’an namun disampaikan melalui perantara Nabi Muhammad SAW. Karena hadist qudsi merupakan kalam Allah SWT, maka sifatnya pun bukan makhluk atau huduts tetapi qadim.

Contoh hadist qudsi :

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ اللّٰهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِيْ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِيْ، فَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِيْ، وَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِيْ مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا، وَإِنْ أَتَانِيْ يَمْشِيْ أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً

“Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Allah Ta’ala berfirman : “Aku mengikuti sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Dan Aku ada bersamanya jika ia senantiasa mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku di dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya di dalam Dzat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang, maka Aku akan mengingatnya dalam kumpulan yang lebih baik dari mereka (yaitu para malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat padanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku akan mendekat padanya satu depa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari” (HR. Bukhori).

5. A’tsar
Sebagian kecil ulama’ berpendapat bahwa a’tsar adalah sama dengan hadits. Namun, pendapat yang lebih shohih dari mayoritas ulama’ mengatakan bahwa a’tsar adalah segala sesuatu yang disandarkan dari para sahabat, baik perkataan dan perbuatannya.

Contoh Atsar :

عَنْ اَبِيْ بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ رَضْيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ : ثَلَاثٌ لَا تُدْرِكُ بِثَلَاثٍ، الْغِنٰى بِالْمُنٰى وَالشَّبَابُ بِالخِضَابِ وَالصِّحَّةُ بِالْاَدْوِيَّةِ

“Dari Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq ra berkata : ada 3 perkara yang tidak akan ditemui dengan 3 perkara lainnya, yaitu kekayaan hanya dengan berharap, muda dengan semir, dan sehat dengan obat (karena hanya Allah SWT yang memberi kesehatan, bukan obat)”.