Blog

Pengertian Wawancara Jenis Teknik Dan Contohnya

Wawancara adalah percakapan yang munjukan adanya pertanyaan untuk diajukan dan jawaban diberikan. Dalam bahasa umum, kata “wawancara” mengacu pada percakapan satu-satu antara pewawancara dan orang yang diwawancara.

Pewawancara disini berusaha menanyakan pertanyaan pada responden. Terkadang informasi dapat bersifat ke dua arah, komunikasi, tidak seperti pidato, yang menghasilkan aliran informasi satu arah.

Wawancara sejatinya pada percakapan formal dan mendalam antara dua orang atau lebih, di mana terjadi pertukaran informasi. Oleh karena itulah wawancara biasanya dilakukan secara tatap muka dan langsung, meskipun teknologi komunikasi modern seperti Internet telah memungkinkan percakapan terjadi meskipun terpisah secara geografis, misalnya melalui panggilan video atau video call, dan juga dapat melalui telepon.

Yang pastinya, wawancara hampir selalu melibatkan percakapan lisan antara dua pihak atau lebih, meskipun dalam beberapa kasus “percakapan” dapat terjadi antara dua orang yang mengetik pertanyaan dan jawaban bolak-balik.

Wawancara adalah percakapan antara dua atau lebih orang yang dilakukan oleh pewawancara dan narasumber. Wawancara merupakan suatu bentuk komunikasi lisan yang dilakukan secara terstruktur oleh dua orang atau lebih, baik secara langsung maupun jarak jauh, untuk membahas dan menggali informasi tertentu guna mencapai tujuan tertentu pula.

Wawancara (interview) mempunyai tujuan yang jelas dan mempunyai makna yang melebihi maksud dari percakapan biasa. Proses wawancara dapat terjadi dengan adanya komunikasi bolak-balik (dua arah) antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai, untuk menggali topik tertentu yang dibahas.

Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli
Adapun definisi wawancara menurut para ahli, antara lain:

Wawancara dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk tugas tertentu, mencoba untuk mendapatkan informasi dan secara lisan pembentukan responden, untuk berkomunikasi tatap muka.

Wawancara merupakan percakapan dengan tujuan tertentu. Metode ini memungkinkan peneliti dan responden berhadapan langsung (tatap muka) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan mendapatkandata tujuan yang dapat menjelaskan masalah penelitian.

Wawancara merupakan proses pembekalan verbal, di mana dua orang atau lebih untuk menangani secara fisik, orang dapat melihat mukayang orang lain dan mendengarkan suara telinganya sendiri, ternyata informasi langsung alat pemgumpulan pada beberapa jenis data sosial, baik yang tersembunyi (laten) atau manifest.

Jenis Wawancara

Terdapat beragam jenis wawancara, diantaranya yaitu:

Berdasarkan jumlah orang yang terlibat
Berdasarkan pada jumlah yang terlibat dalam wawancara, maka kegiatan ini dibagi atas;

1. Wawancara individual (Wawancara pribadi)

Yaitu wawancara yang dilakukan seorang (pewawancara) denagn responden tunggal atau wawancara secara perseorangan.

Yaitu wawancara yang dilakukan terhap sekelompok orang dalam waktu bersamaan.

1. Wawancara panel (Wawancara Komite)

Yaitu wawancara antara seorang pewawancara antara seorang pewawancara denagn sejumlah responden atau wawancara antara sejumlah pewawancara dengan seorang responden.

Berdasarkan cara pelaksanaannya
Sedangkan berdasarkan pada pelaksanaannya, wawancara terbagi atas beragam jenis. Antara lain sebagai berikut;

1. Wawancara terstruktur (Wawancara resmi atau wawancara terpimpin)

Yaitu wawancara yang pelaksanaannya terencana sesuai dengan berpedoman pada daftar pertannyan yang telah dipersiapkan.

1. Wawancara tidak terstruktur (Wawancara informal atau wawancara percakapan)

Yaitu wawancara yang tidak berpedoman pada daftar pertanyaan. Apabila diabndingkan, wawancara terstruktur lebih efektif karena sudah ada pedoman atau daftar pertannyaan yang telah disiapkan, yang berkaitan dengan materi atau subtansi atau isi yang akan digali dari narasumber.

Berdasarkan penilaian kemampuan
Dilihat dari kemampuan atas penelilaiannya, wawancara terbagi atas beragam jenis. Antara lain;

1. Wawancara berdasarkan perilaku

Yaitu orang yang diwawancarai ditanya tentang pengalaman kerja di masa lalu dan bagaimana hal itu ditangani dalam situasi tertentu. Ini membantu pewawancara memahami kinerja pelamar kerja berdasarkan pengalamannya di masa lalu.

Dalam hal ini, para pelamar perlu memberikan contoh ketika mereka telah menangani situasi. Penyelidikan mungkin secara rinci untuk menilai perilaku dan tanggapan pelamar dan ini menentukan prospek pekerjaan calon di masa depan.

1. Wawancara pemecahan masalah (tugas berorientasi wawancara)

Yaitu dalam hal ini pewawancara lebih peduli tentang kemampuan memecahkan masalah baik itu keterampilan teknis, manajerial, kreatif atau analitis. Ini adalah pola wawancara yang paling umum dan melibatkan kegiatan menulis dan menjawab set kuesioner atau menjawab pertanyaan teknis secara lisan.

1. Wawancara mendalam (wawancara mendalam)

Yaitu ketika pewawancara memastikan segala sesuatu tentang orang yang diwawancara langsung dari sejarah kehidupan, kualifikasi akademik, pengalaman kerja, hobi, dan minat.

Dalam hal ini, pewawancara memiliki gagasan yang jelas tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakannya tetapi setelah pertanyaan diajukan, memungkinkan percakapan yang mengalir dan lebih dari seorang pendengar. Wawancara ini membutuhkan waktu dan pewawancara harus bersikap ramah terhadap orang yang diwawancara.

Yaitu ketika wawancara dilakukan untuk melihat bagaimana pelamar mampu bereaksi dalam situasi yang penuh tekanan dan untuk menilai apakah dia akan mampu menangani kondisi krisis dalam pekerjaannya.

Berdasarkan fasilitas yang digunakan
Untuk fasilitas yang digunakan dalam wawancara ini, maka terbagi atas beragam macam. Antara lain adalah sebagai berikut;

Yaitu wawancara yang dilakukan melalui telepon. Dalam wawancara kerja ini bertujuan untuk mempersempit daftar pelamar sehingga hanya yang paling memenuhi syarat akhirnya terpilih. Dalam penelitian cara ini dilakukan karena jauhnya jarak antara pewawancara dengan responden.

1. Wawancara online (Wawancara video atau wawancara Skype)

Yaitu wawancara yang dilakukan melalui pesan langsung, obrolan online, email atau melalui video. Pewawancara mengajukan pertanyaan seperti dalam wawancara pribadi. Cara ini dilakukan berdasarkan situasi seperti jika orang yang diwawancara berada jauh atau jika wawancara pada waktu yang ditentukan dibatalkan karena alasan yang sah.

1. Wawancara Job Fair (Wawancara Karir)

Yaitu pewawancara melakukan wawancara mini untuk mengetahui kualifikasi dan pengetahuan teknis. Kemudian pertanyaan teknis dasar diajukan untuk mengetahui apakah pelamar dapat melanjutkan lebih lanjut untuk wawancara utama. Dalam wawancara kerja, ini adalah wawancara singkat untuk menjaring calon potensial saja.

Teknik Wawancara

Dalam melakukan wawancara terdapat beberapa teknik yang harus diperhatikan agar wawancara dapat berjalan dengan baik dan benar. Teknik tersebut meliputi:

1. Meminta izin kepada orang yang akan diwawancarai
2. Mempersiapkan daftar pertanyaan terlebih dahulu
3. Memberi kesan yang baik kepada narasumber
4. Berpakaian yang rapi dan sopan
5. Perhatikan dan tanggapi pembicaraan narasumber
6. Perkenalkan identitas diri
7. Jelaskan tujuan wawancara
8. Memulai pembicaraan dengan pertanyaan yang ringan
9. Menyiapkan alat tulis
10. Hindarilah pertanyaan-pertanyaan yang rumit
11. Pandai-pandailah dalam mengambil kesimpulan
12. Ucapkan terimakasih

Tujuan Wawancara
Wawancara memiliki beberapa tujuan, diantaranya yaitu untuk;

1. Mengevaluasi kelayakan pelamar.
2. Mendapatkan informasi tambahan dari kandidat.
3. Memberikan informasi umum tentang perusahaan kepada pemohon.
4. Menciptakan citra yang baik dari perusahaan di antara pelamar.

Oleh karenanya wawancara adalah alat yang efektif untuk seleksi. Ini menciptakan komunikasi dua arah antara pewawancara dan yang diwawancarai, di mana pewawancara mencari informasi dengan cara mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan tanggapan verbal. Informasi mengalir dua arah.

Contoh Wawancara
Berikut ini akan disajikan contoh kegiatan wawancara antara pewawancara dan narasumber, yaitu:

Pewawancara: “Selamat siang pak?”.

Kabid Pariwisata Tuban: “Selamat siang juga. Ada yang bisa saya bantu?”.

Pewawancara:“Bolehkah saya mewawancarai Anda untuk mendukung pengumpulan data penelitian saya?”.

Kabid Pariwisata Tuban: “Iya, boleh silahkan”.

Pewawancara: “Perkenalkan nama saya Ahmad Yusuf, mahasiswa dari Universitas Sebelas Maret Surakarta. Saya bermaksud untuk mewawancarai Anda berkaitan dengan objek wisata di Kabupaten Tuban. Menurut Anda bagaimana potensi wisata yang ada di Tuban?”.

Kabid Pariwisata Tuban: “Ya sangat berpotensi sekali untuk dikembangkan, karena di Tuban terdapat banyak objek wisata, khususnya wisata religi, setelah diteliti ternyata di Tuban terdapat sekitar 483 makam aulia atau kaum sholeh. Selain itu ada juga wisata alam seperti pantai dan goa”.

Pewawancara: “Menurut Anda, bagaimana pengaruh keberadaan objek wisata tersebut terhadap perekonomian di Kabupaten Tuban?”.

Kabid Pariwisata Tuban: “Sangat berpengaruh sekali yaa, jadi pariwisata itu bisa menjadi multiplier effect terhadap perekonomian di Tuban, kalau sektor pariwisatanya jalan nanti sektor-sektor lainnya, seperti sektor transportasi, industri rumah tangga dan lain sebagainya pun bisa ikut berkembang”.

Pewawancara : “Bagaimana upaya pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di Tuban pak ?”.

Kabid Pariwisata Tuban: “Pemerintah berupaya untuk mewujudkan pengelolaan objek wisata yang berbasis masyarakat, jadi masyarakatlah yang memiliki peran utama dalam mengembangkan objek wisata karena merekalah yang lebih mengetahui kondisi daerah masing-masing. Pemerintah juga tetap berperan, tapi kami sebagai fasilitator”.

Pewawancara: “Sampai sejauh ini, bagaimana realisasi dari upaya pengembangan tersebut pak?”.

Kabid Pariwisata Tuban: “Untuk realisasinya sampai saat ini di beberapa objek wisata yang ada di desa-desa itu sudah terbentuk yang namanya Pokdarwis atau Kelompok Sadar Wisata. Pokdarwis itu ya pengurusnya masyarakat desa tempat objek wisata berada. Pemerintah juga sudah berupaya untuk memberikan pembekalan kepada Pokdarwis terkait pengelolaan objek wisata”

Pewawancara: “Mungkin itu saja yang perlu saya tanyakan Bapak, terimakasih atas waktu dan informasi yang telah diberikan”.

Kabid Pariwisata Tuban: “Iya, sama-sama”.

Nah, teman-temen sekalian itulah tadi pembahasan mengenai pengertian wawancara menurut para ahli, jenis, teknik, dan contohnya yang dapat disajikan dalam website arenalomba semoga melalui tulisan ini bisa memberikan bahasan mendalam bagi pembaca sekalian.