Blog

Pengertian Teori Kepemimpinan Bag 1

Tribratanews.kepri.polr.go.id-Kita semua tahu bahwa setiap pemimpin memiliki jenis kepemimpinan dan gaya kepemimpinannya masing-masing, sehingga kita tidak bisa menyamaratakan seorang pemimpin dengan pemimpin lainnya. Bagaimana tidak, setiap pemimpin pasti akan menghadapi situasi yang berbeda, sehingga tujuan kepemimpinan yang mereka buat tentunya tidak akan sama. Banyak dari kita yang berusaha untuk memahami bagaimana caranya menjalankan kepemimpinan yang baik dengan membaca beberapa artikel atau materi-materi kepemimpinan. Tentunya, kita mencari gaya kepemimpinan yang bermanfaat bagi organisasi atau perusahaan yang sedang kita jalankan sekarang.

Kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan benar-benar memerlukan gaya kepemimpinan yang tepat, sehingga fungsi kepemimpinannya bisa diterima dan dirasakan dengan baik oleh seluruh lapisan organisasi. Untuk memaksimalkan fungsi kepemimpinan yang kita dapat, maka para pemimpin perlu memilih teori kepemimpinan yang tepat untuk diaplikasikan dalam organisasinya, yang tentunya pemimpin tersebut harus sangat memahami kepribadian dirinya sendiri dan juga kondisi lingkungan yang dirinya pimpin. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan teori kepemimpinan? Teori kepemimpinan menurut para ahli adalah suatu penggeneralisasian dari perilaku seorang pemimpin dan juga konsep kepemimpinan yang dianut olehnya.

Jika kita memahami teori-teori kepemimpinan dalam organisasi dengan sangat baik. Langsung saja yuk kita simak penjelasannya berikut ini.

1. Teori Orang Hebat (Great-Man Theory).

Mungkin sebelumnya rekan-rekan pembaca mendengar pernyataan bahwa seorang pemimpin yang hebat adalah mereka yang memang terlahir sebagai pemimpin hebat, bukan mereka yang dibentuk menjadi pemimpin hebat. Pernyataan ini menggunakan “Teori Orang Hebat atau Great-Man Theory”, yang mana usaha orang-orang di zaman dahulu kala dalam pencarian sifat-sifat umum terhadap kepemimpinan membawa mereka kepada kesimpulan bahwa pemimpin yang hebat adalah orang-orang hebat yang dilahirkan ke dunia, bukan orang-orang hebat yang dibentuk menjadi pemimpin hebat.

Pada tahun 1847, Thomas Carlyle menyatakan bahwa sejarah adalah sesuatu yang universal, sejarah merupakan apa yang telah dicapai manusia di dunia ini dan sejarah berada di dasar orang-orang hebat yang telah bekerja keras di dunia. Dalam pernyataannya ini, Carlyle setuju bahwa pemimpin hebat adalah mereka yang sudah diberkahi potensi heroik, kecerdasan dan mental yang lebih kuat dari Tuhan.

Akan tetapi, teori kepemimpinan ini sempat terbantahkan setelah manusia melihat peristiwa kehebatan Adolf Hitler. Hitler bukanlah seorang pemimpin yang sudah kentara jiwa kepemimpinannya dia kecil. Hitler harus memiliki banyak cobaan dalam hidupnya, penolakan, pengasingan dan semacamnya. Sampai akhirnya dia bisa menjadi seorang pemimpin besar bagi rakyat Jerman, itu semua hasil pembentukan karakter kepemimpinannya, bukan anugerah langsung dari Tuhan.

1. Teori Sifat (Trait Theory).

Pada Teori Sifat atau Trait Theory ini, para ahli mengemukakan bahwa setiap pemimpin memiliki mental, fisik dan kepribadian tertentu yang sangat berbeda dengan mereka yang bukan pemimpin. Tidak seperti teori kepemimpinan yang sebelumnya, yaitu Teori Great-Man, yang mana banyak para ahli berpendapat seorang pemimpin adalah mereka yang terlahir dengan genetik kepemimpinan di dalam dirinya masing-masing, sehingga semua karakteristik kepemimpinan sudah melekat semenjak lahir. Nah, teori sifat atau trait theory ini mengabaikan faktor genetik kepemimpinan tersebut. Tidak hanya itu, teori sifat ini juga tidak begitu yakin bahwa seorang pemimpin dapat dibentuk atau dilatih.

Lantas, bagaimana dengan pandangan umum terhadap pemimpin yang dikatakan oleh teori sifat ini? Seorang ahli bernama Jenkins mengidentifikasikan sifat-sifat kepemimpinan dari teori ini. Beberapa sifat yang secara garis keturunan menurun kepada orang tersebut seperti, kecerdasan, tinggi badan, ketampanan dan kecantikan (daya tarik), kepribadian dan juga karisma. Bahkan, seorang filsuf terkenal bernama Max Weber mengatakan bahwa karisma adalah suatu kekuatan revolusioner terbesar yang mampu mengajak orang lain untuk melakukan pengabdian dan mengikuti arahan pemimpin berkarismatik tersebut.

Editor : Nora

Publisher : Firman

Penulis : Firman