Blog

Pengertian Sejarah

Apa Itu Sejarah?
Pengertian Sejarah – Apa itu sejarah? Sejarah acap kali dipahami oleh masyarakat secara umum sebagai suatu hal yang telah terjadi di masa lalu atau hal-hal yang berkaitan dengan masa lampau dalam ruang dan waktu. Selain itu, sejarah juga dipahami sebagai kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan-peninggalan itu disebut dengan sumber sejarah. Di bawah ini akan dijelaskan tentang pengertian sejarah secara etimologi dan menurut para ahli secara umum.

Pengertian Sejarah Secara Etimologi
Secara etimologi atau jika dilihat dari asal kata, kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaituSyajaratun, yang berarti pohon kayu. Pohon dalam pengertian ini merupakan suatu simbol, yaitu sebagai simbol kehidupan. Di dalam pohon terdapat bagian-bagian seperti batang, ranting, daun, akar, dan buah. Bagian-bagian dari pohon itu memiliki keterkaitan dan membentuk pohon tersebut menjadi hidup.

Ada dinamika yang bersifat aktif di mana dinamika ini terus menerus terjadi dan berkaitan dengan ruang dan waktu di mana kehidupan itu berada. Dengan diartikan sejarah ibarat sebuah pohon, berarti dapat diartikan pula bahwa sejarah menunjukkan adanya suatu pertumbuhan dan perkembangan.

Jikalau mengaitkan pengertiansyajaratun(syajaroh) dengan kehidupan manusia, dapatlah mengandung pengertian bahwa manusia itu hidup dan akan terus bergerak tumbuh seiring dengan perjalanan waktu dan ruang tempat dia manusia itu berada. Selain istilah syajaratun yang berasal dari bahasa Arab, terdapat kata-kata Arab lainnya yang memiliki arti hampir serupa dengan kata syajaratun, seperti riwayat, atau hikayat, kisah, silsilah dan tarikh.

Istilah lain yang digunakan dan hampir memiliki persamaan dengan kata sejarah yaituhistorydari bahasa Inggris yang artinya masa lampau (masa lampau umat manusia),geschichteberasal dari bahasa Jerman yang berarti sesuatu yang telah terjadi, dan geschiedenis yang berasal dari bahasa Belanda. KataHistoryberasal dari Yunani kuno, yaituhistoria (istoria) yang berarti belajar. Istilahhistorypada mulanya bukanlah berarti sejarah dalam pengertian sekarang, tetapi lebih dekat sebagai ilmu pengetahuan atau sains.

Di dalam perkembangannya, kata historia diartikan sebagai sesuatu hal yang telah terjadi. Istilah ini sama dengan katageschichte, berasal dari kata geschehen, yang berarti terjadi; dangechiedenis, yang berasal dari katageschieden, yang berarti terjadi. Katahistoriayang berasal dari bahasa latin tersebut diserap ke dalam bahasa-bahasa eropa lainnya. Misalnyahistorieataul’histoiredalam bahasa Prancis,historydalam bahasa Inggris, dan istorya dalam Bahasa Rusia.

Tiga Aspek Di Dalam Sejarah
Terdapat tiga aspek di dalam sejarah, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Masa lampau dijadikan titik tolak untuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran tentang nilai dan moral. Pada masa kini, sejarah akan dapat dipahami oleh generasi penerus dari masyarakat yang terdahulu sebagai suatu cerminan untuk menuju kemajuan di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Peristiwa yang terjadi pada masa lampau akan memberikan gambaran tentang kehidupan manusia dan kebudayaannya di masa lampau sehingga dapat merumuskan hubungan sebab akibat mengapa suatu peristiwa dapat terjadi dalam kehidupan tersebut, walaupun belum tentu setiap peristiwa atau kejadian akan tercatat dalam sejarah.

Pengertian sejarah telah cukup lengkap dibahas oleh Kuntowijoyo yang memberikan pengertian tentang apa itu sejarah. Perlu dipahami bahwa sejarah memiliki dua pengertian yaitu pengertian sejarah secara negatif dan pengertian sejarah secara positif. Di bawah ini akan sedikit diuraikan tentang pemahaman mengenai pengertian sejarah secara negatif dan pengertian sejarah secara positif yang meliputi;

Pengertian Sejarah Secara Negatif
Sejarah Bukan Mitos
Berdasarkan pemahaman yang diberikan dalam bahasa Yunanimythosyang berarti dongeng. Seringkali seseorang hampir saja mengaitkan antara pemahaman sejarah dengan mitos, padahal keduanya berbeda. Meskipun sejarah dan mitos sama-sama menjelaskan tentang peristiwa yang terjadi di masa lalu, perbedaan antara keduanya dapat terlihat dari ciri-ciri sebagai berikut:

(1) Mitos menjelaskan masa lalu dengan waktu yang tidak jelas, yang berarti penjelasan yang diberikan oleh mitos tidak jelas kapan terjadinya suatu peristiwa. Sedangkan sejarah menuntut kapan suatu peristiwa terjadi. Seringkali keterangan waktu yang diberikan di dalam mitos menggunakan kata “dahulu”, “pada zaman dahulu”, “dahulu kala” dan lain-lain dengan kata yang serupa tanpa adanya kejelasan waktu terjadinya suatu peristiwa di masa lalu.

(2) Mitos menjelaskan tentang suatu kejadian yang tidak masuk akal dengan pemahaman manusia pada zaman sekarang. Seringkali mitos menjelaskan tentang kehebatan suatu tokoh ataupun tentang perubahan-perubahan sosial yang terjadi di dalam kehidupan manusia di masa yang lampau dengan hal-hal yang tidak masuk akal oleh manusia di masa sekarang.

Semisal tentang sejarah manusia yang pertama kali menghuni pulau Jawa dan berkaitan dengan legenda Ajisaka dan mitos tentang Raja Dewatacengkar, yang merupakan raja dan raksasa diyakini sebagai pemakan manusia sehingga pada zaman dahulu Pulau Jawa tidak dapat didiami oleh manusia. Sehingga datanglah Ajisaka ke Pulau Jawa untuk mengalahkan Raja Dewatacengkar. Setelah kemenangan Ajisaka maka Pulau Jawa dapat didiami dan ditinggali oleh manusia sehingga terbentuklah peradaban.

Contoh lain adalah cerita-cerita tentang manusia-manusia sakti yang memiliki kemampuan di luar nalar, seperti dapat terbang, teleportasi dan lain sebagainya. Sedangkan sejarah haruslah menjelaskan hal-hal yang dapat diterima oleh akal logika manusia pada zaman sekarang. Hal-hal yang berkaitan dengan mitos biasanya juga terdapat nyanyian, mantra, syair dan pepatah yang termasuk ke dalam tradisi lisan.

Sejarah Bukan Filsafat
Lain halnya dengan filsafat, sejarah dapat dikatakan tidak ilmiah jika berhubungan dengan ilmu filsafat di mana; (1) sejarah dimoralkan, dan (2) sejarah sebagai ilmu yang konkret dapat menjadi filsafat yang abstrak.

Sejarah dimoralkan dapat terlihat dari peristiwa politik yang terjadi pada masa abad pertengahan di Eropa. Di mana sejarah amat dipengaruhi oleh teologi terutama oleh doktrin-doktrin gereja katolik yang memang pada saat itu posisinya sangat menguat dan memengaruhi kelangsungan peradaban di Eropa. Sehingga penulisan dan deskripsi sejarah sangat erat kaitannya dengan penyebaran doktrin-doktrin gereja dalam upaya mempertahankan posisi doktrin-doktrin gereja sebagai sumber utama dalam kehidupan sosial, politik, budaya dan agama. Di sisi lain hal ini sangatlah dibutuhkan oleh para pemuka agama untuk mempertahankan kedudukan mereka sebagai kelas tertinggi di dalam masyarakat.

Tidak hanya terjadi pada masa abad pertengahan, di abad ke-19, sejarah pun kerap digunakan sebagai alat untuk penyebaran ideologi tertentu semisal liberalisme, nasionalisme maupun marxisme yang memang pada abad itu sedang tumbuh subur.

Perlulah kiranya dipahami lagi bahwa filsafat bersifat abstrak (pikiran) dan spekulatif (angan-angan). Dalam arti kata filsafat berbicara tentang pikiran-pikiran umum yang berupa hipotesa-hipotesa. Sedangkan sejarah berbicara tentang hal yang memang benar-benar terjadi yang objeknya adalah manusia. Pun filsafat juga membahas tentang manusia, namun manusia yang dimaksud adalah manusia secara umum yang hanya ada dalam gambaran angan-angan saja. Sedangkan sejarah membahas tentang manusia yang bukan secara umum, melainkan manusia secara spesifik berdasarkan persebaran dan memiliki karakteristik yang berbeda antara ruang dan waktu.

Sejarah Bukan Ilmu Alam
Di dalam menyelesaikan permasalahannya, sejarah memiliki caranya tersendiri di dalam memahami suatu permasalahan. Sejarah acap kali dikategorikan sebagai ilmu-ilmu manusia atauhuman studies, yang dengan seiring berjalannya waktu dipecah ke dalam ilmu-ilmu sosial (social science) dan ilmu kemanusiaan (humanities). Orang sering membedakan antara ilmu-ilmu manusia dengan ilmu alam. Di satu pihak, ilmu-ilmu alam (termasuk ilmu-ilmu sosial tertentu) bertujuan menemukan hukum-hukum umum, atau bersifat nomotetis. Sejarah berusaha menuliskan hal-hal yang khas atau bersifat idiografis atau ilmu yang menuliskan pikiran pelaku.

Perlu diketahui bahwa ilmu-ilmu alam, perihal hukum-hukumnya berlaku secara tetap, tidak memandang orang, waktu, tempat dan suasana. Jikalau dalam hukum alam bahwa benda yang dipanaskan akan memuai, maka semua benda akan memuai tanpa peduli apapun keadaannya, begitu pula dengan hukum gravitasi. Sedangkan dalam ilmu sosial termasuk sejarah ilmu hanyalah berbicara sampai tingkat kemungkinan. Semisal mengenai konsep revolusi atau pun evolusi, maka yang dimaksud bisa jadi dengan Revolusi Nasional Cina, Revolusi Bolshevik, Revolusi Perancis, atau pun Evolusi Pangan.

Sejarah Bukan Sastra
Sejarah berbeda dengan sastra. Perbedaan keduanya terdapat dalam empat hal; (1) cara kerja, (2) kebenaran, (3) hasil keseluruhan, dan (4) kesimpulan. Dari cara kerjanya, sastra adalah pekerjaan imajinasi yang lahir dari kehidupan sebagaimana dimengerti oleh pengarangnya. Berkaitan dengan kebenaran secara mutlak berada di bawah kekuasaannya. Dengan kata lain, pengarang akan bersifat subjektif dan tidak ada yang mengikatnya. Pengarang akan cenderung mendapatkan kebebasan dan memiliki hak untuk membangun sendiri dunianya. Dalam kesimpulan, bisa saja sastra justru berakhir dengan sebuah pertanyaan. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh sejarah yang harus berusaha memberikan informasi seluas-luasnya, selengkap-lengkapnya, setuntas-tuntasnya dan sejelas-jelasnya.

Pengertian Sejarah Secara Positif
Sejarah Ilmu Tentang Manusia
Peristiwa yang terjadi pada masa lalu sangatlah luas. Terjadinya alam semesta memang sudah berlalu, tetapi itu menjadi objek penelitian astronomi dan bukan objek penelitian sejarah. Demikian pula mengenai pergeseran-pergeseran bumi di masa lalu merupakan pekerjaan geologi dan bukan sejarah. Jadi, sejarah hanya bercerita tentang manusia. Sedangkan kedua objek tadi tidak membahas tentang manusia. Akan tetapi, sejarah juga bukanlah hanya bercerita tentang masa lalu manusia secara keseluruhan.

Manusia yang berupa fosil pun menjadi objek penelitian antropologi ragawi dan bukan sejarah. Demikian juga benda-benda, yang meskipun itu perbuatan manusia juga, tetapi lebih menjadi pekerjaan arkeologi. Sejarah hanya membahas tentang manusia masa kini. Ada persetujuan tidak tertulis antara arkeologi dan sejarah di Indonesia yang sampai sekarang pada umumnya masih berlaku. Perlu disadari bahwa sejarah berfokus pada peristiwa-peristiwa setelah tahun 1500.

Sejarah Ilmu Tentang Waktu
Apabila ilmu-ilmu sosial membicarakan tentang masyarakat, seperti ilmu sosiologi membicarakan tentang masyarakat terutama lapisan masyarakat; ilmu politik membicarakan masyarakat terutama aspek kekuasaannya; dan ilmu antropologi juga membicarakan tentang masyarakat terutama soal kebudayaan; maka ilmu sejarah pun juga membicarakan masyarakat terutama masyarakat dari segi waktu. Jadi, sejarah ialah ilmu tentang waktu.

Nah, apa saja yang dapat dibicarakan tentang waktu? di dalam waktu terjadi empat hal; (1) perkembangan, (2) kesinambungan, (3) pengulangan, dan (4) perubahan.

Berbicara soal perkembangan, perkembangan dapat terjadi apabila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk ke bentuk lain. Pada umumnya masyarakat berkembang dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Perkembangan mengandaikan tidak ada pengaruh luar yang menyebabkan pergeseran. Kesinambungan terjadi apabila suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi dari lembaga-lembaga lama. Pengulangan terjadi apabila peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi. Sedangkan perubahan terjadi apabila masyarakat mengalami pergeseran, serupa dengan perkembangan. Namun, asumsinya adalah perkembangan besar-besaran dan dalam waktu yang relatif singkat.

Agar setiap waktu dapat dipahami, sejarah membuat pembabakan waktu atau yang biasa disebut dengan periodesasi. Maksud periodesasi ialah agar setiap babak waktu menjadi jelas ciri-cirinya, sehingga dengan mudah dapat dipahami. Semisal periodesasi sejarah Indonesia yang terdiri; masa Pra-aksara, Zaman Kuno, Zaman Islam dan Zaman Modern. Tentu saja yang harus dipahami ialah periodesasi itu dibuat menurut jenis sejarah yang akan ditulis.

Sejarah Ilmu Tentang Sesuatu Yang Mempunyai Makna Sosial
Tidaklah semua peristiwa yang terjadi di masa lalu penting untuk perkembangan dan perubahan masyarakat. Semisal adalah mengenai kedatangan para haji yang kembali ke Indonesia mungkin hanyalah sebuah peristiwa biasa. Akan tetapi, kedatangan para haji tertentu menjadi penting karena pada tahun 1888 merekalah yang mengobarkan pemberontakan petani Banten.

Sebagai contoh yang lain adalah mengenai kepergian Pakubuwana X ke tempat peristirahatan mungkin tidak penting. Akan tetapi ketika Pakubuwana X pergi ke daerah-daerah pada tahun 1910-an dapat menjadi penting bagi Pemerintah Kolonial, karena dianggap telah menggugah semangat nasionalisme Jawa.

Sejarah Ilmu Tentang Sesuatu Yang Tertentu, Satu-Satunya, dan Terperinci
Sejarah adalah sejarah tertentu. Di dalam hal ini sejarah berbeda dengan filsafat dan ilmu lainnya. Semisal adalah ketika sejarah berbicara tentang mobilitas sosial (perpindahan dari tingkatan ke tingkatan lain), maka harus serba jelas kapan dan di mananya. Di sini akan kita lihat perbedaan antara sejarah dengan sosiologi dalam suatu kasus.

Kasus yang diambil misalnya adalah tentang “Mobilitas Sosial di Inggris Pada Abad ke-18” akibat dari Revolusi Industri. Sosiologi dapat membicarakan mobilitas sosial dalam masyarakat industrial pada umumnya. Sedangkan sejarah ialah ilmu mengenai satu-satunya, unik, maka haruslah sejarah menulis peristiwa, tempat dan waktu yang hanya sekali terjadi. Semisal adalah sejarah harus menuliskan tentang Revolusi Perancis 1789, maka sejarah tidak menulis tentang revolusi pada umumnya yang dapat terulang lagi. Sejarah haruslah menulis tentang Revolusi Perancis 1789 sebagai sesuatu yang hanya terjadi sekali dan tidak dapat terulang di tempat lain.

Sejarah haruslah terperinci, detail. Maksudnya sejarah harus menyajikan yang kecil-kecil tidak terbatas pada hal-hal yang besar. Jikalau sejarah akan bercerita tentang suatu kelompok sosial, semisal dalam hal ini yang menjadi contoh adalah mengenai bangsawan di Surakarta pada abad ke-19, maka ia harus menulis tentang hal-hal yang sekecil-kecilnya, tentang pendidikan, perkawinan dan sebagainya dari para bangsawan. Sejarawan adalah “master of details”.

Definisi Sejarah
Jadi, apakah sejarah itu? menurut Kuntowijoyo sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. Jangan dibayangkan bahwa membangun kembali masa lalu itu untuk kepentingan masa lalu sendiri; itu antikuarianisme dan bukan sejarah. Juga jangan dibayangkan masa lalu yang jauh. Apa yang direkonstruksi sejarah? ialah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh orang. Sejarawan dapat menulis apa saja, asal memenuhi syarat untuk disebut sejarah.

Di dalam buku-buku sejarah amat banyak pengertian tentang sejarah yang diuraikan oleh para tokoh yang mencoba mendefinisikan tentang pengertian sejarah. Buku-buku sejarah itu mendefinisikan apa yang dimaksud dengan sejarah. Baik tentang kedudukan sejarah sebagai ilmu, kisah, seni atau pun menyoal tentang hakikat yang terkandung di dalam sejarah.

Pada dasarnya pengertian-pengertian tersebut memiliki persamaan meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa juga terdapat perbedaan-perbedaan di dalamnya yang disebabkan oleh luasnya bidang ilmu sejarah. Berikut ini adalah pengertian sejarah yang didefinisikan oleh beberapa ahli yaitu;

Abramiwitz
Menurut Abramiwitz, sejarah dapat diartikan sebagai suatu runtutan peristiwa yang telah terjadi pada sebuah kejadian.

Aristoteles
Menurut Aristoteles, sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal tersusun dalam bentuk kronologi. Aristoteles juga berpendapat bahwa sejarah mencakup peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkret.

Benedetto Croce
Menurut Benedetto Croce, Sejarah merupakan rekaman kreasi jiwa manusia di semua bidang baik teoritikal maupun praktikal. Kreasi spiritual ini senantiasa lahir dalam hati dan pikiran manusia jenius, budayawan, pemikir yang mengutamakan tindakan dan pemburu agama.

Beverley Southgate
Menurut Beverley Southgate, sejarah sebagai sebuah studi masa lampau, secara ideal studi tersebut merupakan suatu penyajian masa lalu sebagaimana adanya. Sejarah merupakan suatu studi yang menampilkan suatu kenyataan; tidak hanya dapat dinikmati adanya, tetapi juga secara moral berguna di dalam pengajaran.

Charles Harding Firth
Menurut Charles Harding Firth, sejarah merekam kehidupan masyarakat manusia, perubahan masyarakat yang terus menerus, merekam ide-ide yang membatasi aksi-aksi masyarakat, dan merekam kondisi-kondisi material yang telah membantu atau merintangi perkembangnnya.

Cleveland
Menurut Cleveland, sejarah dapat diartikan sebagai sebuah konsep yang akan dilihat untuk mengenali kehidupan manusia.

Collingwood
Menurut Collingwood, sejarah adalah sebuah bentuk penyelidikan tentang hal-hal yang telah dilakukan oleh manusia pada masa lampau.

Costa
Menurut Costa, sejarah dapat didefinisikan sebagai catatan keseluruhan pengalaman manusia. Pada hakikatnya sejarah merupakan catatan seluruh pengalaman, baik secara individu maupun kolektif bangsa dimana masa lalu tentang kehidupan umat manusia.

Edward Hallet Carr
Menurut Edward Hallet Carr, sejarah adalah dialog yang tak pernah selesai antara masa sekarang dan masa lampau, suatu proses interaksi yang berkesinambungan antara sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya.

Ernst Bernheim
Menurut Ernst Bernheim, sejarah adalah sebuah ilmu yang menelusuri serta menempatkan peristiwa-peristiwa tertentu dalam waktu dan ruang mengenai perkembangan manusia, baik secara perorangan maupun kolektif, sebagai makhluk sosial dalam hubungan sebab akibat,baik lahir maupun batin.

Ertis Stern
Menurut Ertis Stern, sejarah itu timbul dari suatu persoalan yang hidup dan bahkan melayani hidup masyarakat. Karena itu, sejarah akan berubah-ubah bersama dengan berubahnya waktu, harapan dan pemikiran rasa cemas yang tumbuh kemudian.

Gustafson
Menurut Gustafson, sejarah merupakan puncak gunung pengetahuan manusia dari mana perbuatan generasi kita mungkin direkam dan dipasang ke dalam dimensi yang tepat.

Henri Pirenne
Menurut Henri Pirenne, sejarah merupakan sebuah kisah mengenai berbagai peristiwa dan aktivitas manusia yang hidup dalam masyarakat.

Henry Steele Commager
Menurut Henry Steele Commager, sejarah merupakan rekaman keseluruhan tentang masa lampau kesusastraan hukum, bangunan, pranata sosial, agama, filsafat dan semua yang teringat dalam memori manusia.

Herodotus
Menurut Herodotus yang dijuluki sebagai “The Father of History”, sejarah dapat diartikan sebagai satu kajian untuk menceritakan suatu perputaran jatuh bangunnya seseorang tokoh, masyarakat dan peradaban.

Ismaun
Menurut Ismaun, sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan tentang kisah mengenai peristiwa-peristiwa yang benar-benar telah terjadi atau berlangsung dalam segala aspeknya di masa lampau. Sejarah merupakan catatan atau rekaman pilihan yang disusun secara teliti tentang segala aspek kehidupan umat manusia di masa lampau.

Ibnu Khaldun
Menurut Ibnu Khaldun, ejarah sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.

Jan Marius Romein
Menurut Jan Marius Romein, Kata “sejarah” memiliki arti yang sama dengan kata history dalam bahasa Inggris dan geschichte dalam bahasa Jerman yaitu cerita tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau.

J. Bank
Menurut J. Bank, sejarah adalah semua kejadian/peristiwa masa lampau. Sejarah dapat membantu para siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa yang lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. Semua kejadian yang dimaksud dalam pendapat tersebut adalah kejadian atau peristiwa yang berkaitan dengan manusia. Dalam kejadian atau peristiwa tersebut terdapat bagaimana manusia berperilaku.

J. V. Bryce
Menurut J. V. Bryce, Sejarah adalah sebuah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.

John Tosh
Menurut John Tosh, sejarah adalah memori kolektif, sumber pengalaman melalui pengembangan suatu rasa identitas sosial orang-orang dan prospek orang-orang tersebut di masa yang akan datang.

Karl Popper
Menurut Karl Popper, sejarah adalah ilmu pengetahuan yang tertarik pada peristiwa-peristiwa spesifik dan penjelasannya. Sejarah sering dideskripsikan sebagai peristiwa-peristiwa masa lalu sebagaimana peristiwa itu benar-benar terjadi secara aktual.

Kuntowijoyo
Menurut Kuntowijoyo, sejarah adalah hal-hal yang menyuguhkan fakta secara diakronis, ideografis, unik, dan empiris. Sejarah bersifat diakronis karena berhubungan dengan waktu. Sejarah bersifat ideografis karena sejarah menggambarkan dan menceritakan sesuatu. Selain itu, sejarah bersifat unik karena berisi hasil penelitian tentang hal unik.

Leopold Von Ranke
Menurut Leopold Von Ranke, sejarah adalah hal-hal yang sungguh-sungguh terjadi.

Moh. Ali
Menurut Moh. Ali, sejarah merupakan keseluruhan perubahan, dan kejadian-kejadian yang benar-benar telah terjadi. Ilmu sejarah merupakan disiplin ilmu yang menyelidiki perubahan-perubahan yang benar-benar terjadi di masa lampau.

Moh. Hatta
Menurut Moh. Hatta sejarah bukan melahirkan cerita dari kejadian masa lalu, melainkan memberikan pengertian masa lalu sebagai masalah-masalah.

Moh. Yamin
Menurut Moh. Yamin, sejarah sebagai ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.

Muthahhari
Menurut Muthahhari, ada tiga cara untuk mendefinisikan sejarah dan ada tiga disiplin kesejarahan yang saling berkaitan yaitu:

(1) Sejarah tradisional yaitu pengetahuan tentang kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini.
(2) Sejarah ilmiah yaitu pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau yang diperoleh melalui pendekatan dan analisis atas peristiwa-peristiwa masa lampau.
(3) Filsafat sejarah yaitu pengetahuan tentang perubahan-perubahan bertahap yang membawa masyarakat dari satu tahap ke tahap lain, ia membahas hukum-hukum yang menguasai perubahan-perubahan ini. Dengan kata lain, ia adalah ilmu tentang menjadi masyarakat, bukan tentang mewujudnya saja.

Norman E. Cantor
Menurut Norman E. Cantor, sejarah adalah studi tentang apa yang diperbuat, dikatakan dan dipikirkan oleh manusia pada masa lalu.

Nugroho Notosusanto
Menurut Nugroho Notosusanto, bahwa sejarah adalah peristiwa-peristiwa yang menyangkut manusiasebagai mahluk bermasyarakat yang terjadi pada masa lampau. Sejarah diartikan pula sebagai kisah mengenai segala peristiwa itu, kisah itu disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan dari berbagai peristiwa itu.

Patrick Gardiner
Menurut Patrick Gardiner, sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.

Robert V. Daniels
Menurut Robert V. Daniels, sejarah adalah kenangan dari tumpuan masa silam. Sejarah dimaksud dalam definisi sejarah manusia sebagai pelaku sejarah. Kemampuan yang dimiliki oleh manusia adalah kemampuan untuk menangkap kejadian-kejadian yang ada di sekelilingnya. Hasil tangkapan tersebut menjadi ingatan atau memori dalam dirinya yang akan menjadi sumber sejarah.

Robin Winks
Menurut Robin Winks, sejarah adalah sebuah studi tentang manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

Rochiati Wiriatmaja
Menurut Rochiati Wiriatmadja bahwa sejarah adalah disiplin ilmu yang menjanjikan etika, moral, kebijaksanaan, nilai-nilai spritual dan kultural karena kajiannya yang bersifat memberikan pedoman kepada keseimbangan hidup, harmoni dalam nilai-nilai, keteladanan dalam keberhasilan dan kegagalan dan cerminan pengalaman kolektif yang menjadi kompas untuk kehidupan masa depan.

Roeslan Abdulgani
Menurut Roeslan Abdulgani, sejarah sebagai disiplin ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lalu beserta kejadian-kejadiannya; dengan maksud untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya, untuk dijadikan perbendaharaan-pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan masa sekarang serta arah progres masa depan.

Roeslan Abdulgani mengibaratkan sejarah seperti penglihatan tiga dimensi; pertama penglihatan ke masa silam, kedua ke masa sekarang, dan ketiga ke masa yang akan datang. Artinya,perihal penyelidikan masa silam tidak dapat melepaskan diri dari kenyataan-kenyataan masa sekarang yang sedang dihadapi, dan sedikit banyak tidak dapat kita melepaskan diri dari perspektif masa depan.

Sartono Kartodirdjo
Menurut Sartono Kartodirdjo, Sejarah merupakan bentuk penggambaran pengalaman kolektif di masa lalu, dan untuk mengungkapnya dapat melalui aktualisasi dan penetasan pengalaman masa lalu. Menceritakan suatu kejadian adalah cara membuat hadirnya kembali peristiwa tersebut dengan cara pengungkapan verbal.

Shefer
Menurut Shefer, sejarah dapat diartikan sebagai sebuah peristiwa yang telah lalu dan memang benar-benar terjadi.

Sidi Gazalba
Menurut Sidi Gazalba, sejarah adalah masa lampau manusia serta seputarnya yang disusun dengan ilmiah dan juga lengkap yang meliputi urutan-urutan fakta masa tersebut dengan penjelasan yang memberi pemahaman tentang apa yang berlaku.

Sunnal dan Haas
Menurut Sunnal dan Haas, sejarah adalah studi kronologis dengan menafsirkan dan mencari arti dari peristiwa dan berlalu metode sistematis untuk mengungkap kebenaran.

Taufik Abdullah
Menurut Taufik Abdullah, sejarah adalah tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu di masa lampau yang dilakukan di tempat tertentu.

Thomas Carlyle
Menurut Thomas Carlyle, sejarah merupakan sebuah peristiwa pada masa lampau yang mempelajari tentang biografi orang terkenal. Mereka merupakan seorang penyelamat pada zamannya. Mereka juga merupakan orang yang besar yang dicatat sebagai peletak dasar sejarah tersebut.

W. H. Walsh
Menurut W. H. Walsh, sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan penting saja bagi manusia yang meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan cerita yang berarti.

W.J.S Poerwadaminta
Menurut W.J.S Poerwadaminta, sejarah sebagai adalah asal-usul (keturunan) silsilah, Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau; riwayat; tambo; cerita serta Pengetahuan atau uraian mengenai peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau.

Wiliam H. Frederick
Menurut William H. Frederick, kata sejarah berasal dari bahasa Arab ‘syajaratun’ yang berarti pohon atau keturunan atau asal-usul. Dalam Bahasa Indonesia menjadi ‘sejarah’. Menurut kata syajarah atau sejarah berarti gambaran silsilah atau keturunan.

Itulah berbagai pengertian sejarah menurut para ahli secara umum, semoga bermanfaat. Pada dasarnya semua pengertian itu didasari pada hal yang sama yakni sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lalu tentang kehidupan manusia dan atau masyarakat dengan memiliki dampak yang besar bagi peristiwa setelahnya dan kehidupan di masa sekarang.

Daftar Bacaan Pengertian Sejarah
* Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
* Kartodirdjo, Sartono. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.