Blog

Pengertian Retail Fungsi Jenis Dan Contoh Retail Menurut Para Ahli Lengkap

Pengertian Retail, Fungsi, Jenis dan Contoh Retail Menurut Para Ahli Lengkap – Pengertian Retail adalah suatu kegiatan pemasaran produk, baik barang maupun jasa, yang dilakukan secara eceran atau satuan langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan rumah tangga atau pribadi, bukan untuk dijual kembali.

Penjual retail disebut juga dengan penjual eceran/ritel, dimana jumlah produk yang dijual adalah satuan. Pada praktiknya, pengusaha retail membeli produk (barang maupun jasa) dalam jumlah banyak dari produsen untuk dijual kembali kepada konsumen akhir dalam satuan yang lebih kecil.

Kotler
Menurut Kotler, Retail adalah penjualan eceran meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang atau jasa pada konsumen akhir untuk dipergunakan yang sifatnya pribadi, bukan bisnis.

Berman dan Evans
Menurut Berman dan Evans, Retail adalah suatu usaha bisnis yang berusaha memasarkan barang dan jasa kepada konsumen akhir yang menggunakannya untuk keperluan pribadi dan rumah tangga.

Levy dan Weitz
Menurut Levy dan Weitz, Retail adalah satu rangkaian aktivitas bisnis untuk menambah nilai guna barang dan jasa yang dijual kepada konsumen untuk konsumsi pribadi atau rumah tangga.

Gilbert
Menurut Gilbert, Retail adalah semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi.

Fungsi Bisnis Retail
Berikut ini fungsi perusahaan retail, diantaranya yaitu:

* Membeli dan menyimpan barang, yaitu membeli barang dari produsen dalam jumlah besar dan kemudian menyimpannya.
* Memindahkan hak milik barang kepada konsumen akhir. Dalam hal ini target market retailer adalah konsumen akhir yang akan memakai suatu barang atau jasa.
* Memberikan informasi mengenai sifat dasar dan cara penggunaan suatu barang. Retailer berhubungan langsung dengan konsumen akhir (pengguna), maka informasi mengenai suatu produk harus dijelaskan oleh retailer kepada konsumen.
* Memudahkan konsumen untuk membeli barang karena perusahaan retail beroperasi di lokasi yang mudah terjangkau dan nyaman.
* Memudahkan konsumen memilih produk yang diinginkan karena terdapat beragam produk pada pengecer.
* Mengubah produk ke dalam bentuk yang lebih menarik.
* Memberikan layanan purna jual produk tertentu dan ikut menangani keluhan konsumen.
* Pada situasi tertentu, retailer dapat memberikan kredit/ sewa kepada konsumen sehingga pembayaran dapat dilakukan lebih mudah.

Jenis-Jenis Retail
Berdasarkan Kepemilikan, retail dibagi menjadi:

* Independent Retail Firm, yaitu pengecer yang beroperasi secara independen dan tanpa adanya afiliasi (penggabungan). Misalnya warung, toko kelontong, pasar inpres, ruko, dan lain-lain.
* Franchising/ Waralaba, yaitu sistem pemasaran dimana suatu perusahaan (franchisor) memberikan hak kepada pengusaha lain (franchisee) untuk melakukan sistem usaha dengan cara yang telah ditentukan.
* Corporat Chain, yaitu kelompok usaha yang saling terkait dalam satu manajemen dan dimiliki oleh beberapa pemegang saham. Contohnya Department Store, Superstore, Spacialty Store, Pasar Swalayan.

Berdasarkan Produk yang Dijual, retail dibagi menjadi:

1. Product Retailing

* Department Store (Toserba), yaitu perusahaan pengecer yang memiliki pegawai setidaknya 25 orang dan menjual pakaian dan peralatan rumah tangga sebanyak 20% atau lebih dari total penjualan.
* Specialty Store, yaitu perusahaan pengecer yang fokus menjual jenis produk tertentu. Misalnya toko komputer, toko mainan anak, toko sepatu olah raga.
* Catalog Showroom, yaitu pengecer yang menjual merek lokal dengan harga rendah dimana area perbelanjaannya kecil dan berdekatan dengan tempat pajangan ecerannya.
* Food and Drug Retailer, yaitu pengecer yang menjual produk makanan/ minuman dan juga obat-obatan dalam jumlah besar dengan harga rendah.

2. Service Retailing

* Rented Goods Service, yaitu pengecer yang menyewakan produk-produk tertentu kepada konsumen dimana kepemilikan produk tetap ada pada retailer. Misalnya penyewaan apartemen, mobil, carpet cleaner, dan lainnya.
* Owned Goods Service, yaitu pengecer yang menjual jasa reparasi/ perbaikan dan perawatan barang-barang tertentu. Misalnya jasa perbaikan (jam tangan, mobil, sepeda motor, komputer, dan lainnya), jasa perawatan taman, cuci mobil, dry cleaning, dan lainnya.
* Non Goods Service, yaitu pengecer yang menjual jasa personal yang sifatnya intangible (tidak berbentuk produk fisik). Misalnya supir, tour guide, baby sitter, dan lainnya.

3. Non Store Retailing

* Telephone & Media Retailer, yaitu pengecer yang menggunakan kontak melalui telepon (telemarketing) dan media periklanan seperti surat kabar, radio, televisi, dalam memberikan informasi dan membujuk konsumen untuk membeli produknya.
* Mail Order, yaitu pengecer yang menawarkan produk-produknya melalui pos surat.
* Vending Machines, yaitu alat yang digunakan untuk menjual produk tertentu. Misalnya mesin penjual minuman yang banyak terdapat di pasar swalayan, hotel, dan kantor-kantor.
* Electronic Shopping, yaitu penjualan yang dilakukan pengecer dengan menggunakan perangkat TV, Komputer, dan jaringan internet.
* Direct Selling, yaitu metode penjualan yang dilakukan pengecer secara langsung ke orang-orang tertentu melalui transaksi yang diawali dan diakhiri oleh tenaga penjual.

Berdasarkan Strategi Penetapan Harga

Setiap retailer menawarkan produknya dengan harga yang bervariasi, mulai dari murah hingga mahal. Untuk setiap merek barang yang sama, setiap retailer bisa saja menawarkan harga yang berbeda. Beberapa pengecer menawarkan suatu produk dengan harga tinggi disertai pelayanan khusus yang menarik. Cara memasarkan produk seperti ini umumnya dilakukan oleh Specialty dan Department Store.

Akan tetapi, beberapa pengecer lebih memilih menjual produk yang sama dengan harga yang lebih murah. Umumnya Discount Store menerapkan metode pemasaran ini, yaitu menjual barang-barang rumah tangga dengan harga diskon.

Berdasarkan Lokasi, retail dibagi menjadi

* Strip development (mal strip), yaitu lahan komersial yang dikembangkan sehingga semua orang memiliki akses langsung ke jalan dan area parkir.
* Downtown central business districts, yaitu pusat bisnis dan komersial di suatu kota. Di kota-kota besar, kawasan ini biasanya identik dengan “distrik keuangan” (atau “kawasan finansial”) di kota tersebut.
* Shopping center, suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat perdagangan eceran atau retail yang lokasinya digabung dalam satu bangunan atau komplek.

Demikian artikel pembahasan tentang”Pengertian Retail, Fungsi, Jenis dan Contoh Retail Menurut Para Ahli Lengkap“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya.