Blog

Pengertian Remaja Menurut Psikologis Hukum Ahli Ciri

Pengertian Remaja: Menurut Psikologis, Hukum, Ahli, Ciri! – Apa sih masa remaja itu? Pasrinya kasian sudah paham dan mengerti banget kan mengenai remaja, namun kali ini kami akan membahas kembali agar kalian lebih mengetahui banyak tentang remaja, meurut para ahli dan masih byak lgi,. Agar lebih jelasnya mari kit abaca bersama-sama artikel dibawah ini.

Pegertian Remaja
Masa remaja adalah saat peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa. Atau dapat dikatakan bahwa saat remaja adalah perpanjangan saat kanak-kanak sebelum mencapai saat dewasa, maka biasanya terjadi percepatan pertumbuhan dalam segi fisik maupun psikis, baik ditinjau dari bentuk badan, sikap, cara berfikir dan bertindak, sehingga mereka dianggap bukan lagi anak-anak dan mereka juga belum dikatakan manusia dewasa yang memiliki kematangan pikiran.

Bila dilihat dari tubuhya remaja terlihat seperti orag dewasa, jasmaninya telah jelas berbentuk laki-laki atau wanita. Organ-organnya telah dapat pula menjalankan fungsinya. Dari segi lain, dia sebenarnya belum matang, segi emosi dan social masih memerlukan waktu untuk berkembang menjadi dewasa. Dan kecerdasan pun sedang mengalami pertumbuhan. Mereka ingin berdiri sendiri, tidak bergantung lagi kepada orang tua atau orang dewasa lainnya, akan tetapi mereka belum mampu bertanggung jawab dalam soal ekonomi dan social. Apalagi kalau dalam masyarakat dimana ia hidup untuk dapat diterima dan dihargai sebagai orang dewasa, misalnya ketrampilan dan kepandaian, pengetahuan dan kebijaksanaan tertentu.

Pengertian Remaja berdasarkan perkembangan fisik
Mereka bisa dibilang remaja bila sudah mengalami beberapa perubahan biologis pubertas. yang mana perubahan ini merupakan tanda akhir masa anak-anak, yang berkibat pada peningkatan pertumbuhan terhadap berat dan tinggi badan, perubahan dalam proporsi dan bentuk tubuh, dan pencapaian kematangan seksual. Pubertas dimulai dengan peningkatan tajam pada hormon seks. kemudian perubahan fisik ini memberikan pengaruh terhadap emosi remaja tersebut hinga semakin sensitif daan suaasana hati yang cepat berubah.

Sarwono mengatakan bahwa masa remaja ialah tahap pertumbuha fisik dimana alat kelamin seseorang sudah mencapai kematangannya. Masa pematangan fisik remaja wanita dimulai dengan haid pertama (menarche)yang biasanya terjadi pada usia tahun sedangkan pada pria saat pertama kali mengalami mimpi basah yaitu pada usia tahun (Monks dkk, 1999). Tetapi pendapat tersebut tidak dapat menjadi patokan, karena pubertas tergantung pada kondisi masing-masing seseorang.

Pengertianremaja berdasarkan sosio psikologis
Entropy adalah keadaan di mana kesadaran manusia belum tersusun rapi. Walaupun mausia sudah mempunyai banyak pengetahuan, perasaan dan sebagaiya, tetapi hak itu belum saling berhubungan dengan baik. Negentropy adalah keadaan dimana isi kesadaran tersusun dengan baik , sehingga pengethauan yang dimiliki seseorang saling terkait, yang akhirnya mengakibatkan orang yang bersangkutan merasa dirinya sebagai kesatuan yang utuh dan bisa bertindak dengan tujun yang jelas, sehingga bisa mempunyai tanggung jawab dan semangat kerja yang tinggi.

Masalah pada remaja yang seringkali memunculkan masalah dalam masa remaja tergantung pada lingkungan masyarakatnya. Tekanan dan tuntutan dari masyarakatlah yang dapat menimbulkan konflik dalam diri remaja, dan pada akhirnya dapat menimbulkan krisis remaja. Sering sekali masa remaja disebut dengan masa badai dan tekanan. Csikzentimihalyi dan Larson (Sarwono, 2002) menyatakan bahwa remaja adalah restrukturisasi kesadaran. Artinya masa remaja merupakan masa penyempurnaan dari perkembangan padaa tahap-taahap sebelumnya. Maksimal pertumbuhan masa remaja ditandai dengan adanya proses dari kondisi entropy ke kondisi negentropy itu.

Hukum dalam perdana memberikan batasan usia 21 tahun untuk menyatakan kedewasaan seseorang. Bagi seseorang yng berusi di bawah 21 tahun dan belum menikah masih memerlukan wali dalam melakukan tindakan hukum perdata.

Pada usia 18 tahun hokum pidana (kurang, bila sudah menikah) merupakan batasan usia dewasa seseorang anak-anak yang kurang dari 18 tahun masih menjadi tanggung jawab orang tuanya jika melanggar hukum pidana. Tingkah laku yang melaanggar hukum pun tidak disebut sebagai kriminalitas, nmun disebut sebgai kenakalan. Namun jika kenakalan remaja sudah membahaykaan masyarakat dan ptut dijatuhi hukuman oleh negara, sedangkan orang tuanya tidak mampu mendidik remaja tersebut, maka remja tersebut menjadi tanggung jawab negara, dan dimasukkan ke dalam lembaga pemasyarakatan khusus anak-anak atau dimasukkan ke lembaga rehabilitasi lainnya.

UU lainnya pun tidak mengenal konsep remaja, contohnya dalam UU kesejahteraan anak, menganggaap semua orang yang berusia di bawah 21 tahun dan belum menikah dianggap sebagai anak-anak dan memiliki hak yang sama dengan anak-anak yang lainnya (dalam hal perlindungan, pendidikan dll). Pada undang-undang lalu lintas menetapkan bats 18 thaun untuk mendptkan SIM A, 21 tahun untuk mendapatkan SIM B1, dan 16 tahun untuk mendaptkan SIM C. Undng-undang ini tidak memberikan perlakuan khusus bagi mereka yang sudah menikah maupun yang belum menikah.

Pada undang-undang perkawinan, memberi batasan usia minimaal melakukan pernikahan yaitu untuk wnit 16 tahun, dan untuk pria 19 tahun. Meskipun demikian, jika usi remaja belum 21 tahun, masih diperlukan ijin orang tua untuk menikahkan orang tersebut.

Adapun beberapa definsi dari berbagai para ahli dalam mengenai pengertian remaja yang diantaranya yaitu:

Masa remaja merupakan peralihan dari saat anak dengan saat dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.

Masa remaja untuk wanita dari umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun, sedangkan untuk pria 13 tahun sampai dengan 22 tahun.

Meurut beliau remaja adalah “adolescene” yang di artikan sebagai masa pertumbuhan transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional.

Kata latin masa remaja adalah adolensence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Kata adolensence memiliki arti yang lebih banyak lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik.

Masa remaja menunjukkan sifat transisi atau peralihan karena remaja belum mendapat status dewasa dan tidak lagi memunyai status anak.

Masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik, yang dalam pertumbuhan dalam masa remaja dibilang cepat di antara tahap-tahap perkembangan manusia. Tidak haya perubaha tubuh, remaja pun akan mengalami perubahan secara psikologis.

Pada pertumbuhan jiwa masa remaja pun semakin bagus dalam akhir masa remaja, jiwanya sudah tidak mudah terpengaruh serta sudah mampu memilih. Remaja pun sudah mulai belajar bertanggung jawab pada dirinya, keluarga serta lingkungan. Masa remaja akan mulai sadar dengan dirinya dan tidak mau diperlakukan kaya anak-anak lagi.

Meurt beliau adolescene yang artinya sebagai masa pertumbuhan transisi antara masa anak-anak menuju masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional.

Remaja sebetulnya tidak mempuyai tempat yang jelas, karena mereka sudah bukan anak-anak, namn tidak sepenuh masuk ke kumpulan orang dewasa. Masa remaja berada itu diantara anak dengan dewasa, Sebab itu remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu mengusai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Tetapi masa remaja merupakan saat pertumbuhan yang berada pada masa sagat sembunyi, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun fisik.

Bahwa remaja ialah permulaannya ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual. Diatara berbarengan dengan perubahan tubuh dan akan dimulai proses perkembangan psikis remaja dalam waktu ia melepaskan diri dari ikatan orang tuanya, lalu terlihat perubahan-perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat.

Ciri-Ciri Remaja
* Masa remaja adalah waktu peralihan dari satu tahap pertumbuhan ke pertumbuhan selanjutya secara berkesinambungan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan seorang dewasa dan merupakan masa yang sangat strategis, karena memberi waktu kepada remaja untuk membentuk gaya hidup dan menentukan bentuk perilaku, nilai-nilai serta sifat yang sesuai dengan keinginannya.
* Masa remaja adalah masa terjadi perubahan. Perubahan fisiknya terjadi sangat cepat, perilaku serta sikapnya pun berkembang. Empat perubahan besar yang terjadi dalam masa remaja, yaitu perubahan emosi, perubahan peran serta minat, perubahan bentuk kelakuan serta perubahan sikap menjadi ambivalen.
* Masa remaja adalah masa yang banyak masalah. Masa remaja sering menjadi masalah yang sulit untuk diatasi. Hal ini terjadi karena tidak terbiasanya remaja menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa meminta bantuan orang lain sehingga kadang-kadang terjadi penyelesaian yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
* Masa remaja adalah masa mencari identitas. Jati diri yang dicari remaja berupa kejelasan siapa dirinya dan apa peran dirinya di masyarakat. Remaja tidak puas dirinya sama dengan kebanyakan orang. Mereka mau menunjukan jati dirinya sebagai individu, sementara pada saat yang sama ia ingin mempertahankan dirinya terhadap kelompok sebaya.
* Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Masyarakat mengecap bahwa remaja adalah anak yang tidak rapi, tidak dapat dipercaya, mengarah berperilaku merusak yang mengakibatkan orang dewasa harus membimbing dan mengawasi kehidupan nya. Dengan adanya stigma ini akan membuat masa peralihan remaja ke dewasa menjadi sulit, karena peran orangtua yang memiliki pandangan seperti ini akan mencurigai dan menimbulkan pertentangan antara orangtua dengan remaja serta membuat jarak diantara keluarga.
* Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Masa remaja memandang kehidupan memakai kacamatanya sendiri, baik dalam melihat dirinya ataupun orang lain, mereka belum melihat apa adanya, namun menginginkan apa yang mereka mau.
* Masa remaja adalah ambang masa dewasa. Usia belasan yang terus berjalan, membuat remaja semakin matang berkembang dan berusaha memberi kesan seseorang yang hampir dewasa. Ia akan memusatkan dirinya pada perilaku yang dihubungkan dengan status orang dewasa, misalnya dalam berpakaian dan bertindak.

Tugas perkembangan masa remaja
1. Memperoleh sejumlah norma – norma dan nilai – nilai.
2. Belajar memiliki peran sosial sesuai dengan jenis kelamin masing – masing.
3. Menerima kenyataannya bisa memakainya dengan efektif dan merasa puas terhadap keadaan tersebut.
4. Mencapai kebebasan dari kebergantungan terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya.
5. Mencapai kebebasan ekonomi.
6. Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kesanggupannya.
7. Memperoleh informasi tentang perkawinan dan mempersiapkannya.
8. Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep – konsep tentang kehidupan.
9. Memiliki konsep – konsep tentang tingkah laku sosial yang perlu untuk kehidupan bermasyarakat.

Batasan Usia Remaja
* Remaja awal (12-15 tahun)

Pada tahap ini, remaja mulai beradaptasi terhadap perubahanperubahan yang terjadi pada dirinya dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan tersebut. Individu berusaha untuk menghindari ketidaksetujuan sosial atau penolakan dan mulai membentuk kode moral sendiri tentang benar dan salah. Individu menilai baik terhadap apa yang disetujui orang lain dan buruk apa yang ditolak orang lain. Tahap tersebut, kemauan remaja dalam dunia luar sangat besar dan tidak mau disebut sebagai anak-aak lagi tetapi belum bisa meninggalkan tingkahlaku kekanak-kanakannya.

* Remaja pertengahan (15-18 tahun)

Pada tahap ini, remaja berada dalam kondisi kebingungan dan terhalang dari pembentukan kode moral karena ketidakkonsistenan dalam konsep benar dan salah yang ditemukannya dalam kehidupan sehari-hari. Keraguan ini sudah jelas pada sikap terhadap masalah mencontek, pada masa remaja duduk di SMA. Hal tersebut sudah biasa, masa remaja menganggap bahwa teman-teman akan memaafkan kelakuanya itu serta membenarkan perbuatan mencontek jika selalu ditekan untuk mencapai nilai yang baik agar dapat diterima di sekolah tinggi dan yang akan menunjang keberhasilan dalam kehidupan sosial dan ekonomi di waktu- waktu mendatang. Pada tahap ini, mulai tumbuh semacam kesadaran akan kewajiban untuk mempertahankan aturan-aturan yang ada, namun belum dapat mempertanggungjawabkannya secara pribadi.

* Masa remaja akhir (18-21 tahun)

Pada tahap ini, individu dapat melihat sistem sosial secara keseluruhan. Individu mau diatur secara ketat oleh hukum-hukum umum yang lebih tinggi. Alasan mematuhi peraturan bukan merupakan ketakutan terhadap hukuman atau kebutuhan individu, melainkan kepercayaan bahwa hukum dan aturan harus dipatuhi untuk mempertahankan tatanan dan fungsi sosial.

Remaja sudah mulai memilih prinsip moral untuk hidup. Individu melakukan tingkah laku moral yang dikemudikan oleh tanggung jawab batin sendiri. Pada tahap ini, remaja mulai menyadari bahwa keyakinan religius penting bagi mereka. Nilainilai yang dimiliki juga akan menuntun remaja untuk menjalin hubungan social dan keputusan untuk menikah atau tidak. Selain itu, individu juga mulai merasa bahwa hidupnya tidak akan dapat secara terus-menerus bergantung pada orang tua sehingga individu mulai memikirkan mengenai pekerjaan atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi yang dapat dipilih untuk waktu depannya.

Jenis-Jenis Kenakalan Remaja
Dengan perkembangan zaman saat ii ada banyak sekali kenakalan remaja dari yang paling enteng sampar kenakalan yg berat, Berikut ini adalah beberapa jenis kenakalan remaja yang ada di lingkungan sekitar.

Kebanyakan para remaja yang memakai narkoba bermula dari dorongan rasa keingintahuan yang tinggi sehingga akhirnya mereka mencoba barang nikotin tersebut. Beberapa kasuspun para remaja tersebut dipengaruhi teman dekatnya yang sudah memakai narkoba.

Banyak dari orang dewasa berpikir bahwa pencurian kerap kali dilakukan oleh orang yang berusia diatas 20 tahun. Tetapi faktanya tidak seperti itu, banyak remaja melakukan pencurian yang didasari oleh berbagai faktor.

Umumnya kenakalan yang satu ini dilakukan dengan beberapa anggota tertentu. Balap liar tentu saja sangat berbahaya bagi diri sendiri karena dapat merenggut nyawa. Dan mengganggu lingkungan sekitarnya.

Sejak dahulu, banyak media memberitakan tentang tawuran antar pelajar. Kenakalan tersebut dilakukan oleh kumpulan anak sekolah. Hal ini memang sedikit mereda saat-saat ini, namun hal ini tidak bisa dikatakan berhenti sepenuhnya. Mereka yang melakukan tawuran biasanya dilakukan antar siswa sekolah tertentu dengan berbagai faktor pendukung. Tidak hanya itu masih bayak kenakalan remaja seperti bolos sekolah, minum-minuman keras, perjudian, bahkan ada yang melakukan tindakan penipuan.

Penyebab Kenakalan Remaja
Setiap ada sebab pastinya ada akibat. Sama dengan dengan kenakalan remaja, banyak penyebab terjadinya kelakuan diluar batas yang ujung-ujungnyamelanggar aturan hukum negara yang berlaku. Mereka melakukan tindakan tersebut secara sengaja bahkan karena ketidaksengajaan. Menurut penelitian terdapat 2 faktor yang sangat dominan yang menjadi penyebab para remaja melakukan tindakan yang melanggar aturan tersebut, diantaranya adalah faktor eksternal ( lingkungan ) dan faktor internal (diri sendiri ).

Faktor yang paling utama dalam kenakalan remaja adalah keluarga. Mengapa demikian? Karena keluarga merupakan lingkungan pertama yang mereka kenal sejak kecil hingga tumbuh dewasa. Bagaimana cara orang tua mendidik anak, perhatian orang tua, serta gaya asuh orang tua menjadi faktor utama bagaimana karakter anak terbentuk.

Biasanya anak-anak yang memiliki masalah keluarga kerap kali melakukan tindakan yang melanggar hukum. Mulanya mereka hanya ingin mencari perhatian saja dengan dengan kenakalan kecil sampai mereka terbiasa diperhatikan mendapat perhatian dari tindakan tersebut.

Lambat launnya tanpa didikan dan arahan yang benar, anak-anak bisa salah langkah sehingga melakukan kenakalan yang lebih parah. Berikan edukasi yang tepat untuk anak-anak anda, sehingga mereka siap menghadapi saat pencarian jati diri mereka ketika memasuki usia remaja.

Bagaimana pergaulan seorang anak perlu sangat diperhatikan. Tidak ada salahnya untuk tahu dengan siapa mereka bergaul. Sebagai orang tua, cobalah untuk terbuka dan menjalin komunikasi dengan anak-anak untuk mengetahui sejauh mana pergaulan mereka.

Berikan arahan dengan bijak untuk mengambil sikap yang tepat ketika bergaul dengan siapapun, karena teman-teman bisa menjadi faktor seorang anak melakukan tindak kejahatan.

Lingkungan sosial meliputi tempat tinggal mereka, bersekolah mereka serta pergaulan mereka. Lingkungan sosial merupakan faktor kedua pembentukan karakter anak.

* Faktor Internal (Diri Sendiri)

Memasuki saat pubertas, biasanya anak-anak akan mencari karakter jati diri mereka. Mereka akan memiliki krisis pembentukan karakter sampai mendapatkannya. Dalam fase ini, peran keluarga serta lingkungan sekitar menjadi faktor pendukung pembentukan karakter. Bila mereka mendapat arahan serta perhatian yang baik mereka bisa terhindar dari kenakalan tersebut.

1. Pengendalian Diri yang Lemah

Meski dari pihak keluarga telah memberikan arahan dan didikan yang tepat. Terkadang, seorang remaja memiliki kelemahan dalam pengendalian diri. Karena belum bisa mengendalikan emosi dan rasa penasaran dengan pas, sehingga mudah terjerumus melakukan kenakalan tersebut.

Cara Mengatasi Kenakalan Remaja
1. Berikan kasih sayang, perhatian yang cukup untuk anak anda. Apalagi ketika mereka memasuki usia pubertas saat mencari jati dirinya sendiri. Merikan mereka keteladanan serta berikan beberapa contoh orang dewasa yang patut ditiru.
2. Orang tua wajib memberikan motivasi positive setiap kegiatan yang dilakukan oleh sang anak selama mereka melakukan hal yang bermanfaat. Jangan pernah membatasi kreativitas anak, sehingga mereka tidak terlalu terbebani dengan tuntutan dari orang tua. Berikanlah sanksi jika memang dibutuhkan untuk efek jera ketika melakukan kesalahan.
3. Setiap perbuatan pasti akan memberikan dampak bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Begitu juga dengan kenakalan remaja. Tindakan kenakalan yang mereka lakukan jika terjadi dalam lingkungan keluarga, tentunya masih bisa mendapatkan pengarahan yang tepat dari orang tua.

Tetapi bagaimana bila kenakalan tersebut terjadi di wilayah sosial? Tentu saja para pelakunya akan merugikan orang lain. Bila kenakalan tersebut sangat berbahaya maka hukumannya iyalah dipenjara. Tidak jarang pula dapat dikucilkan dari lingkungan sekitar yang bisa membahayakan mental anak tersebut dikemudian hari.

Demikian sedikit pembahasan mengenai Pengertian Remaja: Menurut Psikologis, Hukum, Ahli, Ciri! semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami. Jika kalian merasa ulasan kami bermanfaat mohon untuk dishare 🙂

Baca juga artikel lainnya tentang: