Blog

Pengertian Pola Kelekatan Cemas Menurut Para Ahli

Kali ini kita akan membahas pengertian gaya kelekatan cemas atau anxious attachment style. Skuylah!

Daftar Isi (Klik untuk Membaca)

Pengertian Anxious Attachment atau Gaya Kelekatan Cemas
Anxious attachment adalah salah satu dari empat gaya kelekatan yang berkembang di masa kanak-kanak dan berlanjut hingga dewasa. Gaya kelekatan adalah cara seorang individu berhubungan dengan orang lain.

Anxious attachment style (juga disebut pola kelekatan cemas atau pola kelekatan ambivalen) adalah gaya kelekatan yang ditandai dengan kekhawatiran bahwa orang lain tidak merasakan kedekatan/intimasi yang sama dengan dirinya.

Individu dengan anxious attachment style dipusingkan dengan seberapa besar perhatian dan kasih sayang orang lain terhadap dirinya. Orang lain di sini misalnya orang tua, teman, dan pasangan.

Orang dengan anxious attachment mendambakan intimasi tetapi cemas bahwa pasangannya bisa memenuhi kebutuhan emosional yang dia inginkan. Pasangan yang mandiri dan tidak terikat dapat membuat dia merasa tidak nyaman.

Selain itu, orang dengan anxious attachment juga merasa tertekan jika mereka menilai rasa sayang dan perhatian dari orang lain tidak tulus atau tidak sesuai dengan yang dia inginkan.

Individu dengan anxious attachment style memiliki self-esteem yang rendah. Dia merasa dirinya tidak berharga, tetapi umumnya melihat orang lain secara positif.

Dia berusaha mendapatkan penerimaan diri melalui validasi dari hubungannya dengan orang lain. Makanya, orang dengan anxious attachment juga membutuhkan kontak dan intimasi yang lebih tinggi dari orang lain.

Teori kelekatan pertama kali diajukan oleh psikolog John Bowlby pada 1950-an.

Dia menduga bahwa anak-anak mengembangkan gaya kelekatan di awal kehidupan. Nah, menurut Bowlby, gaya kelekatan ini bergantung pada gaya asuh dari pengasuh utama.

Menurut Bowlby, kepercayaan seseorang pada figur lekat adalah “pijakan” seseorang agar dapat menjelajahi dunia yang asing secara bebas. Figur lekat adalah tempat psikologis yang aman bagi kita untuk mendapatkan dukungan, perlindungan, dan kenyamanan pada saat sulit.

Bowlby berpendapat bahwa perasaan aman pada anak terhadap figur lekat akan mempengaruhi gaya kelekatannya saat dewasa.

Secara umum ada empat gaya kelekatan (Ainsworth, Blehar, Waters, & Wall, 1978):

· Anxious – mereka yang memiliki gaya kelekatan cemas memiliki masalah dalam mempercayai orang lain. Mereka sering khawatir bahwa orang akan meninggalkan mereka, sehingga mereka tampak lekat atau membutuhkan.

· Avoidant – gaya kelekatan ini ditandai dengan masalah pada intimasi dan kecenderungan menghindari hubungan.

· Secure – gaya kelekatan terbaik, ditandai dengan rasa percaya dalam hubungan. Anak-anak dengan secure attachment mendapatkan dukungan dari pengasuhnya. Orang dewasa dengan gaya kelekatan ini mampu menciptakan hubungan yang awet dengan pasangan.

· Unorganized – ini ditandai dengan campuran perilaku yang dapat berkisar dari penghindaran hingga kemelekatan. Orang dengan gaya kelekatan ini sering mendambakan hubungan dekat tetapi takut mempercayai orang lain dan terluka (Main & Solomon, 1986).

Gaya kelekatan yang kita kembangkan di masa kanak-kanak memiliki pengaruh pada kemampuan kita untuk mengutarakan emosi, kemampuan menghadapi konflik dalam hubungan, dan bagaimana kita membentuk harapan tentang hubungan.

Apa saja tanda-tanda anxious attachment pada anak-anak?
Anxious attachment adalah salah satu jenis gaya kelekatan yang tidak aman.

Anak-anak dengan anxious attachment merasa terganggu ketika ditinggalkan oleh pengasuhnya, dan sulit untuk ditenangkan meskipun pengasuh itu sudah kembali. Pengasuh di sini tidak selalu berarti baby sitter, bisa juga orang tua atau figur yang merawatnya sehari-hari.

Nah, anak dengan anxious attachment berperilaku seolah-olah tidak yakin dengan sang pengasuh dan menunjukkan rasa marah saat ditinggalkan.

Ciri-ciri seorang anak memiliki gaya kelekatan yang anxious meliputi:

· Sangat tertekan ketika berpisah dari orang tua

· Tidak mudah dibujuk saat menangis

· Lengket dengan orang tua dan pengasuh

· Takut pada orang asing

· Hubungan yang buruk dengan anak-anak lain

· Eksplorasi terhadap lingkungan yang terbatas

· Terlihat cemas secara umum

· Kesulitan mengendalikan perasaan

· Menampilkan perilaku agresif

Separation anxiety disorder (SAD) adalah gangguan kecemasan yang berhubungan dengan anxious attachment, umumnya didiagnosis pada masa kanak-kanak.

Anak-anak dengan SAD mungkin menolak ke sekolah, takut dipisahkan dari pengasuh, dan mengalami kecemasan yang ekstrim ketika dipisahkan dari orang yang dicintai.

SAD ini dapat bertahan hingga remaja dan dewasa.

Apa faktor yang mempengaruhi anxious attachment?
Meskipun tidak selalu ada jawaban yang jelas mengapa seorang anak dapat mengembangkan kelekatan cemas, ada beberapa faktor yang mempengaruhi anxious attachment style:

Jarak emosional
Mengabaikan kebutuhan emosional akan membuat anak tidak merasakan perasaan aman.

Anak-anak yang tidak terpenuhi kebutuhan emosionalnya, terutama saat tertekan atau cemas, kemungkinan besar akan mengalami ini.

Anak kemungkinan akan mengembangkan gaya kelekatan cemas, jika kebutuhan emosional mereka diabaikan.

Pola asuh yang tidak konsisten
Anxious attachment sering dikaitkan dengan pola pengasuhan yang tidak konsisten. Pengasuh atau caregiver tidak bertanggung jawab dalam momen-momen penting, dan tidak tanggap terhadap kebutuhan anak.

Kadang-kadang, pengasuh juga mungkin bersikap dingin, tidak peka, dan tidak terlibat secara emosional. Tapi kadang pengasuh bersikap hangat, dekat, dan mau mendukung anak secara emosional. Dan ini dilakukan tanpa alasan yang pasti.

Ketika seorang figur lekat tidak memberikan alasan yang pasti, maka anak akan merasa bingung atas hubungannya dengan pengasuh.

Ketidakkonsistenan ini dapat mempersulit anak untuk memahami perilaku orang tua mereka dan respons seperti apa yang diharapkan, yang mengakibatkan rasa tidak aman dan cemas.

‘Kelaparan emosional’ dari pengasuh.
Rasa lapar emosional dari pengasuh kerap dikaitkan dengan seorang anak yang mengembangkan gaya kelekatan cemas.

Yang dimaksud dengan kelaparan emosional adalah pengasuh mencari kedekatan emosional dari anak untuk keperluannya sendiri, dan bukan demi sang anak. Makanya, pola asuh seperti ini mengabaikan kebutuhan emosional anak.

Pengasuh ini mungkin tampak terlalu mengatur kehidupan anak. Yang sering terlihat juga adalah sikap mereka bisa menjadi terlalu protektif.

Pengasuh yang punya gaya kelekatan cemas
Umumnya, anak-anak dengan gaya anxious attachment cenderung punya orang tua yang juga memiliki anxious attachment.

Ini bukan karena faktor genetik, melainkan kelanjutan dari pola perilaku yang diulangi dari generasi ke generasi.

Selain itu, tanpa pengelolaan yang benar, anak dengan kelekatan cemas dapat tumbuh dewasa dan memiliki anak-anak yang dengan kelekatan cemas yang sama.

Apa saja ciri-ciri anxious attachment style pada orang dewasa?
Tidak mudah mengenali gaya kelekatan yang insecure pada orang dewasa. Namun, ada beberapa tanda yang khas:

· Membutuhkan support dari orang lain terus menerus

· Selalu ingin diyakinkan bahwa dia orang yang baik, ingin selalu diapresiasi

· Merespon penolakan dan pengabaian secara sensitif

· Self-esteem rendah

· Terlalu sensitif terhadap perlakuan orang lain

· Mendambakan intimasi

· Mengalami kesulitan dalam menetapkan dan menghormati batasan privasi orang lain

· Dorongan untuk memperbaiki sesuatu dan memecahkan masalah orang lain dengan upaya sendiri

· Reaktivitas emosional yang tinggi ketika seseorang tidak ada

· Takut kesendirian

· Overthinking dan ruminasi berlebih

Orang dewasa dengan anxious attachment memiliki masalah dalam mengatur emosi.

Mereka menunjukkan reaksi yang lebih intens terhadap ancaman, overthinking saat mengalami masalah, dan mengalami lebih banyak perasaan susah.

Mereka ragu-ragu dalam mencari bantuan, dan cenderung meminta pertolongan dengan cara tidak langsung, seperti dengan cara menangis.

Orang dewasa dengan anxious attachment beresiko mengembangkan gangguan kecemasan seperti gangguan kecemasan sosial, gangguan kecemasan umum, dan gangguan panik.

Mereka yang menderita serangan panik sering kali memiliki riwayat kecemasan perpisahan masa kanak-kanak – yang tiba-tiba dapat menyebabkan serangan panik.

Seperti apa sikap orang dewasa dengan anxious attachment dalam suatu hubungan?
Hubungan romantis bersama orang dengan anxious attachment dapat menjadi intens dan membuat stres bagi orang cemas dan pasangannya.

Yang unik, orang-orang dengan anxious attachment cenderung berhubungan dengan orang yang memiliki gaya kelekatan avoidant.

Ini berujung pada saling berkonflik; di satu sisi, kelekatan avoidant berusaha menghindar agar tidak terus menerus ditempel; orang dengan kelekatan cemas berusaha untuk terus menempel.

Berikut adalah beberapa dampat kelekatan cemas dalam suatu hubungan:

Terlalu bucin dengan pasangan
Seseorang yang memiliki gaya anxious attachment menjadi terobsesi pada hubungan asmaranya. Saat pendekatan, seorang dengan gaya kelekatan ini ingin segera jadian, ingin segera menikah.

Orang-orang ini berjuang dengan hubungan jarak jauh, karena ini akan menyebabkan lebih banyak kecemasan.

Karena tidak mendapatkan figur lekat yang sesuai, dia jadi ”melampiaskan” semua yang dia inginkan kepada satu orang. Ini menyebabkan dia sendiri menjadi terlalu cemas dan posesif.

Takut akan penolakan
Kekecewaan atau tanda penolakan sekecil apa pun dari pasangan bisa sangat berbahaya bagi harga diri orang dengan anxious attachment.

Jika orang yang dicintai menolak apa yang dia berikan, atau tidak mau menanggapi apa yang dia butuhkan, orang dengan anxious attachment mungkin menyalahkan dirinya sendiri dan percaya bahwa dia tidak layak dicintai.

Kebutuhan akan kepastian yang konstan
Karena orang dengan anxious attachment merasa insecure dan harga diri yang rendah, dia jadi berusaha mendapatkan validasi dari pasangannya.

Meskipun menginginkan kepastian dari pasangan adalah hal yang normal, orang cemas mungkin terus menerus melakukannya.

Kalau seseorang terus menerus ditanya masih sayang apa tidak, ya lama-lama bisa jadi stres.

Naik turunnya emosi
Hubungan dengan gaya kelekatan cemas bisa terasa seperti rollercoaster emosional.

Akan ada naik turun emosi, yang menandakan bahwa pasangan mereka tidak tahu apa yang diharapkan dari satu momen ke momen lainnya.

Hubungan ini sering kali dipenuhi dengan kecemasan, stres, dan bahkan rasa tidak bahagia bagi kedua pasangan.

Merasa kurang dihargai
Orang yang terikat dengan kecemasan mungkin sering merasa tidak dihargai. Dia juga akan kesal jika dia merasa tidak mendapatkan cinta yang pantas didapatkan.

Setiap hubungan selalu ada fase bulan madu, atau fase di mana kedua pasangan lagi sayang-sayangnya. Namun, fase ini akan menurun dengan sendirinya.

Seorang dengan anxious attachment tidak bisa menerima hal ini.

Dia terkadang merasa khawatir, apakah dia benar dicintai oleh pasangan? Dan seberapa besar rasa cinta itu masih ada?

Biasanya ini akan berujung menjadi kecurigaan terhadap pasangannya.

Referensi Mengenai Pengertian Pola Kelekatan Cemas
Guy-Evans, O. (2022, June 06. Anxious Attachment Style: How It Develops & How To Cope. Simply Psychology. /anxious-attachment-style.html

Hazan, C., & Shaver, P. R. (1994). Attachment as an organizational framework for research on close relationships. Psychological Inquiry, 5(1), 1-22. McCarthy, G. (1999). Attachment style and adult love relationships and friendships: A study of a group of women at risk of experiencing relationship difficulties. British Journal of Medical Psychology, 72(3), . Greater Good Magazine of Berkeley University of California . How to stop attachment insecurity from ruining your love life. BPS Article- Overrated: The predictive power of attachment How Attachment Style Changes Through Multiple Decades Of Life

Ainsworth, M. D. S., Blehar, M. C., Waters, E., & Wall, S. (1978). Patterns of attachment: A psychological study of the strange situation. Lawrence Erlbaum.

Baldwin, M.W., & Fehr, B. (1995). On the instability of attachment style ratings. Personal Relationships, 2, .

Bartholomew, K., & Horowitz, L.M. (1991). Attachment Styles Among Young Adults: A Test of a Four-Category Model. Journal of Personality and Social Psychology, 61(2), 226–244.

Bowlby, J. (1969). Attachment and Loss: Volume I. Attachment. London: Hogarth Press.

Brennan, K. A., Clark, C. L., & Shaver, P. R. (1998). Self-report measurement of adult attachment: An integrative overview. In J. A. Simpson & W. S. Rholes (Eds.), Attachment theory and close relationships (p. 46–76). The Guilford Press.

Brennan, K. A., & Shaver, P. R. (1995). Dimensions of adult attachment, affect regulation, and romantic relationship functioning. Personality and Social Psychology Bulletin, 21(3), 267–283.

Caron, A., Lafontaine, M., Bureau, J., Levesque, C., and Johnson, S.M. (2012). Comparisons of Close Relationships: An Evaluation of Relationship Quality and Patterns of Attachment to Parents, Friends, and Romantic Partners in Young Adults. Canadian Journal of Behavioural Science, 44(4), .

Hazan, C., & Shaver, P. (1987). Romantic love conceptualized as an attachment process. Journal of Personality and Social Psychology, 52(3), 511–524.

Main, M., Kaplan, N., & Cassidy, J. (1985). Security in infancy, childhood and adulthood: A move to the level of representation. In I. Bretherton & E. Waters (Eds.), Growing points of attachment theory and research. Monographs of the Society for Research in Child Development, 50(1-2), .

Main, M., & Solomon, J. (1986). Discovery of an insecure-disorganized/disoriented attachment pattern. In T. B. Brazelton & M. W. Yogman (Eds.), Affective development in infancy. Ablex Publishing.

Waters, E., Merrick, S., Treboux, D., Crowell, J., & Albersheim, L. (2000). Attachment security in infancy and early adulthood: A twenty-year longitudinal study. Child Development, 71(3), .