Blog

Pengertian Motivasi Kerja Jenisjenis Motivasi Kerja Pentingnya Unsurunsur Teoriteori Tujuan Dan Faktor Yang Mempengaruhi Motiva

Daftar Pembahasan
1. Pengertian Motivasi Kerja
2. Jenis-jenis Motivasi Kerja
3. Pentingnya Motivasi Kerja
4. Unsur-unsur Motivasi Kerja
5. Teori-teori Motivasi
6. Tujuan Motivasi
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Informasi dalam laporan tidak dengan sendirinya menciptakan tindakan. Tindakan tergantung pada bagaimana karyawan bereaksi terhadap informasi tersebut. Reaksi karyawan terhadap informasi akan berbeda-beda, tergantung pada motivasi kerja mereka. Motivasi kerja adalah sesuatu yang mendorong seseorang, baik berasal dari dalam maupun dari luar diri seseorang, sehingga seseorang tersebut akan memiliki semangat, keinginan dan kemauan yang tinggi untuk melaksanakan aktivitas kerja.

Dari pengertian motivasi kerja diatas, mendorong beberapa ahli untuk ikut berpendapat mengenai motivasi kerja meliputi:

Menurut Pandji Anoraga:
Motivasi Kerja adalah kemauan kerja karyawan yang timbulnya karena adanya dorongan dari dalam pribadi karyawan yang bersangkutan sebagai hasil integrasi keseluruhan daripada kebutuhan pribadi, pengaruh lingkungan fisik dan pengaruh lingkungan sosial dimana kekuatannya tergantung daripada proses pengintegrasian tersebut.

Ernest J. McCormick:
Motivasi Kerja adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.

Berelson dan Steiner dalam Siswanto Sastrohadiwiryo:
Motivasi Kerja adalah Keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau menggerakkan dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.

JENIS-JENIS MOTIVASI KERJA
Menurut Malayu S. P Hasibuan (2006:150), jenis-jenis motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

Motivasi Positif (insentif positif)
Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini, semangat kerja bawahan akan akan meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik saja.

Motivasi Negatif (insentif negatif)
Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi rendah). Dengan memotivasi negatif ini, semangat kerja bawahan dalam waktu pendek akan meningkat, karena takut dihukum.

Pengguna kedua motivasi tersebut harusla diterapkan kepada siapa dan kapan agar dapat berjalan efektif dan merangsang gairah bawahan dalam bekerja.

PENTINGNYA MOTIVASI KERJA
Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan bantuan orang lain. Manusia akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dan memerlukan motivasi atau dorongan dari orang lain untuk mencapai apa yang menjadi tujuan hidupnya.

Pimpinan organisasi atau perusahaan merupakan orang yang bekerja dengan bantuan dari para bawahannya, yaitu karyawan. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban dari seorang pimpinan untuk mengusahakan agar para karyawan berprestasi. Kemampuan bawahan untuk dapat berprestasi disebabkan dengan adanya dorongan atau motivasi.

Pemberian motivasi dengan tepat akan dapat menimbulkan semangat, gairah dan keikhlasan kerja dalam diri seseorang. Meningkatnya kegairahan dan kemauan untuk bekerja dengan sukarela tersebut akan menghasilkan pekerjaan yang lebih baik, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja. Sedangkan seseorang yang mempunyai motivasi kerja rendah, mereka akan bekerja seenaknya dan tidak berusaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

UNSUR-UNSUR MOTIVASI KERJA
Menurut Sagir dalam Siswanto Sastrohadiwiryo (2003: ) unsur-unsur motivasi kerja tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kinerja
2. Penghargaan
3. Tantangan
4. Tanggungjawab
5. Pengembangan
6. Ketertiban, dan
7. Kesempatan.

TEORI-TEORI MOTIVASI
Teori-teori motivasi menurut Malayu S.P. Hasibuan (2006: ), dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

Teori Kepuasan (content theory)
Teori ini merupakan teori yang mendasarkan atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkan bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilakunya. Jika kebutuhan semakin terpenuhi, maka semangat pekerjaannya semakin mudah.

Teori-teori kepuasan ini antara lain:

F.W Taylor mengemukakan teori motivasi klasik atau teori motivasi kebutuhan

tunggal. Teori ini berpendapatan bahwa manusia mau bekerja giat untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik, berbentuk uang atau barang dari hasil pekerjaannya. Konseo dasar teori ini adalah orang akan bekerja giat bilamana ia mendapat imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya.

Hierarki kebutuhan Maslow mengikuti teori jamak yaitu seseorang berperilaku atau bekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Maslow berpendapat kebutuhan yang diinginkan manusia berjenjang.

Maslow mengemukakan lima tingkat kebutuhan, sebagai berikut:

1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan
3. Kebutuhan sosial
4. Kebutuhan akan penghargaan, dan
5. Aktualisasi diri.

Teori X dan Teori Y Mc. Gregor

Menurut teori X, untuk memotivasi karyawan harus dilakukan dengan cara pengawasan yang ketat, dipaksa, dan diarahkan supaya mau bekerja sungguh-sunggu. Jenis motivasi yang diterapkan cenderung motivasi negatif yakni dengan menerapkan hukuman yang tegas. Sedangkan menurut teori Y, untuk memotivasi karyawan dilakukan dengan cara peningkatan partisipasi, kerjasama, dan keterkaitan pada keputusan.

Teori Proses
Teori proses mengenai motivasi berusaha menjawab bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku individu. Teori yang tergolong ke dalam teori proses, diantaranya:

Teori Harapan (Expectancy)

Teori harapan ini dikemukakan oleh Victor Vroom, yang mendasarkan teorinya pada tiga konsep penting, yaitu:

1. Harapan (expectancy): adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena perilaku.
2. Nilai (valence): adalah akibat dari perilaku tertentu yang mempunyai nilai atau martabat tertentu (daya atau nilai memotivasi) bagi setiap individu tertentu.
3. Pertautan (instrumentality): adalah persepsi dari individu bahwa hasil dari tingkat pertama akan dihubungkan dengan tingkat kedua.

Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku bawahan harus dilakukan secara objektif.

Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian kompensasi. Misalnya, promosi tergantung dari prestasi yang selalu dapat dipertahankan.

TUJUAN MOTIVASI
Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau pencapaian tertentu (Ngalim Purwanto, 2006: 73).

Sedangkan tujuan motivasi dalam Malayu S.P Hasibuan (2006: 146) mengungkapkan bahwa:

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
2. Meningkatkan produktifitas kerja karyawan.
3. Mempertahankan kestabilan karyawan peruahaan.
4. Meningkatkan kedisiplinan absensi karyawan.
5. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
6. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA
Motivasi seorang karyawan untuk bekerja biasanya merupakan hal yang rumit, karena motivasi melibatkan faktor-faktor individual dan faktor-faktor organisasional. Yang tergolong pada faktor individual yang memberikan pengaruh terhadap motivasi kerja adalah tujuan, sikap dan kemampuan. Sedangkan yang tergolong pada faktor yang berasal dari organisasi yang memberikan pengaruh terhadap motivasi kerja adalah gaji, keamanan pekerjaan dan hubungan sesama pekerja.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja, yaitu:

1. Pencapaian pnyelesaian tugas yang berhasil berdasarkan pada tujuan dan sasaran
2. Penghargaan terhadap pencapaian tugas dan sasaran yang telah ditetapkan
3. Sifat dan ruang lingkup pekerjaan itu sendiri
4. Adanya peningkatan
5. Adanya tanggung jawab
6. Adanya administrasi dan manajemen serta kebijaksanaan pemerintah
7. Supervisi
8. Hubungan antar perseorangan
9. Kondisi kerja
10. Gaji
11. status
12. Keamanan kerja.

Faktor diatas akan menentukan tinggi rendahnya motivasi kerja. Apabila kondisi dan syarat kerja seperti upah, lingkungan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan hari tua yang diperlukan oleh karyawan dapat disediakan oleh perusahaan, maka motivasi kerja para karyawan akan meningkat dan begitupun sebaliknya.

Sumber Referensi
Anthony, Robert N., dan Vijay Govindarajan. 2007. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Ke-11. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Anthony, Robert N. 1995. Sistem Pengendalian Manajemen, Terjemahan Agus Maulana, Edisi Kelima. Cetak Ketujuh. Erlangga. Yogyakarta

/perilaku-organisasi/

/pengertian-motivasi-kerja-menurut-para-ahli/