Blog

Pengertian Konsumsi Menurut Para Ahli Ekonomi Makro

Pengertian Konsumsi menurut Para Ahli Ekonomi Makro

Pada dasarnya, kebanyakan orang beranggapan bahwa konsumsi dan pengeluaran adalah faktor utama yang berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Namun anggapan tersebut sebenarnya kurang tepat, karena yang lebih berperan dalam pertumbuhan ekonomi sebenarnya adalah saving dan produksi. Hal ini dapat dijelaskan melalui perumpamaan bahwa jika Anda hanya melakukan kegiatan konsumsi yaitu membeli barang-barang seperti rumah, mobil, dan berbelanja, maka Anda hanya akan menambah jumlah tagihan kartu kredit, dan beban pembayaran. Keadaan ini akan berbanding terbalik apabila Anda melakukan penghematan uang dengan cara menyimpannya dan menggunakannya sebagai modal untuk membuka suatu usaha atau bisnis. Dengan usaha atau bisnis yang dijalankan, secara otomatis Anda telah melakukan kegiatan produksi selain hanya melakukan konsumsi. Maka dari itu, setiap konsumsi seharusnya dibarengi dengan produksi, dan akan lebih baik apabila memperbanyak jumlah produksi jika dibandingkan dengan jumlah konsumsi. Produksi yang dihasilkan secara terus menerus akan berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi. Namun pada kenyataannya, kegiatan konsumsi umum banyak dilakukan oleh orang namun tanpa diimbangi dengan kegiatan produksi. Dengan kata lain orang hanya terbiasa spend tanpa produce.

Hal-hal yang termasuk ke dalam kategori konsumsi sangat beragam. Salah satunya adalah kegiatan membeli segala bentuk produk dan jasa. Namun sebagian besar masyarakat umumnya menganggap konsumsi hanya berkaitan dengan makanan dan minuman. Padahal pada kenyataannya, kegiatan konsumsi tersebut dapat dijelaskan dengan sangat luas. Kegiatan konsumsi tentunya tidak terlepas dari kaitannya dengan masyarakat. Karena seseorang pasti melakukan kegiatan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan konsumsi merupakan tindakan pemakaian barang-barang hasil produksi meliputi pakaian, makanan, rumah, mobil, dan lain sebagainya. Seseorang pasti melakukan pertimbangan terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan konsumsi dan pembelian suatu barang atau jasa.

Perbedaan Konsumsi, Konsumen dan Konsumtif
Berikut ini akan dijelaskan ketiga perbedaan mengenai cakupan konsumsi yang berkaitan, yaitu perbedaan antara konsumsi, konsumen, dan konsumtif.

* Konsumsi adalah segala kegiatan yang dipergunakan dengan tujuan untuk mengambil kegunaan pada suatu produk dan jasa. Produk dan jasa ini dapat berupa barang atau benda, serta sebuah jenis jasa atau pelayanan. Kegiatan konsumsi ini dimaksudkan untuk memenuhi semua kebutuhan yang bersifat penting atau bahkan hanya bersifat kesenangan dan kepuasan dalam waktu seketika. Barang konsumsi adalah barang-barang yang diproduksi dengan tujuan untuk dipergunakan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan konsumsi ini tercipta karena adanya seseorang yang melakukan proses produksi atau memproduksi. Begitu pula sebaliknya, kegiatan produksi ada karena seseorang yang melakukan kegiatan konsumsi atas produk tersebut.

* Konsumen adalah seseorang atau pelaku yang melakukan kegiatan konsumsi. Konsumen biasanya melakukan kegiatan pembelian terhadap barang-barang maupun jasa. Konsumen ini tidak terbatas pada jenis kelamin, umur, dan bahkan status sosial. Semua orang yang memiliki uang dan kemampuan untuk membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka orang tersebut disebut sebagai konsumen. Selain membeli, konsumen juga merupakan seseorang yang memakai atau menggunakan barang-barang hasil produksi. Konsumen memiliki hak-hak istimewa sebagai pembeli, yaitu karena konsumen memiliki kuasa atas uang yang akan dibelanjakannya, maka konsumen sering disebut sebagai ‘raja’. Konsumen mampu membeli dan memakai barang-barang konsumsi bagi dirinya sendiri maupun orang lain dan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan kesenangan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

* Konsumtif adalah suatu sifat seseorang atau seorang konsumen yang gemar membelanjakan uangnya untuk barang-barang konsumsi. Sifat konsumtif ini kadang dinilai merugikan, karena seseorang membeli suatu barang bukan berdasarkan keperluan, namun hanya untuk kesenangan maupun karena iming-iming diskon yang besar terhadap suatu barang. Konsumen ini tidak akan memerlukan waktu yang lama untuk melihat, menilai dan mempertimbangkan untuk membeli suatu barang. Melainkan langsung membeli tanpa memikirkan manfaat barang tersebut di masa depan. Kegiatan konsumtif ini adalah kegiatan konsumsi dan pemakaian barang yang berlebihan dan tidak baik apabila dilakukan dalam jangka waktu yang panjang atau berkelanjutan. Karena sifat konsumtif manusia akan mengakibatkan sifat ketergantungan, dan sifat tersebut akan sangat sulit untuk dihilangkan serta menimbulkan efek yang negatif.

Pengertian Konsumsi secara Luas

Secara luas, definisi konsumsi mengambil istilah dari dua bahasa yang berbeda, yaitu Bahasa Belanda dan Bahasa Inggris. Dalam istilah dari Bahasa Belanda, konsumsi berasal dari kata consumptie yaitu segala kegiatan yang dipergunakan dengan tujuan untuk mengambil kegunaan pada suatu produk dan jasa. Sedangkan dari Bahasa Inggris, konsumsi berasal dari kata consumption yang berarti pemakaian, menggunakan, pemanfaatan, dan atau pengeluaran. Seperti yang diketahui, cakupan konsumsi ini sangat luas dan tidak terbatas hanya pada satu benda maupun jasa tertentu.

Teori Konsumsi menurut Ahli dalam Ekonomi Makro
Jika dijabarkan kedalam penjelasan ekonomi makro, maka konsumsi dapat diartikan sebagai variabel makro ekonomi yang dilambangkan dengan huruf “C” yaitu singkatan dari consumption. Consumption disini dikategorikan ke dalam klasifikasi konsumen rumah tangga, yaitu pembelanjaan barang atau jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan atau melakukan pembelian berdasarkan pendapatan yang dimiliki atau diperoleh. Ketika kegiatan konsumsi itu tidak menghabiskan seluruh pendapatan yang dihasilkan, maka sisa uang yang dimiliki disebut sebagai tabungan. Tabungan ini dilambangkan dengan huruf “S” yaitu singkatan dari kata saving dalam Bahasa Inggris. Jika dilihat dalam perhitungan makro, maka perhitungan dari penjumlahan seluruh pengeluaran-pengeluaran belanja dan konsumsi masing-masing rumah tangga dalam cakupan satu negara disebut sebagai pengeluaran konsumsi masyarakat suatu negara.

Mengapa analisis makro ekonomi menghitung berdasarkan perhitungan belanja konsumsi rumah tangga? Terdapat beberapa alasan mengapa menggunakan perhitungan belanja konsumsi rumah tangga, yaitu alasan pertama adalah karena konsumsi rumah tangga telah memberikan pemasukan yang besar untuk pendapatan suatu negara. Alasan yang kedua adalah pertimbangan bahwa besarnya pengeluaran untuk konsumsi berbanding lurus dengan besarnya pendapatan yang diperoleh. Sehingga semakin besar pendapatan yang dimiliki, maka semakin besar pula jumlah pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh suatu rumah tangga. Hal inilah yang mempengaruhi besaran fluktuasi kegiatan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu.

Pengertian Konsumsi dari John Maynard Keynes

Teori konsumsi Keynes mengedepankan tentang analisis perhitungan statistik, serta membuat hipotesa berdasarkan observasi kasual. Keynes menganggap perhitungan fluktuasi ekonomi negara dapat dihitung berdasarkan besarnya konsumsi dan pendapatan belanja rumah tangga. Pada pengeluaran rumah tangga, selalu terdapat pengeluaran untuk konsumsi walaupun tidak memiliki pendapatan. Hal ini disebut sebagai pengeluaran konsumsi otonomus atau autonomus consumption.

Keynes memiliki teori konsumsi absolut yang disebut sebagai Teori Konsumsi Keynes (absolut income hypothesis). Keynes berpendapat bahwa besarnya konsumsi rumah tangga, tergantung dari pendapatan yang dihasilkan. Perbandingan antara besar nya konsumsi dan pendapatan disebut Keynes sebagai Marginal Propensity to Consume (MPC). MPC ini digunakan untuk mengukur bahwa semakin besar pendapatan yang dimiliki, maka tingkat konsumsi rumah tangga juga tinggi, dan begitu pula sebaliknya.

Untuk menjelaskan teori Keynes tersebut, maka perlu dibuat rancangan perhitungan pendapatan dan konsumsi melalui Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Absolut. Teori tersebut menyatakan bahwa jumlah pengeluaran konsumsi berkaitan erat dengan pendapatan negara yaitu dapat mempengaruhi fluktuasi perekonomian negara, dimana hal tersebut dapat diukur berdasarkan harga konstan.

Fungsi Konsumsi Keynes adalah C = Co =cYd. Dimana Co adalah konsumsi otonom (The Autonomus Consumption). Dan Yd adalah pendapatan yang bisa digunakan untuk konsumsi. Rumus Yd adalah Y – Tx + Tr. Dimana Tx adalah pajak, dan Tr adalah subsidi atau transfer. Dari rumus tersebut dapat diperoleh rata-rata konsumsi atau Average Propensity to Consume (APC) yaitu perbandingan jumlah konsumsi dibandingkan dengan pendapatan. Kemudian jika terjadi perubahan yaitu tambahan pendapatan sehingga menambah jumlah konsumsi, maka dapat dihitung dengan Marginal Propensity to Consume atau perubahan konsumsi yang terjadi karena pendapatan yang meningkat.

Pengertian Konsumsi dari Hipotesis Franco Modigliani

Teori Konsumsi Modigliani beranggapan bahwa besarnya konsumsi, tidak harus tergantung berdasarkan dari pendapatan. Karena pada dasarnya pendapatan itu sendiri sangat bervariasi, yaitu ketika seseorang dapat tetap mengatur pendapatannya dari tabungan ketika pendapatan sedang rendah, tinggi, maupun tidak ada pendapatan misal karena pensiun yang telah dibayarkan dimuka, dan lain sebagainya. Teori konsumsi Modigliani ini disebut sebagai Hipotesis Daur Hidup (Life Cycle Hypothesis). Teori ini menjelaskan bahwa besarnya konsumsi tidak hanya bergantung pada besarnya pendapatan, namun juga berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki, dimana kekayaan ini dapat dihasilkan melalui tabungan, investasi, penyisihan pendapatan, warisan, dan lain sebagainya.

Pengertian Konsumsi dalam James Dusenberry

Teori konsumsi Dusenberry mengemukakan bahwa jumlah konsumsi seseorang dan masyarakat tergantung dari besarnya pendapatan tertinggi yang pernah dimiliki atau dicapai oleh seseorang atau masyarakat tersebut. Teori Dusenberry tersebut berdasarkan pada dua asumsi yaitu interdependen dan irreversibel.

Interdependen adalah besar konsumsi seseorang yang dipengaruhi oleh besarnya konsumsi orang lain. Yaitu misalnya seseorang dengan tingkat pengeluaran konsumsi yang sederhana, namun tinggal di lingkungan masyarakat dengan tingkat konsumsi yang tinggi. Maka hal tersebut akan mempengaruhi pola hidup dan tingkat konsumsi seseorang yang pada awalnya hanya memiliki tingkat konsumsi yang rendah menjadi tingkat konsumsi yang tinggi.

Irreversibel adalah tingkat pengeluaran konsumsi yang menyesuaikan dengan jumlah pendapatan yang dimiliki. Yaitu misalnya ketika seseorang memiliki pendapatan yang tinggi, maka tingkat pengeluran konsumsinya pun menjadi tinggi atau besar. Namun ketika seseorang mengalami penurunan pendapatan, maka tingkat pengeluaran konsumsi nya pun menjadi rendah atau ikut menurun.

Teori Konsumsi dari Herman Heinrich Gossen

Menurut Gossen, terdapat dua asumsi yang mendasari seseorang untuk melakukan konsumsi, yaitu konsumsi vertikal dan konsumsi horizontal. Pada asumsi ini, konsumsi diartikan sebagai kebutuhan. Asumsi konsumsi vertikal adalah ketika seseorang memprioritaskan pemenuhan suatu kebutuhan pada level tertinggi sehingga ketika hal itu tercapai, maka akan menimbulkan kepuasan yang tinggi pula. Hal ini berakibat kurangnya perhatian pada kebutuhan yang lain sehingga kebutuhan yang lain akan dianggap tingkat kepuasannya rendah.

Asumsi konsumsi horizontal adalah ketika seseorang memperhatikan semua kebutuhannya secara sama penting dan merata dengan memperhatikan sekaligus banyak kebutuhan. Sehingga seseorang tersebut berusaha untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya dan berusaha memperoleh tingkat kepuasan yang sama rata dengan semua jenis pemenuhan kebutuhan tersebut.

Kedua asumsi tersebut dapat melahirkan fungsi dan variable konsumsi dalam ekonomi. Hal ini dapat dijelaskan melalui contoh. Untuk konsumsi vertikal, misalnya ketika Anda makan satu ayam goreng, akan terasa enak. Namun ketika Anda memakan ayam goreng kedua, Anda akan kehilangan perasaan yang sama seperti ketika memakan ayam goreng yang pertama. Dan ketika Anda memakan ayam goreng ketiga, Anda sudah tidak merasakan sama sekali rasa enak memakan ayam, bahkan justru bosan dan tidak mendapat kesenangan apapun. Hal ini sesuai dengan hukum Gossen I yang berbunyi “Jika pemenuhan satu kebutuhan dilakukan secara terus menerus, tingkat kenikmatan atas pemenuhan itu semakin lama akan semakin berkurang hingga akhirnya mencapai titik kepuasan tertentu”.

Contoh fungsi dan variable konsumsi horizontal adalah ketika Anda memiliki uang Rp 100.000 yang akan digunakan untuk berbelanja kebutuhan memasak, maka Anda akan mengalokasikan pembagian uang tersebut secara cukup dan merata untuk memenuhi bahan-bahan yang Anda perlukan untuk memasak suatu menu tertentu. Hal ini sesuai dengan hukum Gossen II yang berbunyi “Pada dasarnya, manusia cenderung memenuhi berbagai macam kebutuhannya sampai pada tingkat intensitas / kepuasaan yang sama”.

Pengertian Konsumsi menurut Irving Fisher

Teori konsumsi menurut Fisher adalah pertimbangan yang dilakukan seseorang untuk melakukan konsumsi berdasarkan kondisi pada saat ini dan kondisi pada saat yang akan datang. Dimana kedua kondisi tersebut akan menentukan jumlah berapa banyak pendapatan yang akan ditabung, serta berapa banyak pendapatan yang akan dikeluarkan atau dihabiskan untuk keperluan konsumsi. Contohnya adalah jika pada saat ini seseorang melakukan konsumsi dengan skala yang cukup besar, maka pada masa mendatang tingkat konsumsi seseorang tersebut otomatis akan semakin kecil dan sedikit, dan begitu pula sebaliknya.

Pengertian Konsumsi menurut Milton Friedman

Teori konsumsi dari Friedman beranggapan bahwa jumlah konsumsi seseorang bergantung dari pendapatan permanen seseorang tersebut. Dan teori Friedman ini dapat dijelaskan dan dijabarkan ke dalam suatu rumus yaitu Y = Yp + Yt dan C = α . Yp

Yaitu dimana Y adalah pendapatan disposable, Yp adalah pendapatan permanen, Yt adalah pendapatan transistori, dan α adalah kosntanta.

Ciri-Ciri Barang Konsumsi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, barang-barang konsumsi adalah barang-barang yang diperlukan untuk pemenuhan kehidupan agar mencapai tingkat kepuasan yang diinginkan. Untuk mengkategorisasikan barang-barang kebutuhan yang termasuk ke dalam barang-barang konsumsi, berikut akan dijelaskan bagaimana ciri-cirinya. Hal-hal tersebut perlu untuk diketahui agar Anda dapat mengklasifikasikan daftar kebutuhan dan konsumsi Anda secara tepat. Ciri-ciri tersebut antara lain adalah :

1. Benda-benda yang dikonsumsi adalah benda ekonomi atau benda yang untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan. Yaitu misalnya seperti kegiatan menghirup udara, berjemur pada sinar matahari pagi, dan mandi di sungai, bukanlah termasuk kegiatan konsumsi karena benda itu didapat secara gratis.

2. Benda yang dikonsumsi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Penggunaan gergaji, cangkul, mesin-mesin, dan barang-barang modal lainnya yang bertujuan menambah faedah benda, tidak dikategorikan ke dalam kegiatan konsumsi. Namun kegiatan tersebut termasuk ke dalam kegiatan produksi.

3. Manfaat, nilai, ataupun volume benda-benda yang digunakan tersebut akan habis sekaligus atau berangsur-angsur.

Tujuan Konsumsi

Seseorang melakukan kegiatan konsumsi biasanya memiliki beberapa tujuan berikut :

a. Mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara bertahap.

Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara bertahap adalah misalnya penggunaan barang yang tidak habis dalam jangka waktu singkat. Yaitu seperti mobil, motor, pakaian, furniture rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, dan sebagainya. Untuk mengurangi nilai guna barang-barang tersebut memerlukan waktu yang cukup lama dan bertahap.

b. Menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang sekaligus.

Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara sekaligus adalah barang-barang yang habis pakai atau tidak barang-brang yang tidak dapat bertahan lama. Yaitu seperti makanan dan minuman. Karena jika tidak dihabiskan dalam waktu sekaligus, maka bahan-bahan tersebut akan rusak, basi, dan kadaluwarsa sehingga tidak memiliki nilai guna lagi.

c. Memuaskan kebutuhan jasmani dan rohani

Hal-hal yang termasuk ke dalam konsumsi ini adalah seperti contohnya perjalanan haji dan umroh bagi umat muslim ke Negara Arab Saudi. Hal seperti ini akan menimbulkan kepuasan batin dan rohani bagi seseorang yang ingin melakukannya. Tentu saja untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan biaya perjalanan, biaya pendaftaran, dan lain sebagainya. Namun jika seseorang telah memiliki niat kuat, maka hal tersebut tidak akan menjadi suatu masalah yang besar.

Pola Konsumsi
Pola konsumsi merupakan suatu susunan akan kebutuhan seseorang terhadap barang dan jasa yang akan dikonsumsi dan tergantung berdasarkan pendapatan dalam jangka waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa pola konsumsi seseorang berbeda dengan orang yang lainnya. Hal ini tergantung dari besarnya pendapatan seseorang tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya. Seseorang juga akan menyusun kebutuhan konsumsinya berdasarkan prioritas yang pokok kemudian sekunder. Seperti misalnya kebutuhan pokok adalah kebutuhan untuk makan, pendidikan, dan kesehatan. Sedangkan yang termasuk ke dalam kebutuhan sekunder adalah hiburan dan rekreasi. Sehingga ketika pendapatan seseorang tersebut mengalami penurunan, maka orang tersebut akan memangkas kebutuhan sekunder nya kemudian memprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pokok terlebih dahulu. Hal ini akan menekan kebiasaan melakukan pola konsumsi yang berlebihan. Karena pada dasarnya perilaku konsumtif akan menimbulkan efek negatif yang tidak baik bagi tingkat perekonomian seseorang. Maka dari itu, seseorang harus menerapkan pola konsumsi yang rasional dalam pemenuhan kebutuhannya.

Selain itu, besar kecilnya konsumsi yang dilakukan seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut ini :

1. Pendapatan

2. Perkiraan harga di masa mendatang

3. Harga barang yang bersangkutan

4. Barang substitusi dan komplementer

5. Iklan

6. Ketersediaan barang dan jasa

7. Selera

8. Mode

9. Jumlah keluarga

10. Lingkungan sosial budaya

Kuliah Terbaru dan Gratis Ciputra UCEO “Berburu Peluang Usaha”

Ketika kita hendak memulai usaha bisnis darimana kita terlebih dahulu memulainya? DR (HC). Ir.Ciputra pernah berkata “lebih baik kita bertengkar selama masa perencanaan daripada bertengkar selama masa pelaksanaan” dengan kata lain tuntaskan sebanyak mungkin pertanyaan dan permasalahan usaha bisnis sebelum usaha tersebut dilakukan. Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah “Berburu Peluang Usaha” dan UCEO telah mempersiapkan pembelajaran ini secara gratis untuk siapapun Anda dan dimanapun Anda berada.

Share This Story, Choose Your Platform!