Blog

Pengertian Hakikat Belajar Menurut Para Ahli Dan Hakekat Pembelajaran Menurut Para Ahli

A. Hakikat
Belajar

Hakikat BelajarManusia memiliki kemampuan untuk
selalu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Kemampuan manusia semakin
bertambah dengan banyaknya pengalaman yang didapat. Belajar merupakan proses di
mana manusia mencari pengalaman untuk terus bertahan hidup. Menurut Burton
(1984) dalam Siregar (2014: 4), “belajar adalah proses perubahan tingkah laku
pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya
sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya”. Gagne dan
Berliner (1983: 252) dalam Rifa’i (2011: 82) menyatakan bahwa belajar merupakan
proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya sebagai hasil dari
pengalaman.

Fontana (1981) dalam Winataputra
(2007: 1.8) berpendapat bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan yang
relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Seperti
Fontana, Gagne (1985) dalam Winataputra (2007: 1.8) juga menyatakan bahwa “belajar
adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal
dari proses pertumbuhan”.

Slameto(2010: 2)
menyampaikan bahwa belajar ialahsuatuproses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Definisi tersebut menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses, artinya
belajar tidak dilakukan secara singkat melainkan terus menerus (continu). Belajar adalah usaha, yang
dilakukan oleh individu untuk menjadi lebih baik, dan merupakan hasil dari
perilaku sebelumnya yang berupa pengalaman.

SementaraSurya (1997) dalam Rusman
(2015: 13),menjelasakan bahwabelajar sebagai
suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan prilaku
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman pribadi itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Suraya
menjelaskan bahwa belajar adalah proses, artinya bahwa belajar adalah hasil
dari sebuah tindakan yang dilakukan atau tidak tiba-tiba berubah. Lebih lanjut
belajar itu merupakan suatu tindakan yang disengaja. Tindakan yang disengaja
itu adalah untuk mencapai perubahan yang bertujuan.Rusman (2015: 12)
berpendapat bahwa belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan
berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Pendapat
tersebut menempatkan belajar sebagai faktor dalam pembentukan karakter dan
perilaku. Pembentukan pribadi dan prilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh
kegiatan belajarnya, misal dia tidak dapat belajar dengan baik, maka akan
menghasilkan pembentukan pribadi dan prilaku tidak baik begitupun sebaliknya.

Howard L. Kingskey dalam Rusman (2015: 13)
mengatakan bahwa learning is process by
which behavior (in the broader sence) os originated or changed through practice
or traning

.Belajar adalah proses yang mana perilaku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau
latihan.Pendapat tersebut hampir sama
dengan pendapat dari Surya yang menjelaskan bahwa belajar merupakan hasil dari
proses. Proses yang dimaksud oleh Howard L kingkey berupa latihn atau praktik.
Selanjutnya berdasarkan pendapat ahli diatas, hal yang paling utama dalam belajar
adalah terjadinya perubahan prilaku. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses secara sadar yang dilakukan untuk mencapai tujuan, belajar
ditandai dengan adanya perubahan perilaku secara menyeluruh yang diakibatkan
oleh interaksi secara individu maupun secara kelompok.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu sebagai
akibat dari pengalaman yang berupa interaksi dengan lingkungan sekitar. Melihat
dari berbagai pendapat ahli, Rifa’i (2011: 82-83) menyebutkan bahwa konsep
belajar mengandung tiga unsur utama yaitu:

1. Belajar berkaitan dengan
perubahan perilaku.

Dalam kegiatan belajar di sekolah,
perubahan perilaku siswa mengacu pada kemampuan mengingat atau menguasai
berbagai bahan belajar dan kecenderungan siswa memiliki sikap dan nilai-nilai
yang diajarkan oleh pendidik. Untuk mengukur apakah seseorang telah belajar
atau belum belajar, diperlukan adanya perbandingan antara perilaku sebelum dan
setelah mengalami kegiatan belajar. Apabila terjadi perbedaan perilaku, maka
dapat disimpulkan bahwa itu telah belajar.

2. Perubahan perilaku itu terjadi
karena didahului oleh proses pengalaman.

Pengalaman dapat membatasi
jenis-jenis perubahan perilaku yang dipandang mencerminkan belajar. Perubahan
perilaku karena pertumbuhan dan kematangan fisik, seperti tinggi badan, berat badan,
dan kekuatan fisik, tidak dipandang sebagai hasil belajar. Kematangan pada diri
seseorang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik, dan kematangan itu
menjadi prasyarat untuk belajar.

3. Perubahan perilaku karena belajar
bersifat relatif permanen.

Seseorang yang mampu memahami proses
belajar dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari belajar pada kehidupan
nyata, maka ia akan mampu menjelaskan segala sesuatu yang ada di lingkungannya.
Belajar mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari
interaksi antara individu dengan lingkungannya. Apa yang dipelajari seseorang
dapat diuraikan dan disimpulkan dari perubahan yang terjadi.

Perubahan perilaku pada setiap
individu berbeda-beda bergantung dari pengalaman yang mereka dapatkan.
Pengalaman yang bermakna akan membentuk perilaku yang jauh lebih kuat. Sama
halnya dengan proses belajar pada siswa, ketika proses belajar kurang bermakna
akan mengakibatkan perubahan perilaku yang terjadi bersifat sementara.
Karenanya dibutuhkan proses pembelajaran yang variatif yang mampu memberikan
kesempatan bagi siswa untuk bertanya, mencari dan mencoba sendiri apa yang
sedang mereka pelajari. Kegiatan semacam ini memberi kesan tersendiri bagi
siswa sebagai hal yang menarik dan tidak membosankan yang berujung pada
kebermaknaan sebuah pembelajaran. Dengan demikian, perubahan perilaku sebagai
hasil proses belajar akan maksimal.

Ciri – Ciri Belajar

Menurut Surya
(1997) dalam Rusman (2015:14) ada delapan ciri-ciri dari
perubahan perilaku, yaitu: 1) perubahan yang disadari dan disengaja, 2)
perubahan yang berkesinambungan, 3) perubahan yang fungsional, 4) perubahan
yang bersifat positif, 5) perubahan yang bersifat aktif, 6) perubahan yang
bersifat permanen, 7) perubahan yang bertujuan dan terarah, 8) perubahan
perilaku secara keseluruhan.

Perubahan yang disadari atau disengaja artinya adalah bahwa perubahan merupakan
hasil dari sebuah pemikiran. Perubahan dilakukan tanpa adanya paksaan dan
terjadi atas dasar keinginan. Perubahan berkesinambungan artinya bahwa
perubahan yang terjadi merupakan kelanjutan dari pengetahuan atau hasil dari
perubahan sebelumnya. Perubahan yang fungsional artinya bahwa perubahan yang
baik, perubahan yang baik dimaksudkan bahwa perubahan yang terjadi akibat dari
belajar adalah perubahan yang dapat berfungsi untuk hal hal yang bersifat
positif. Perubahan yang bersifat aktif artinya adalah perubahan tersebut
merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan, bukan karena sebuah perlakuan
dari luar. Perubahan bersifat permanen diartikan sebagai perubahan yang
berlangsung lama, dan tetap. Perubahan tersebut bukan yang bersifat sementara.
Perubahan yang terarah artinya perubahan tersebut sudah direncanakan sedemikian
rupa atau diartikan lagi sebaai sebuah perubahan yang disadari. Dan perubahan
perilaku secara keseluruhan mempunyai arti bahwa perubahan yang terjadi secara
menyeluruh tidak bagian per bagian.

Sedangkan menurut
Slameto (2010: 3) menyampaikan bahwa ciri-ciri dari perubahan tingkah laku
dalam pengertian belajar, yaitu: 1) perubahan terjadi secara sadar, 2)
perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, 3) perubahan dalam
belajar bersifat positif dan aktif, 4) perubahan dalam belajar bukan bersifat
sementara, 5) perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah, 6) perubahanmencakupseluruh aspek tingkah laku.

B. Hakikat
Pembelajaran

Hakikat PembelajaranKata pembelajaran diambil dari kata
dasar “ajar” ditambah awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi kata “pembelajaran”,
diartikan sebagai proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga
anak didik mau belajar (Susanto
2013: 19). Pembelajaran menurut Briggs (1992) dalam Rifa’i (2011:191) adalah “seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan”.
Seperangkat peristiwa itu membangun
suatu pembelajaran yang bersifat internal jika peserta didik melakukan self instructiondan
bersifat eksternal dengan
guru sebagai pendidik. Sedangkan menurut
Winkel (1991) dalam Siregar (2014:12), “pembelajaran adalah
seperangkat tindakan yang
dirancang untuk mendukung proses
belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian
kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa”.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dengan sengaja
dirancang untuk memudahkan siswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya
secara maksimal.

Pembelajaran pada dasarnya bertujuan
untuk mengarahkan bagaimana siswa berperilaku. Perilaku yang ditunjukan siswa
harus sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dalam tujuan sebagai hasil dari
pembelajaran. Hasil belajar akan diperoleh secara maksimal ketika pembelajaran
tersebut memberi makna bagi siswa. Untuk itu, kreativitas guru dalam proses
pembelajaran sangat diperlukan. Gagne (1977) dalam Siregar (2014: 16-17)
mengemukakan ada 9 prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan
pembelajaran, sebagai berikut:

1. Menarik perhatian yaitu hal yang
menimbulkan minat siswa dengan mengemukakan sesuatu yang lucu, aneh,
kontradiksi atau kompleks.

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
yaitu memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah selesai
mengikuti pelajaran.

3. Mengingatkan konsep/prinsip yang
telah dipelajari. . Menyampaikan materi pelajaran.
5. Memberikan bimbingan belajar yaitu
melalui pertanyaan-pertanyaan. . Memperoleh kinerja/penampilan siswa
yaitu siswa diminta untuk menunjukan apa yang telah dipelajari. . Memberikan balikan yaitu memberitahu
seberapa jauh ketepatan penampilan siswa. . Menilai hasil belajar yaitu
memberikan tes / tugas. . Memperkuat retensi dan transfer
belajar yaitu merangsang kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan
memberikan rangkuman.

Ketika guru mampu melaksanakan
pembelajaran sesuai prinsip yang ada, diharapkan akan tercipta pembelajaran
yang bervariasi. Pembelajaran yang menarik akan mampu menarik minat belajar
siswa yang akan diiringi dengan hasil belajar yang meksimal.

C. Hasil
Belajar

Hasil BelajarMenurut Dimyati dan Mudjiono
(2009:3) hasil belajar merupakan hasil
dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Pendapat tersebut
menekankan bahwa hasil belajar berasal dari suatu interaksi. Interaksi adalah
komunikasi anatar guru dan peserta didik. Dari sisi guru,tindakmengajar diakhiri dengan
proses evaluasi hasil belajar.

Sedangkanmenurut Suprijono (2009:5)
hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Hal ini berarti hasil belajar
merupakan cerminan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Cerminan ini
merupakan akibat dari terjadinya suatu proses interaksi anatar guru dan murid yang disebut dengan proses
pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran dilandasi oleh
sebuah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Ketercapaian tujuan
pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang telah diperoleh siswa. Rifa’i
(2011: 85) mengatakan “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar”. Sejalan dengan
pernyataan Rifa’i, Susanto (2013: 5) mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Gagne dalam
Purwanto (2014: 42) menambahkan bahwa “hasil belajar adalah terbentuknya
konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan
yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus
baru dan menentukan hubungan di dalam dan diantara kategori-kategori”.

Hasil belajar harus menunjukan suatu
perubahaan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang
bersifat menetap, fungsional, positif dan disadari (Anitah 2009: 2.19). Gagne
dalam Suprijono (2012: 5-6) mengemukakan bahwa hasil belajar berupa: (1)
informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis; (2) keterampilan intelektual, yaitu
kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang; (3) strategi kognitif, yaitu
kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri; (4)
keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam
urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; (5) sikap
adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap
objek tersebut.

Keberhasilan siswa dalam mencapai
hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Wasliman (2007) dalam Susanto
(2013: 12-13) menyebutkan bahwa hasil belajar yang dicapai peserta didik
merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya, faktor tersebut
yaitu:

1. Faktor internal: merupakan faktor
yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian,
motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar serta kondisi fisik dan
kesehatan.

2. Faktor eksternal: merupakan
faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil
belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan
perilaku siswa sebagai
akibat dari proses
belajar yang dipengaruhi oleh
faktor dalam dirinya maupun dari luar. Perubahan perilaku pada siswa haruslah
bersifat menyeluruh menyangkut semua aspek. Oleh karena itu, guru harus
memperhatikan secara seksama supaya perilaku tersebut dapat dicapai sepenuhnya oleh
siswa. Guru merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar
siswa. Susanto (2013: 13) menjelaskan bahwa peran guru dalam proses pembelajaran
sangat penting. Sebab, siswa merupakan
organisme yang sedang berkembang yang memerlukan bimbingan dan bantuan orang dewasa.
Guru harus mampu melihat siswanya sebagai pribadi yang berbeda-beda, di mana
kebutuhan setiap siswa akan berbeda dengan siswa lain. Perlakuan yang tepat
oleh guru akan membantu siswa dalam memperoleh hasil belajar yang maksimal.

DAFTAR
PUSTAKA

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2014.Teori Belajar dan
Pembelajaran.
Bogor: Ghalia Indonesia.

Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011.Psikologi Pendidikan.
Semarang: UNNES Press.

Purwanto. 2014.Evaluasi Hasil Belajar.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Suprijono, Agus. 2012.Cooperative Learning.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Susanto, Ahmad. 2013.Teori
Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar
.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Winataputra, Udin S dkk. 2007.Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Slameto. 2010.Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.Jakarta:
Rineka Cipta

Rusman.
2013. Model-model pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suprijono, Agus. 2009.Cooperative Learning: Teori &
Aplikasi PAIKEM
. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sumber

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Submit Rating

Average rating / 5. Vote count:

No votes so far! Be the first to rate this post.