Blog

Pengertian Budaya Definisi Faktor Unsur Cakupan Menurut Para Ahli

Pengertian Budaya berasal dari bahasa Yunani culere yang berarti mengerjakan tanah. Dalam bahasa Indonesia, kata budaya itu berasal dari bahasa Sansekerta ‘buddhayah’, yaitu bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal), jadi budi daya diartikan sebagai hasil bantuan atau akal manusia.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa kata budaya merupakan pengembangan dari kata majemuk ‘budi-daya’ yang berarti daya dari budi, yaitu mengandung cipta, karsa, dan rasa. Budi adalah akal yang merupakan tidak spiritual dalam kebudayaan, sedangkan kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtisar manusia (Widyosiswoyo, 2004).

Definisi Kebudayaan

Koentjaraningrat (1987) mendefenisikan agama sebagai keseluruhan pikiran, karya, dan hasil manusia yang tidak berakar bagi nalurinya, dan hanya bisa dicetuskan oleh manusia saat proses belajar.

Taylor (dalam Ibrahim, 2003) mendefenisikan segala sesuatu yang termasuk pengetahuan, kepercayaan, senior, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.

Kebudayaan menurut Kroeber dan Kluckhohn adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti luas-luasnya.
Dan menurut Ki Hajar Dewantara, budaya berarti buah budi manusia yang berarti hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yaitu alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi kesulitan dan tantangan dalam kehidupan dan penghidupannya dan kebahagiaan yang pada saat lahirnya adalah hidup bebas dan damai (Widyosiswoyo, 2004).

Dapat disimpulkan sebagai hasil kolaborasi, hasil karya manusia, dan kebiasaan yang diperoleh oleh seseorang sebagai anggota masyarakat yang diperoleh setelah proses belajar.

Cakupan Budaya
Kebudayaan yang diartikan sebagai totalitas pikiran, tindakan dan karya manusia tersebut memiliki tiga wujud (Koentjoroningrat, 1987 dalam Ibrahim, 2003).

* Pertama, arsitektur sebagai kompleks dari ide-ide, integrasi, nilai, norma-norma, peraturan, yag interaksi abstrak yang hanya dapat dipahami, tetapi tidak dapat dilihat dan diraba.

Widyosiswoyo (2004) mengatakan bahwa peran-peran yang ada di masyarakat saling terkait antara yang lain, sehingga menciptakan sistem budaya atau sistem budaya, contohnya adalah adat istiadat dan ilmu pengetahuan.

* Wujud kedua adalah suatu kompleks aktivitas, tingkah laku berpola, perilaku, upacara-upacara serta ritus-ritus dari manusia dalam masyarakat yang memiliki sifat yang dapat dilihat dan dipahami tidak dapat diraba. Widyosiswoyo (2004) mengatakan wujud ini sebagai Sistem Sosial atau sistem sosial, contohnya adalah gotong royong dan kerja sama.
* Wujud hitam adalah karya seni, benda hasil karya manusia yang bisa dilihat, dirasa, dan diraba. Wujud ini paling konkrit yang disebut sebagai bangunan fisik atau material (budaya material), contohnya adalah Candi Borobudur, rumah adat hingga pesawat terbang, pesawat ruang angkasa.

> Ingin tahu tentang kebudayaan lain? Silahkan melakukan perjalanan ke daerah yang Anda sukai. Untuk infonya bisa kunjungi website : AliaMaharani.com

Faktor-faktor Budaya
Menurut Kluckhohn dalam karyanya Kategori Budaya Universal, ada tujuh unsur dalam budaya universal (Ibrahim, 2003; Widyosiswoyo, 2004). Tujuh tidak ini adalah spiritualitas, sistem organisasi sosial, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi dan peralatan, bahasa, kesenian.

1.Spiritualitas
Berger & Williams (1992) menyatakan bahwa spritualitas mendukung keyakinan atau hubungan dengan kekuatan yang lebih tinggi, keilahian dan kekuatan yang menciptakan kehidupan. Sementara agama menyetujui sistem yang diorganisasikan dengan penyembahan, spritualitas dan praktik.
Spiritualitas adalah kepercayaan atau hubungan dengan kekuatan yang lebih tinggi, pencipta atau sumber segala kekuatan (Burkhdart, 1993 dalam Kozier, Ebr, Blais & Wilkinson, 1995).
Sementara itu Mickey et al (1992 dalam Hamid, 1999) menguraikan spiritualitas sebagai multi dimensi, yaitu dimensi, yaitu dimensi eksisitensial dan dimensi agama.
Dimensi eksisitensial pada tujuan dan makna kehidupan, sedangkan dimensi agama pada hubungan dengan Tuhan Yang Maha Penguasa. Hamid (1999) juga membahas hubungan yang terus-menerus dilakukan antara dua dimensi tersebut.

2.Sistem organisasi dan kemasyarakata n
Sistem organisasi dan kemasyarakatan merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar lemah, namun manusia dengan kekuatan membentuk dengan cara mengatur kemasyarakatan yang merupakan tempat kerja bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yaitu meningkatkan kesejahteraan. Organisasi adalah unit sosial yang sengaja dibuat dalam rangka mencapai tujuan tertentu (Ibrahim, 2003).

3.Sistem pengetahuan
Sistem pengetahuan merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri dan juga dari pemikiran orang lain.
Perlu bantuan manusia untuk mengingat apa yang telah diketahui, kemudian disampaikan kepada orang lain. Terlebih lagi pengetahuan yang dapat dibukukan, maka penyebarannya dapat dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

4.Sistem mata pencaharian hidup
Sistem mata pencaharian hidup merupakan produk dari manusia sebagai homo economicus yang menghasilkan kehidupan manusia yang terus meningkat.
Dalam tingkat sebagai pengumpulan makanan, kehidupan manusia sama dengan hewan. Namun dalam tingkat produksi pangan terjadi kemajuan yang pesat. Setelah bercocok tanam, kemudian beternak yang terus meningkat (permintaan meningkat) yang kadang-kadang tergantung serakah. Sistem mata pencaharian.

5.Sistem teknologi dan peralatan
Sistem teknologi dan peralatan merupakan produksi dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari berpikirnya cerdas yang didukung dengan mendukung yang dapat memegang sesuatu dengan penuh, manusia dapat menciptakan sekaligus mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaannya itu, manusia lebih mampu mencukupi kebutuhannya.

6.Bahasa
Bahasa merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode), yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bahasa tulisan. Bahasa-bahasa yang telah maju memiliki kekayaan kata yang lebih besar membuatnya makin komunikatif.

7.Kesenian
Kesenian merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah mencukupi kebutuhan fisiknya, manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya. Semuanya bisa diakses melalui kesenian. Kesenian ditempatkan sebagai tidak terakhir karena enam kebutuhan sebelumnya, pada saat harus dibuka lebih dulu.

Daftar Pustaka Makalah Budaya
* Hamid, AY (1999). Aspek Spiritual dalam Keperawatan. Jakarta: Widya Medika
* Berger, KJ, & Williams, MB (1992). Fundamental Keperawatan: Berkolaborasi untuk Kesehatan yang Optimal. Connecticut: Appleton & Besar.
* Kozier, B. Erb, G. Berman, A. & Synder, SJ (2004). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses & Praktek, edisi ke-7. Nem Jersey: Pearson Prentice Hall
* Widyosiswoyo, S. (2002). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia
* Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Baca Juga Informasi :
Incoming search terms:
* com/pendidikan/pengertian-budaya/