Blog

Misari Pak Tua Yang Menyambung Hidupnya Dengan Membuat Kandang Burung

CENDANANEWS (Malang) – Menyambung hidup didalam kesendirian, dengan berbekal sebuah sepeda tua dan keahlian, seorang pak tua asli dari Malang berkeliling sambil menjajakan kandang burung buatannya. Baginya pekerjaan tersebut lebih baik daripada harus mengemis di jalanan. Pak Misari (81) ditinggal istri pada tahun 1984, dirinya hidup dan tinggal sendiri dirumahnya yang berada di Jalan Suprapto Desa Samaan Kecamatan Klojen Kota Malang hingga sekarang. Dari istrinya, Misari tidak mendapatkan keturunan. Misari mulai menjual kandang burung sejak tahun 1995. Dulu hampir setiap hari dia bisa membuat kandang burung, namun sekarang dalam seminggu dirinya hanya bisa membuat sebuah kandang burung. “Itupun masih ada saja orang yang tidak percaya bahwa kandang burung ini saya yang membuatnya, kalau sudah begitu biasanya orang tersebut saya suruh datang langsung ke rumah saya untuk melihat proses pembuatan kandang burung,” ucapnya. Setiap hari dirinya harus berkeliling mulai dari jalan Raung, Ijen hingga Jalan Merbabu dengan menggunakan sepeda tua untuk menjual Kandang burung buatannya. “Setiap hari saya bawa satu kandang burung untuk saya jual,” tuturnya. Hanya dari hasil penjualan kandang burung tersebut, Kakek Misari dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Namun begitu, tidak setiap hari kandang buatannya langsung laku terjual, terkadang dirinya harus menunggu hingga empat hari baru kandang burungnya terjual. Kandang burungnya sendiri terbuat dari kayu-kayu bekas dari bangunan-bangunan rumah sekitar. “Kalau kayunya masih bagus saya bikin kandang burung, tapi kalau kayunya kurang bagus saya bikin kayu bakar,” jelasnya. Sebelum menjual kandang burung, sempat menjadi kuli bangunan dan juga penganyam rotan. Di usianya yang sudah lanjut, Pak tua kelahiran 1 April 1934 ini memiliki semangat yang luar biasa, pantang bagi dirinya untuk meminta-minta kepada orang lain. “Lebih baik saya berkeliling menjual kandang burung, daripada meminta-minta,” tegasnya. Namun dirinya tidak menolak jika ada orang yang memberinya bantuan, karena menurutnya bantuan tersebut adalah rejeki yang diberikan Tuhan. Bahkan Kakek Misari sempat menyampaikan pesan buat para pemuda, “bekerja harus semangat, jangan asal-asalan harus sungguh-sungguh,” ujarnya. Walau usianya sudah lanjut, kakek Misari masih memiliki pendengaran dan ingatan yang masih bagus. Jurnalis : Agus Nurchaliq Fotografer : Agus Nurchaliq Editor : ME. Bijo Dirajo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *