Blog

Maksud Dan Tujuan Puisi

Apa itu Puisi? Puisi merupakan sebuah olahan pikiran seseorang, kehadiran puisi dalam menyampaikan pesan kepada orang lain untuk diberi makna sangat manjur. Ketika seseorang sedang sedih, sedang jatuh cinta dan lain sebagainya orang yang kaya dengan imajinasi tentu puisi adalah alatnya. Dalam puisi terkadang mengandung beberapa unsur ekstrinsik berikut aspek pendidikan, aspek sosial budaya, aspek sosial masyarakat, aspek politik, aspek ekonomi, aspek adat, dan sebagainya. Puisi termasuk salah satu bentuk karya sastra. Karya sastra merupakan bentuk komunikasi antara sastrawan dengan pembacanya. Puisi merupakan alat pengungkapan fikiran dan perasaan atau sebagai alat ekspresi, (Taufik Ismail). Apa yang ditulis sastrawan dalam karya sastranya adalah sesuatu yang ingin diungkapkan pada pembaca. Dalam penyampaian idenya tersebut sastrawan tidak bisa dipisahkan dari latar belakang dan lingkungannya. Puisi sebagai bentuk komunikasi sastra tidak akan terlepas dari peranan pengarang sebagai pencipta sastra. Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Pemilihan diksi dilakukan agar memiliki kekuatan pengucapan, sehingga salah satu usaha penyair memilih kata-kata yang memiliki persamaan bunyi (rima). Kata-kata itu mewakili makna yang lebih luas dan lebih banyak. Karenanya, kata-kata dicarikan konotasi atau makna tambahan dan dibuat bergaya dengan bahasa figuratif. Secara etimologi, puisi berasal dari bahasa Yunani poeima yang berarti membuat atau Poesis yang berarti “pembuatan”. Dalam bahasa Inggris disebut dengan poem atau poetry. Puisi berarti pembuatan karena menulis puisi berarti telah menciptakan sebuah dunia. Menurut Hudson, puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai medium penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya. Dengan demikian, sebenarnya puisi merupakan ungkapan batin dan pikiran penyair dalam melahirkan sebuah dunia berdasarkan pengalaman batin yang digelutinya. Ada beberapa hal penting yang tersirat dalam pengertian puisi itu yakni : 1. Puisi merupakan ungkapan pemikiran, gagasan ide dan ekspresi penyairnya. 2. Bahasa puisi bersifat konotatif, simbolis dan lambang karena itu penuh dengan imaji, metafora, kias, dengan bahasa peguratif yang estetis. 3. Penyusunan larik-larik puisi memanfaatkan pertimbangan bunyi dan rima semaksimalnya. 4. Dalam penulisan puisi terjadi pemadatan kata dengan berbagai bentuk kekuatan bahasa yang ada. 5. Sedang unsur pembangun puisi yang mencakup unsur batin dan lahir puisi membangun kekuatan padu. 6. Bahasa puisi tidak terikat oleh kaidah kebahasaan umumnya, karena itu, ia memiliki kebebasan untuk menyimpang kaidah kebahasaan yang ada, biasanya disebut dengan lisencia poetica. Keterangan di atas masih membutuhkan penjelasan-penjelasan yang lebih mendetail. Ralph Waldo Emerson memberi penjelasan bahwa puisi merupakan upaya abadi untuk mengekspresikan jiwa sesuatu, untuk menggerakkan tubuh yang kasar dan mencari kehidupan dan alasan yang menyebabkannya ada, karena bukannya irama melainkan argumen yang membuat iramalah (yaitu ide atau gagasan) yang menjelmakan suatu puisi. Sang penyair membuat suatu pikiran baru untuk disingkapkan kepada pembaca, dia ingin mengutarakan kepada semua orang betapa pengalaman bersatu dengan dia yang mempunyai perbendaharaan kata yang lebih kaya dengan pengalaman tersebut (Blair & Chander 1935:3).Selanjutnya ada juga pengarang terkenal yakni Edgar Allan Poe memberi batasa puisi merupakan sebuah kata kreasi keindahan yang berirama (the rhythmical creation of beauty). Ukuran satu-satunya untuk itu ialah rasa dengan intelek atau dengan kesadaran, puisi itu hanyalah memiliki hubungan-hubungan sekunder-sekunder saja. Kalau tidaklah bersifat insidental, maka puisi itu tidaklah mempunyai hubungan apapun baik dengan kewajiban maupun dengan kebenaran. (Blair & Chandler 1935:4). Berdasarkan sumber-sumber tersebut dapatlah dinyatakan bahwa keduanya mempunyai pandangan yang berbeda terhadap puisi. Adapula pengarang yang menghubungkan puisi dengan musik. John Dryden mengatakan bahwa “poetry is artculare music” dan Isaac Newton mengatakan bahwa puisi adalah nada yang penuh dengan keaslian dan keselarasan atau poetry is ingenius fiddle-faddle, hubungan antara musik sangatlah erat. Berpuisi tidak bercerita namun dalam berpuisi intonasi dan irama suara sangat menjadi perhatian. Setiap pengarang memiliki tujuan dan maksud tertentu dalam menyampaikan hasil karyanya, paling sedikit ingin menyampaikan gagasan/ide yang ada dalam imajinasinya, ide-ide yang akan disampaikan kepada orang lain, biasanya seorang prosais berusaha mengekspresikan idenya dengan : 1. Uraian yang sejelas mungkin 2. Pilihan kata-kata yang tepat dan mudah dimengerti 3. Pola-pola yang teratur rapi serta logis 4. Menggunakan komparasi atau kontras 5. Mempergunakan rumus serta simbol jika perlu 6. Mempergunakan data dan fakta nyata 7. Mempergunakan sumber-sumber acuan hasil sastra lainnya, majalah, kamus, ensiklopedia, dan lain-lain 8. Uraian-uraian yang sifatnya imajinatif atau emosional 9. Memperkuat informan untuk memperoleh keterangan-keterangan yang perlukan bagi seorang penyair, upaya dan sarana yang telah dimanfatkan oleh seorang prosais tadi tidak selamanya dapat dijalankan dan dimanfaatkan, bahkan ada diantaranya yang tidak dapat dijalankan dan dipergunakan sama sekali, hal ini terjadi karena tujuan yang berbeda. Perbedaan itu dilukiskan oleh Mirrielees sebagai berikut: > > Prosa: > * Terutama bersifat menerangkan, menceritakan, oleh sebab itu membutuhkan ruangan yang luas. * Berbicara pada otak kita * Walaupun tidak begitu banyak, prosa dapat juga mengandung unsur-unsur yang dimiliki oleh puisi. > > Puisi: > * Terutama sekali bersifat menggambarkan, dan melukiskan karena itu ruangan lebih kecil. * Berbicara kepada otak melalui ide yang dikandungnya. Berbicara kepada hati nurani kita melalui emosi yang dikandungnya. Berbicara kepada telinga melalui musik ataupun lagu yang dikandungnya. Berbicara kepada mata kita melalui gambar atau lukisan yang disajikan. Berbicara kepada tubuh kita melalui ritme atau irama yang didendangkan. * Lebih dari prosa puisi merupakan suatu kesatuan kebulatan yang utuh yang tidak dapat dipecah-pecahkan sekehendak hati kita (Mirrielees, 1952:4-6). > Setelah melihat perbedaan-perbedaan yang ada dalam prosa dan puisi, maka dapatlah disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan “maksud dan Tujuan” puisi adalah: > * Bukan untuk menyatakan makna, melainkan untuk menyarankannya * Bukan untuk menceritakan melainkan melukiskannya * Bukan untuk menerangkan atau menjelaskan melainkan mengajak atau mendorong para pembaca berkreasi * Bukan untuk berbicara, melainkan berdendang atau bernyanyi * Bukan untuk berdendang atau bernyanyi terus menerus tetapi justru membangun atau menimbulkan dendang atau lagu pada para penikmatnya (Mirrielees 1952:401) Demikianlah “maksud dan tujuan” puisi menurut Mirreilees. Maka tidaklah mengherankan apabila kebanyakan orang mengatakan bahwa pada umumnya lebih sulit memahami puisi ketimbang memahami prosa, sekalipun keduanya mengambil objek yang sama karena tujuan berbeda maka metodepun akan berbeda, dan tentu saja pendekatanpun akan berbeda.