Blog

Etika Prilaku Organisasi Definisi 5 Bentuk Dan Syarat

Etika dan perilaku organisasi (Foto: studiilmu.com)> Etika prilaku organisasi, dua hal penting yang menentukan proses daripada individu di perkumpulan tersebut, dengan tujuan untuk mengembangkan diri sendiri dan kemampuan diri lebih baik lagi. Kemudian tedapat pembahasan mengenai definisi, bentuk, serta syarat dari adanya hal tersebut. Ayu Maesaroh – organisasi.co.id

Kehidupan begitu menyenangkan ketia semua orang saling mengerti satu sama lain. Memahami bagaimana menanggapi orang lain, dengan mempelajari bagaimana suatu aturan, dan watak dari mereka, bisa menyatu dengan indah di kehidupan sosial.

Maksudnya? Kita pasti sering bukan melihat berbagai orang yang ibaratnya berbuat ‘semau’ mereka sendiri, tanpa memperhatikan bagaimana resiko untuknya bahkan disekitarnya kelak.

Makanya, ada yang namanya ‘etika’, yang dibuat dengan sedemikian rupa oleh suatu kelompok yang bertempat tinggal di wilayah yang menjadi rumah mereka.

Kemudian mendirikan berbagai sistem atau aturan yang berlaku dalam kehidupan sosial warganya. Sehingga ketika antara aturan dengan masyarakat, keduanya bisa bersinergi, membentuk lingkungan sosial yang sesuai dengan ekspektasi.

Tapi, hal tersebut juga tidak selalu berlaku untuk cakupan yang luas saja, melainkan cakupan yang terbilang kecil seperti organisasi, dengan menunjung etika yang ada.

Terutama ketika akan menyampaikan pendapat mereka di depan anggota lain, atau ketika akan melakukan berbagai kegiatan atas dasar nama organisasi yang mereka masuki.

Meski demikian, apa yang arti sebenarnya dari kedua istilah tersebut, yakni ‘etika’, atau pun ‘prilaku dalam organisasi? Jadi berikut beberapa pembahasannya.

Arti Etika

Pengertia etika (Foto: sintesa.net)

Secara etimologis, kata ‘etika’ berasal dari Yunani kuno, yang berarti ‘timbul dari sebuah kebiasaan’. Adapun beberapa literatur lain yang mengatakan, bahwasannya etika adalah sebuah ilmu.

Yang kemudian objek kajian daripada etika tersebut adalah ‘tingkah laku manusia’. Dengan memperhatikan beberapa aspek seperti benar, salah, baik, buruk, serta tanggungjawab yang akan menjadi hasil dari tingkah laku mereka.

Adapun etika menurut ahli filsafat seperti St. John Damascus, pada abad ke-7, beliau memberikan pendapatnya tentang etika, dan menempatkan aspek tersebut di kajian filsafat praktik.

Mengatakan bahwa etika adalah sebuah refleksi dari seorang mengenai suatu pendapat sesoerang dengan beberapa unsur etik yang ada.

Organisatoris lain baca ini: Tujuan Pemberontakan OPM, Sejarah Dan Fakta

Kemudian setelah itu akan ada beberapa pendapat lain, mengenai apa yang sebenarnya harus dilakukan oleh manusia tersebut. Hal ini merujuk kepada pendapat dari seseorang tersebut, yang berbeda, dan juga mungkin spontan.

Yang kemudian dalam teori, membagi ‘etika’ tersebut menjadi beberapa klasifikasi, antara lain:

* Jenis etika deskriptif
* Normatif
* Individual, dan yang terakhir
* Sosial

Yang kemudian ke- 4 klasifikasi tersebut mempunyai kaitan erat antara satu dengan yang lainnya. Tidak lain dan tidak bukan, karena manusia dapat menjadi subjek sekaligus objek dari sebuah penilaian.

Apakah tingkah laku mereka merepresentasikan sebuah kejahatan, kebaikan, keburukan, dan sebagainya. Yang kemudian direfleksi, mendapatkan kritikan, dan sebagainya.

Pengertian Prilaku

Definisi perilaku (Foto: actconsulting.co)

Pengertian perilaku yang umumnya kita ketahui, adalah sebuah tindakan dari seseorang, dalam hal ini adalah kepada dirinya serta lingkungan sekitar mereka.

Entah itu kepada benda hidup seperti sesama manusia, hewan, dan sebagainya, dan juga benda mati. Adapun beberapa pendapat dari para ahli mengenai hal tersebut:

Robert Y Kwick

Dalam bukunya yang terbit pada tahun 1970, mendefinisikan kata ‘perilaku’ adalah suatu perilaku organisme, yang mana tingkah mereka dapat diamati, serta dapat dipelajari.

Menurut Skinner

Terkenal dengan teori S-O-R dalam mendefinisikan ‘perilaku’. Beliau mengatakan bahwa ‘perilaku’ adalah sebuah respon dari stimulus yang ada.

Dan stimulus tersebut bukan dari dirinya sendiri, melainkan stimulus yang berada dari luar dirinya. Maka teori S-O-R ini tercipta. S-O-R ini artinya adalah Stimulus-Organisme-Respon.

Heri Purwanto

Mengatakan bahwa ‘perilaku’ adalah sebuah perasaan atau pandangan yang menjadi satu pemantik untuk melakukan sebuah tindakan, sesuai dengan sikap dari objek kepada mereka.

Petty Cocopio

Mendefinisikan kata ‘perilaku’ sebagai sebuah kegiatan evaluasi, baik kepada dirinya sendiri, orang lain, sampai kepada issue yang ada.

Menurut Abraham Maslaw

Dalam torinya yang menitikberatkan kepada ‘kebutuhan manusia’. Pada dasarnya perilaku manusia adalah sebuah tindakan, yang mana tindakan tersebut mengacu kepada kebutuhan-kebutuhan manusia.

Yang kemudian kebutuhan manusia tersebut terbentuk menjadi piramida. Yang paling mendasar adalah ‘kebutuhan fisiologis’ berupa kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. Sampai kepada yang paling tinggi adalah ‘kebutuhan aktualisasi diri’.

Jika kita simpulkan, bahwa pada dasarnya ‘perilaku’ adalah sebuah kegiatan individu yang merefleksikan tentang berbagi hal di luar lingkupnya.

Seperti contohnya adalah memberikan respon kepada lingkungan atau issue tersebut, mengevaluasi kepada diri sendiri, lingkungan, dan sebagainya.

Definisi Prilaku Organisasi

Entah etika ataupun prilaku yang ada dalam organisasi, pada dasarnya kedua hal tersebut sama pentingnya ketika kita berinteraksi dengan orang lain.

Apalagi cakupannya adalah mengenai berinteraksi dengan orang lain, dalam konteks satu organisasi, dan mendapatkan amanah serta mandat yang ada.

Yang pada akhirnya sebuah perilaku itu penting ketika berada dalam lingkup organisasi. Hal ini merujuk kepada tingkah laku dari individu satu dengan individu lain.

Kemudian bagaimana mereka dapat melakukan berbagai tugas dan wewenang, dengan tujuan untuk bisa mewujudkan goals daripada organisasi tersebut.

Adapun beberapa pendapat lain mengenai definisi ‘perilaku organisasi’ tersebut, antara lain:

Timothy A Judge

Beliau mengatakan bahwa ‘perilaku organisasi’, adalah sebuah keilmuwan yang meneliti tentang dampak dari seorang individu, kelompok, atau lainnya kepada sebuah organisasi yang mereka masuki.

Tujuan daripada ilmu tersebut, salah satunya meningkatkan keefektifitasan daripada organisasi yang mereka masuki.

Menurut Thoha

Mendefinisikan ‘perilaku organisasi’ adalah sebuah studi mengenai aspek tingkah laku manusia, baik berada di lingkup organisasi ataupun pada kelompok tertentu.

Khaerul Umam

menjabarkan tentang ‘perilaku organisasi’ sebagai studi yang mempelajari sebuah dampak dari perorangan, kelompok, serta struktur yang berkaitan dengan perilaku.

Yang kemudian hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan keefektivitasan sebuah organisasi tersebut.

Syamsir Torang

Mengatakan bahwa ‘perilaku organisasi’ adalah suatu studi yang mempelajari tingkah laku seseorang ketika berada dalam sebuah organisasi atau kelompok tetentu.

Serta bagaimana dampak dari peforma mereka kepada organisasi tersebut, dengan merujuk kepada perilaku dari orang tersebut.

Jika kita simpulkan dengan saksama, ‘perilaku organisasi’ adalah sebuah studi yang mempelajari tentang bagaimana seseorang dapat berperilaku di dalam kelompok atau organisasi tertentu.

Yang kemudian akan dilihat bagaimana dampaknya kepada organisasi, kemudian bagaimana peforma mereka ketika menunaikan tugas dan wewenang yang ada, dan sebagainya.

Bentuk Etika Organisasi

Sejalan dengan hal demikian, terbentuklah etika prilaku yang kemudian terbentuk dari sebuah organisasi dengan tujuan tertentu.

Kemudian membuatnya lebih terinci, dan sistematis, mudah dimengerti oleh banyak pihak, dan sebagainya. Maka, ada beberapa list dari etika berorganisasi yang menjadi hal umum, dan perlu adanya tindakan di dalamnya. Antara lain:

* Melaksanakan tugas serta wewenang yang menjadi tanggungjawab seorang anggota
* Menjaga beberapa informasi yang kiranya berstatus rahasia

Organisatoris lain baca ini: Organisasi PSSI, Struktur Peraturan Dan Fungsi

* Melaksanakan setiap kebijakan pemimpin yang memiliki kewenangan
* Meningkatkan etos kerja dan juga kinerja agar tujuan organisasi dapat tercapai
* Melakukan kerjasama dengan anggota lain, dengan catatan kooperatif agar bisa lebih cepat untuk mencapai tujuan bersama.

Itulah beberapa etika organisasi yang paling umum dan menjadi sebuah kewajiban bagi para anggotanya, untuk melaksanakan hal tersebut.

Etika Prilaku dalam Organisasi

Selain tadi ada etika yang diatur, pun dengan prilaku organisasi juga mendapatkan peraturan yang sama. Dengan lebih menitikberatkan kepada tindakan daripada anggota.

Agar dalam berorganisasi lebih baik lagi. Yang pasti akan memberikan progres yang baik pula, serta hal-hal positif yang ada akan kembali lagi kepada kita sebagai pelakunya. Oleh karena itu beberapa etika dalam perilaku organisasi tersebut antara lain:

* Evaluasi diri setiap kali telah melakukan suatu hal agar bisa lebih baik lagi
* Melakukan pekerjaan sesuai dengan ketepatan waktu.
* Kreatif, selalu memikirkan berbagai inovasi lain untuk kemajuan dari organisasi kita.
* Tekad yang kuat untuk menyelesaikan tugas dan wewenang yang menjadi tanggungjawab.
* Memiliki daftar prioritas pekerjaan. Apa yang perlu dilakukan terlebih dahulu, dan selanjutnya.

Itulah segelintir dari etika perilaku organisasi, yang dapat menjadi referensi kalian.

Syarat dan Etos Kerja dalam Organisasi

Arti dari etos kerja (Foto: menspire.id)

Adapun syarat dari etos kerja dalam sebuah organisasi yang mana hal tersebut menjadi satu prasyarat bagi kita sebagai anggota yang melaksanakan berbagai pekerjaan yang ada.

Dalam Islam sendiri, ada beberapa jenis syarat etos kerja. Beberapa etos kerja tersebut antara lain:

Sebagai Rahmat

Hal tersebut merujuk kepada berbagai pekerjaan yang kita dapat di dunia ini, adalah rahmat yang Tuhan anugerahkan kepada kita sebagai manusia.

Yang kemudian pada akhirnya merujuk kepada anugerah Tuhan lainnya, yang manusia dapatkan secara cuma-cuma. Seperti udara, dan kenikmatan lainnya.

Sebuah Amanah

Entah pekerjaan apapun yang kita dapatkan di dunia ini, semuanya adalah amanah yang Tuhan berikan kepada makhluknya.

Yang kemudian di uji, apakah bisa menyelesaikan tugas dan wewenang yang menjadi tanggungjawab mereka, atau malah sebaliknya.

Adalah Sebuah Panggilan

Hal tersebut merujuk kepada manusia, ketika mencari dan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

Kemudian mereka akan memberikan pernyataan ‘saya akan bekerja dengan baik’. Sehingga secara otomatis manusia tidak akan mudah merasa puas ketika menggapai suatu achievement di tempat mereka bekerja.

Menjadi Aktualisasi Diri

Dalam teori Abraham Maslaw, aktualisasi diri adalah kebutuhan manusia paling tertinggi, dengan merujuk kepada manusia dapat mengerjakan hal yang mereka sukai, seperti misalnya bekerja.

Organisatoris lain baca ini: Sejarah Ikatemi: Tujuan Pendirian, Logo Dan Syarat Menjadi Anggota

Kemudian hasil dari pekerjaan tersebut, sebagai jerih payah dari sebuah aktualisasi yang mererka lakukan.

Itulah segelintir dari syarat etos kerja dair sebuah organisasi, yang bisa menjadi referensi kalian.

Penutup

Itulah beberapa bahasan terkait dengan etika prilaku organisasi. Dan dapat disimpulkan bahwasannya antara etika dengan perilaku sangat penting dalam berorganisasi.

Bagaimana mereka bisa berproses, memberikan dampak terbaik bagi organisasi yang individu tersebut masuki. Entah dalam bentuk prilaku, etika, etos kerja dalam organisasi, dari mereka, dan sebagainya.

Sekian ulasan kali ini, semoga menginspirasi.

Daftar Pustaka