Blog

10 SITUS SEJARAH TERPOPULER DI INDONESIA

Yuk gabung komunitas {{forum_name}} dulu supaya bisa kasih cendol, komentar dan hal seru lainnya.

/e3.1/images/layout/home-logo-n.png

/thread/59b08f4f54c07a93408b4567/10-situs-sejarah-terpopuler-di-indonesia

Indonesia adalah negeri kaya sejarah. Bahkan sejarah itu sudah dimulai sejak zaman prasejarah. Buktinya bisa dilihat dari jejak-jejak yang tertinggal atau biasa kita sebut Situs Sejarah.

Dalam Ajang Anugerah Pesona Indonesia 2017 yang diprakarsai oleh Kementrian Pariwisata Indonesia, situs sejarah juga masuk menjadi salah satu kategori yang dilombakan. 10 situs sejarah terpopuler masuk menjadi nominator. Kesepuluh nominator inipun memiliki keberagaman masa, ada yang berasal dari era prasejarah, kerajaan, hingga kemerdekaan.

Mau tahu dimana saja 10 Situs Sejarah Terpopuler itu? Sebelum kita ulik, jangan lupa juga untuk turut berpartisipasi di ajang tahunan bagi objek wisata Indonesia ini di situs ayojalanjalan.com/vote

1. Gambar Cadas Goa Karst – Kab. Kutai
Kawasan Karst Sangkulirang di Kutai membentang seluas 1,8 juta hektar dengan 550ribu hektarnya merupakan kawasan ekosistem ini. Sangat-sangat luas memang sehingga menjadi potensi yang sangat berharga bagi pariwisata Indonesia. Lokasinya dikelilingi oleh dinding alam terjal, gua bawah tanah, dan perbukitan hijau. Mencapai lokasi ini memerlukan waktu sekitar 8-9 jam dari Kota Samarinda melewati Sangatta dan Bengalon.

Via klikpenajam.com

Dari kawasan Karst yang luas itu, satu bagian yang menarik ialah Gambar Cadas berupa cap telapak tangan di dinding-dinding goa. Ini dipercaya sebagai jejak manusia purba yang telah ada sekitar 10.000 tahun Sebelum Masehi. Lokasi gambar cadas inilah yang menjadi nominator untuk Situs Sejarah Terpopuler dalam Anugerah Pesona Indonesia 2017.

Gambar cadas peninggalan purba ini ditemukan oleh peneliti Prancis. Selain gambar atau lukisan cadas, mereka juga menemukan sejumlah bekas tempat pembakaran, patung, peralatan, perhiasan, bahkan guci menyebar dibanyak tempat di gua karst. Diduga hampir semua goa pernah ditinggali oleh peradaban manusia prasejarah. Karenanya juga kawasan Kars Sangkulirang ini sudah masuk daftar sementara warisan dunia UNESCO dan kawasan warisan geologi.

2. Istana Maimun – Kota Medan
Ke Medan belum lengkap rasanya kalau tidak ke Istana Maimun. Lokasinya yang berada di pusat kota dan dekat dengan Masjid Raya Medan, membuat Istana Maimun sangat strategis untuk didatangi oleh siapa saja yang datang ke ibukota Sumatera Utara tersebut.

Dok. pribadi

Istana Maimun adalah situs sejarah peninggalan Kesultanan Deli. Pembangunannya berlangsung sejak tahun 1888 dan selesai tahun 1891. Istana ini terdiri atas dua lantai dan 3 bagian yaitu bangunan utama, bangunan sayap kiri, dan bangunan sayap kanan. Keunikan istana ini terdapat dari arsitekturnya yang merupakan perpaduan unsur-unsur budaya Melayu, dengan gaya Islam (timur tengah), Spanyol, India, dan Italia. Lambang atau ciri khas Melayu sangat tergambar dari warna utama Istana yaitu kuning. Warna Kuning juga merupakan warna kebesaran dari Kerajaan Deli Sumatera Utara.

Pengunjung yang mau masuk ke dalam Istana cukup membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000 saja. Di bagian dalam, kita akan disuguhkan kemegahan interior dari mulai langit-langit, jendela, lampu, singgasana raja, dan ornamen lainnya. Pengunjung bahkan juga bisa menyewa pakaian adat Melayu untuk berfoto dengan harga hanya Rp 10ribu.

Dibagian lain diluar bangunan utama Istana, ada sebuah bangunan kecil yang ternyata merupakan tempat disimpannya Meriam Puntung. Kisah Meriam Puntung sendiri cukup melegenda bagi warga Kota Medan. Hikayatnya, Merian Puntung adalah penjelmaan dari adik Putri Hijau dari Kerajaan Haru di tahun 1594. Cerita tentang kisah ini, bisa kamu temukan di banyak tulisan dan sumber.

3. Istana Siak Sri Indrapura – Kab. Siak
Selain di Medan, peninggalan kesultanan Islam juga ada di Riau tepatnya di Kabupaten Siak. Istana Siak Sri Indrapura memang sudah cukup terkenal. Kemegahan istana peninggalan Kesultanan Siak Sri Indrapura yang dibangun tahun 1889 sampai 1893 pada masa Sultan Syarif Hasyim tersebut memiliki bentuk arsitektur khas bercorak Melayu, Arab, dan Eropa.

Via telertraveller.blogspot.com

Masuk ke dalam istana, pengunjung dikenakan biaya masuk hanya sebesar Rp 3.000 untuk dewasa dan Rp 2.000 untuk anak. Istana yang berlantai dua ini terdiri atas beberapa ruang. Setiap ruang punya ornamen-ornamen khas seperti lampu yang memberi kesan mewah. Kebanyakan, benda-benda Istana Siak didatangkan langsung dari Eropa, itulah yang menjadi sentuhan Eropa di istana ini.

Sebelum masuk, pengunjung harus membuka alas kaki terlebih dahulu untuk menjaga kebersihan istana. Di bagian pertama, ruang tamu sultan akan menyambut dengan nuansa kerajaannya yang bisa terlihat dari meja panjang dan kursi-kursi bak sebuah ruang perjamuan. Tepat diujung meja, terdapat singgasana sultan yang kini ditempatkan dalam kotak kaca. Dibagian lain ada ruang bernama ruang gading dan kristal dimana disimpan replika mahkota sultan yang berlapis emas dan bertakhta berlian. Koleksi lain ialah hadiah pemberian dari Kaisar Tiongkok dan negara lain.

Sebuah tangga menuju lantai kedua berbentuk melingkar juga menjadi perhatian lebih lantaran tangga ini tampak sangat mewah dengan ukiran yang detil. Warnanya yang didominasi warna kuning juga membuatnya sangat mencolok. Tapi tangga ini tidak digunakan untuk umum alias sudah menjadi bagian bersejarah.

Di lantai dua, menjadi ruang tempat pameran foto-foto dan benda-benda peninggalan lainnya yang pernah dimiliki dan digunakan keluarga sultan. Disana juga tersimpan pedang, rompi anti peluru, dan sepatu permaisuri.

4. Komplek Situs Muarajambi – Kab. Muaro Jambi
Siapa tak kenal Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan maritim terbesar dimasanya ini memiliki daerah kekuasaan yang luas dari Jawa, Sumatera, hingga Semenanjung Malaya. Situs peninggalannya berupa candi juga ternyata ditemukan di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

Via otonomi.co.id

Komplek Candi Muaro Jambi memiliki luas 3.981 hektar yang membuatnya menjadi komplek percandian Hindu-Buddha terluas di Asia Tenggara. Candi Muaro Jambi sendiri diperkirakan berasal dari abad ke M dimana pertama kali ditemukan lagi pada tahun 1824 oleh seorang letnan Inggris, SC. Crooke.

Saat ini ada delapan situs dari 82 situs candi yang sudah diekskavasi yaitu Candi Astono, Candi Tinggi, Candi Tinggi Satu, Candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi Gedong Satu, Candi Gedong Dua, dan Candi Kedaton.

Bagi pengunjung yang datang, pihak pengelola mematok tarif sebesar Rp 5 ribu saja untuk orang dewasa dan Rp 3 ribu untuk anak-anak.

5. Museum Joeang 45 – Kota Jakarta Pusat
Sebuah bangunan peninggalan kolonial di Jakarta ini juga masuk menjadi nominator Situs Sejarah Terpopuler. Museum Joeng 45 yang menempati bangunan tua bernama Gedung Joeang 45 ini beralamatkam di Jalan Menteng Raya 31, Jakarta Pusat, hanya sekitar 100 m dari Patung Tani arah Jl. Cikini Raya.

via shrayaresidence.com

Bangunan Gedung Joeng 45 diperkirakan dibangun sekitar tahun 1920 sampai 1938 dimana awalnya digunakan sebagai bangunan Schomper Hotel. Pada masa pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai markas program pendidikan politik dan dikenal dengan nama Gedung Menteng 31. Pengalihan fungsinya sebagai Museum sendiri baru diresmikan pada tahun 1974 oleh Presiden Soeharto setelah sebelumnya dilakukan renovasi.

Museum Joeng 45 ini menyimpan koleksi benda-benda peninggalan para pejuang Indonesia. Beberapa diantaranya ialah Mobil dinas Presiden Soekarno dan Wapres M. Hatta, Mobil pada peristiwa pemboman Cikini, serta foto-foto, lukisan, dan diorama dokumentasi perjuangan tahun 1945 sampai 1950an.

Selain ruang pameran, Museum juga memiliki perpustakaan, ruang khusus anak-anak, foto studio, plaza outdoor untuk teater, bioskop untuk pemutaran film dokumenter perjuangan, dan toko souvenir.

6. Petilasan Kraton Pajang – Kota Solo

Via nusantaranews.co

Petilasan Kraton Pajang di Kota Solo adalah lokasi peninggalan Kerajaan Pajang yang diprakarsai keberadaannya oleh Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya. Kerajaan Pajang memang tidak berumur lama sejak berdirinya tahun 1568, tetapi kerajaan Islam ini cukup berperan dalam khazanah kerajaan di Jawa pada abd ke 16. Runtuhnya Kerajaan Pajang sendiri bersamaan dengan akhir Kekuasaan Sultan Hadiwijaya. Karena tidak memiliki penerus dan kehilangan pengaruh kekuasaan, jadilan kerajaan ini harus berakhir.

Secara fisik bangunan, Kraton Pajang sudah tidak ada lagi. Sisa yang ada hanya berupa puing-puing pondasinya saja. Karenanya, dibuatlah petilasan ini sebagai replika akan bukti sejarah kerajaan Pajang dahulu. Adapun beberapa peninggalan asli yang masih ada saat ini ialah rakit kayu yang pernah dinaiki Jaka Tingkir saat melawan buaya, arca-arca, dan sebuah bongkahan batu tempat persemediaan Jaka Tingkir.

Lokasi Petilasan Kratin Pajang sendiri berada di Jalan Joko Tingkir, Gang Benowo III, Desa Makamhaji, Kecamatan Kartosuro, Sukoharjo, Kota Solo.

7. Pulau Sumsum – Kab. Pulau Morotai
Sebuah pulau di Morotai, Maluku punya nilai sejarah yang tinggi sehingga masuk dalam Situs Sejarah di Indonesia. Pulau itu bernama Pulau Sumsum atau Zum-zum Mc. Arthur Island. Ya, pulau ini memang memiliki kedekatan dengan sosok Jenderal Mc Arthur yang merupakan pemimpin pasukan sekutu dalam peperangan di kawasan Asia Pasifik.

Via -wisata-indonesia.blogspot.co.id

Di pulau yang hanya berjarak sekitar 8 km dari Kota Daruba, ibukota Kabupaten Pulau Morotai inilah pasukan Amerika bersembunyi saat Perang Dunia II. Di sini juga, Jenderal Mc Arthur memberi perintah untuk mengebom Hiroshima dan Nagasaki. Beberapa bekas peninggalan yang bersentuhan dengan Mc Arthur dan pasukan perang ialah puing bekas rumah tinggal dari Mc Arthur, gua tempat persembunyian Mc Arthur yang juga menjadi pusat komando dan tempat pendaratan tank amfibi, serta ada juga bekas helipad yang berada di bibir pantai. Untuk mengenang sosok Mc Arthur dibuatlah juga sebuah monumen patung beliau.

Untuk menuju Pulau Sumsum ialah dengan menyewa kapal cepat hanya perorangnya hanya seharga sekitar Rp 10.000. Pulau ini memang tengah dikembangkan kembali sebagai destinasi wisata Morotai yang memang sudah dikenal sebagai tujuan wisata bahari. Pulau Sumsum sendiri juga indah dengan pantai berpasir putihnya.

8. Rumah Betang Tumbang Gagu – Kab. Kotawaringin Timur
Sebuah rumah tradisional tua di Kalimantan Tengah juga masuk dalam Situs Sejarah yang patut dijaga kelestariannya. Rumah bernama Betang di Tumbang Gagu ini adalah peninggalan asli suku Dayak Kalimantan. Dibangun tahun 1870 dan ditempati pertama pada tahun 1878, diawalnya rumah ini ditempati oleh enam kepala keluarga yang mendirikan rumah tersebut.

Tidak hanya sebagai rumah tinggal, Rumah Betang juga difungsikan sebagai tempat perlindungan dari binatang buas dan pertemuan musyawarah adat. Memang salah satu pendiri dan penghuni rumah ini adalah sosok penting tokoh masyarakat Dayak Tumbang Gagu.

Via jokar.com.a

Bangunan rumah sendiri dibangun di lahan seluas 1.880 meter persegi dengan bentuk persegi panjang. Ukuran panjang bangunan ialah 58,7 meter, lebar 26,4 meter, dan tinggi 15,68 meter. Bahan kayunya sendiri ialah dari Kayu Ulin atau juga biasa disebut Kayu Besi. Kayu jenis ini memang terkenal kuat dan merupakan tanaman endemik di hutan Kalimantan dan Sumatera.

Lokasi Rumah Betang Tumbang Gagu berada di hulu Kabupaten Katingan, Desa Tumbang Gagu, Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur. Menuju lokasi ini bisa melalui beberapa cara. Salah satunya ialah dari Palangkaraya menuju Kasongan melalui jalur darat sejauh sekitar 84 km. Dari sana dilanjutkan dengan naik kapal cepat ke Tumbang Samba yang berjarak 128 km. Karena memakan waktu lama, pilihan terbaik ialah dengan menginap dulu di Tumbang Samba ini. Esoknya baru melanjutkan lagi perjalanan dengan perahu atau kapal menuju Desa Penda Tanggaring. Dari sana perjalanan harus dilanjutkan dengan berjalan kaki 7 km melalui kebun karet dan buah.

9. Situs Gunung Padang – Kab. Cianjur
Situs Gunung Padang di Cianjur memang tengah naik daun setidaknya beberapa tahun silam. Situs ini memang menjadi hits lantaran dikabarkan memiliki besar melebihi Piramida Giza di Mesir. Meskipun sebenarnya Situs Gunung Padang bukanlah piramida, karena ini merupakan punden berundak yang berasar penelitian terdiri atas lima teras dengan undakannya masing-masing. Sampai saat ini pun, penggalian dan penelitian oleh para ahli terus dilakukan untuk membuktikan seperti apa sebenarnya gunung padang ini.

Via pelangi-1ndonesia.blogspot.com

Situs Gunung Padang merupakan situs prasejarah peninggalan masa Megalitikum. Diperkirakan fungsinya ialah sebagai tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim disana pada sekitar 2000 tahun SM. Hasil penelitian bahkan menyebutkan adanya pelibatan musik dari beberapa batu megalitikum yang ada.

Keunikan dari situs ini yang sekarang menjadi daya tarik ialah tersebarnya bebatuan megalitikum di atas bukit. Ya, lokasinya memang berada di atas bukit dan bisa didaki dengan menaiki anak tangga yang sudah disediakan. Pemandangan dari atas bukitnya sendiri memang memukau karena tak hanya dari sebaran bebatuan tetapi juga dari panorama lanskap pegunungan yang tersaji didepan mata.

Berlokasi di Dusun Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjut, Situs Gunung Padang bisa ditempuh dari Kota Cainjur menuju jalan Raya Cianjur-Sukabumi. Dari Jalan Raya ini, kalian bisa memilih dua rute yaitu Pal Dua dan Tegal Sereh. Jika dari Pal Dua, maka harus menuju Desa Warungkondang, Dari desa ini lalu belok kanan menuju Cipadang-Cibokor-Lempengan-Pal Dua-Ciwangin-Cimanggu dan sampai di Dusun Gunung Padang. Jika menggunakan pilihan rute Tegal Serehm kalian harus menuju Desa Sukaraja lalu belok kiri ke Cireungas-Cibanteng-Rawabesar-Sukamukti-Cipanggulan dan terakhir sampai di Dusun Gunung Padang.

10. Tapurarang – Kab. Fakfak
Jauh menuju daratan Papua tepatnya di Kabupaten Fakfak, ternyata ada juga situs purbakala yang serupa dengan Goa Karst Kutai yaitu berupa Gambar Cadas. Bedanya, situs purbakala di Fakfak ini berada di tebing tepi laut.

Via ksmtour.com

Objek lukisan yang ada dibadan tebing ini beragam. Ada gambar tangan, wajah manusia, mata, cicak, lumba-lumba, tumbuhan, hingga bumerang. Teknik yang digunakan nampak seperti semburan dimana semburan itu menjadi tepian dari masing-masing objek. Warnanya merah dan kuning yang dipastikan berasal dari pewarna alami. Bahkan warna merah pada gambar itu diyakini warga berasal dari darah manusia sehingga sering juga disebut lukisan cap tangan darah.

Untuk menuju lokasi situs yang berada di Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat ini, kita harus menempuhnya dengan jalan darat dan air. Perjalanan darat dimulai dari Kota Fakfak menuju Dermaga Ubadari selama sekitar 2 jam. Lalu dilanjutkan dengan naik perahu yang juga memakan waktu sekitar 2 jam untuk bisa tiba langsung di tebing situs.

SUMBER : T07:14:07+07:00

Itu no.1 sama no.10 warnya merahnya pakai apa yah gan? Apa bener tuh pakai darah? :26
Gunung padang tuh kalo misalnya kebukti peradaban tertua ada di Indo apa gimana ya lupa gw :36 Otw :46 Aktivis Reg. Banyuwangi Posts: 45,493 Istana siak bree ane baru tau, bikin ngiler

No 1.&10 fix keisengan dari bawah ane, :50 kota tua gaada yak ?
gedung merdeka bandung ? :59

Original Posted By dentaku►Itu no.1 sama no.10 warnya merahnya pakai apa yah gan? Apa bener tuh pakai darah?

pake darah binatang hasil buruan bray :06 Original Posted By hiimanonymous►

pake darah binatang hasil buruan bray

Hebat gan, bisa tahu. Jangan-jangan ente salah satu dari mereka yah? :12 yang paling menarik sih itu situs gunung Padang : Kuburan Mantan Adalah Situs Sejarah :51

wah

keren2x neh tempatnya

save dulu :nyantai

siapa tau bisa nyasar kesana :20 trit bermanfaat

pekiwan dulu : :44 BOROBUDUR kaga’ masuk bre..?

Bukannya itu situs sejarah yah?

Kang Ts berasal dari dunia mana sih, inikan salah satu keajaiban dunia. :58 populer tapi banyak yang ane gatau :00 Candi borobudur juga salh satu tempat sejarah indonesia gan :43 harus dijaga nih tempat2 begini :53 pulau Sum Sum :55 main ke sini juga lah.. :02 borobudur :16