Blog

Definisi AlQuran Menurut Para Ahli Dan Sejarah Turunnya Kitab

Jakarta – Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab melalui perantara Jibril. Para ahli memiliki sejumlah pandangan mengenai definisi Al-Qur’an.

Syaikh Manna Al-Qaththan mengatakan dalam buku Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an (edisi terjemahan), kata Al-Qur’an berasal dari akar kata yang sama dengan qira’ah yaitu qara’a, qira’atan wa qur’anan. Secara khusus Al-Qur’an menjadi nama bagi sebuah kitab yang diturunkan kepada Rasulullah SAW.

Ia menjelaskan lebih lanjut, para ulama berpendapat bahwa penamaan kitab ini dengan nama Al-Qu’ran karena kitab ini mencakup esensi dari kitab-kitab-Nya, bahkan mencakup esensi dari semua ilmu.

Pendapat tersebut bersandar pada salah satu firman-Nya yang berbunyi:

وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ شَهِيْدًا عَلَيْهِمْ مِّنْ اَنْفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيْدًا عَلٰى هٰٓؤُلَاۤءِۗ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ ࣖ ٨٩

Artinya: “(Ingatlah) hari (ketika) Kami menghadirkan seorang saksi (rasul) kepada setiap umat dari (kalangan) mereka sendiri dan Kami mendatangkan engkau (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu sebagai petunjuk, rahmat, dan kabar gembira bagi orang-orang muslim.”

Merujuk pada buku Al-Qur’an Hadits karya H. Aminudin dan Harjan Syuhada, pengertian Al-Quran menurut istilah adalah kalamullah (firman Allah SWT) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril yang tertulis dalam mushaf-mushaf yang sampai kepada kita dengan jalan mutawatir dan membacanya menjadi ibadah.

Syekh Muhammad Khudari Beik mengatakan dalam Tarikh At-Tasyri Al-Islami, definisi Al-Quran adalah lafaz berbahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dipahami isinya dan selalu diingat, disampaikan dengan cara mutawatir, tertulis dalam mushaf yang dimulai dengan surah Al Fatihah dan diakhiri surah An Nas.

Definisi Al-Qur’an juga dijelaskan oleh Syekh Muhammad Abduh. Ia mengatakan, Al-Qur’an adalah bacaan yang tertulis dalam mushaf-mushaf yang dipelihara dalam hafalan-hafalan kaum muslimin yang berminat untuk memeliharanya.

Dari penjelasan tersebut, H. Aminudin dan Harjan Syuhada menyimpulkan ada enam makna yang terkandung dalam definisi Al-Qur’an, sebagai berikut:

1. Al-Qur’an adalah kalamullah.
2. Al-Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk bukti kenabian dan kerasulannya.
3. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW bukan karangan beliau.
4. Al-Qur’an merupakan bacaan mulia dan membacanya menjadi ibadah.
5. Al-Qur’an senantiasa dipelihara dari kesalahan dan pemalsuan.
6. Tidak ada seorang pun yang mampu membuat hal yang serupa dengan Al-Qur’an walau hanya satu surah.

Sejarah Turunnya Al-Quran
Para ulama sepakat bahwa Allah SWT menurunkan Al-Qur’an pada malam qadar. Namun, mereka berbeda pendapat mengenai proses turunnya kitab suci tersebut.

Pendapat paling masyhur yang juga didukung oleh banyak ulama dan diperkuat dengan hadits shahih menyebutkan, Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur (bertahap), berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya yang diturunkan secara sekaligus.

Mengenai durasi turunnya Al-Qur’an, Prof Djidin mengatakan dalam buku Kronologi Al-Qur’an bahwa ada perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam menghitung total waktu secara keseluruhan. Ada yang mengatakannya selama 23 tahun dan ada juga yang menyebutnya 25 tahun.

Perbedaan perhitungan ini terjadi karena adanya perbedaan pendapat tentang lamanya Nabi Muhammad SAW bermukim di Mekkah sesudah kenabian.

Menurut hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dalam dua keadaan. Pertama, terdengar seperti suara lonceng yang berbunyi keras dan dikatakan bahwa ini cara paling berat bagi rasulullah.

Sebagaimana difirmankan dalam surah al-Muzammil ayat 5

إِنَّا سَنُلْقِى عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا

Artinya:” Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat.”

Keadaan kedua, dikatakan bahwa malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW dalam keadaan seperti manusia biasa, menyerupai seorang laki-laki. Jibril mendatangi dengan berkata iqra` bismi rabbikallażī khalaq khalaqal-insāna min ‘alaq iqra` wa rabbukal-akram allażī ‘allama bil-qalam ‘allamal-insāna mā lam ya’lam (QS Al-Alaq: 1-5).

Jumlah Surah dalam Al-Qur’an
Menurut catatan sejarah Islam, inisiatif penyusunan Al-Qur’an muncul pada masa kepemimpinan sahabat nabi, tepatnya saat Khalifah Abu Bakar As Siddiq memimpin. Kemudian, Khalifah Utsman bin Affan menyusun mushaf Al-Qur’an standar seperti yang ada saat ini.

Al-Qur’an terdiri dari 114 surah yang terbagi ke dalam 30 juz. Jumlah ayatnya lebih dari 6.200 ayat. Ada perbedaan pendapat mengenai jumlah spesifik ayat Al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena ada tujuh mazhab atau haluan yang digunakan dalam penghitungannya.

Menurut Pentashih Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama (Kemenag) RI, Fahrur Rozi sebagaimana dikutip dari situs Kemenag, Al-Qur’an cetakan Indonesia menggunakan hitungan Al-Kufi dengan jumlah ayat 6.236 ayat.

Selain definisi Al-Qur’an yang beragam, kitab suci ini juga memiliki sejumlah nama dan sifat. Di antaranya nama lainnya adalah Al-Kitab, Al-Furqan, Adz-Dzikr, dan At-Tanzil, sedangkan sifatnya yakni nur (cahaya), mau’izhah (nasihat), mubin (yang menjelaskan), al-mubarak (yang diberkati), aziz (yang mulia), dan basyir (pembawa kabar gembira).

Simak Video “Innalillahi, Ustazah di Tebet Meninggal Saat Baca Al-Quran”
[Gambas:Video 20detik]
(kri/lus)